Jamu Gendong, Diburu Saat Virus Corona Mewabah
2020.03.13
Jakarta
Merebaknya virus corona membuat penjual jamu gendong yang langka, ditunggu kembali oleh masyarakat yang percaya bahwa meminum ramuan herbal akan meningkatkan daya tahan tubuh mereka dari virus mematikan itu.
Tidak hanya masyarakat awam, dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengaku setiap hari meminum jamu empon-empon yang terdiri dari temulawak, jahe, serai, dan kunyit. “Sekarang karena ada (virus) corona, saya minumnya pagi, siang, malam,” kata Jokowi dikutip dalam laman tersebut.
Belum ada bukti ilmiah tentang bagaimana jamu bisa mencegah virus pandemik yang hingga kini belum ditemukan vaksin untuk pencegahannya. Namun yang pasti penjual jamu bisa menjual 200 gelas dengan mendapat penghasilan Rp1 juta per hari, tergantung lokasi dimana mereka berjualan.
Seorang penjual jamu gendong, Ibu Handayani, 51 tahun, asal Karanganyar berjualan di Jakarta sejak 25 tahun lalu. Ilmu meracik jamu didapatnya dari keluarga yang turun-temurun berjualan jamu.
Mahalnya bahan dasar di pasar Jakarta disiasati Ibu Handayani dengan menanam di kampung halaman. Setiap dua minggu sekali suaminya, Suhardi 54 tahun, datang ke Jakarta membawa bahan dasar jamu dalam karung. Itu sebabnya harga jual segelas jamu gendong bisa lebih murah, rata-rata Rp 5000 per gelas.
Penjual jamu gendong selalu mempersiapkan bahan dasar pada malam sebelum berjualan. Beberapa saat sebelum berjualan baru memasak/menggodok jamu agar suhu hangat-hangat kuku ketika sampai di pembeli.
Setiap hari seorang penjual jamu gendong berkeliling dari kampung ke kampung dengan menggendong bakul jamu seberat 17 kilogram sejauh kurang lebih 10 kilometer.
Ibu Yani, 36 tahun, seorang pelanggan minuman tradisional itu, mengaku minum jamu gendong sejak usia 5 tahun. "Rasanya badan enak dan saya jarang sakit," katanya.