Ma’nene, Saat Orang Toraja ‘Membangunkan Mayat’
2018.09.14
Tanah Toraja & Jakarta
Terik matahari dan jarak tempuh menuju Desa Lembang Lempo Poton, Kecamatan Rindinggalo, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, yang cukup jauh, tak membuat warga surut dari berbondong-bondong menuju Patane (kuburan keluarga yang menyerupai rumah dan batu).
Semuanya ingin segera mengikuti Ma’nene, ritual adat “membangunkan mayat” di Tanah Toraja, yang berlangsung pada 3 September lalu.
“Membangunkan mayat” adalah membersihkan mayat para leluhur To Tator (orang Tanah Toraja) yang sudah meninggal dunia puluhan hingga ratusan tahun silam.
Mayat-mayat yang telah menjadi mummy itu didandani pakaian baru. Layaknya manusia yang masih hidup, perhiasan seperti jam tangan, kalung hingga cincin dipasangkan pada kerangka tulang mayat oleh sanak keluarganya.
Keunikan ritual ini pun menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara dan domestik.
Di Tanah Toraja, tinggal beberapa desa yang masih menggelar ritual tiga tahunan sekali ini.
Biasanya ritual digelar serenak satu keluarga atau bahkan satu desa, sehingga acaranya pun berlangsung cukup panjang. Biasanya satu hingga dua minggu.
Ritual ini biasa dilakukan usai masa panen, dimulai minggu terakhir Agustus hingga awal September.
Bagi warga Tanah Toraja, Ma’nene bukan sekadar membersihkan jasad dan memakaikan baju baru, tapi punya makna lebih, yakni mencerminkan betapa pentingnya hubungan keluarga.