Hajad Dalem Selikuran, Mencari Berkah Ramadhan

Tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun ini selalu ditunggu karena warga percaya ada berkah tersendiri jika mengikuti ritual ini.
Kusumasari Ayuningtyas
2017.06.16
Solo
Malem-Selikuran-1.JPG

Dalam kelompok drum band, prajurit keraton melakukan perjalanan malam selikuran dari Keraton Solo menuju Pendhopo Sriwedari. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)

Malem-Selikuran-2.JPG

Sejumlah abdi dalem keraton melintasi Jalan Slamet Riyadi Solo sembari membawa tumpeng dan lampu ting. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)

Malem-Selikuran-4.JPG

Bakul yang berisi seribu tumpeng ditata sebelum didoakan bersama. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)

Malem-Selikuran-6.JPG

Sebanyak 1.000 tumpeng ditata dan didoakan bersama di Pendhopo Sriwedari, yang kemudian akan diperebutkan para abdi dalem dan warga. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)

Malem-Selikuran-7.JPG

Lampu Ting Hik dalam parade menjadi simbol cahaya dari malam seribu bulan. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)

Malem-Selikuran-9.JPG

Tini Rushati, seorang abdi dalem mendapatkan dua tumpeng, yang akan dimakannya karena diyakini akan mendapat berkah. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)

Malem-Selikuran-10.JPG

Tumpeng berisi nasi gurih, telur puyuh, mentimun, dan kacang kedelai dengan porsi tiga suapan. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)

Malam ke-21 Ramadhan yang tahun ini jatuh pada Kamis, 15 Juni 2016, diyakini sebagai dimulainya kemungkinan Lailatul Qadar (malam lebih baik dari 1.000 bulan) diperingati secara istimewa oleh Keraton Kasunanan Surakarta, pecahan dari Kerajaan Mataram.

Islam di Kerajaan Mataram yang awalnya menganut ajaran Hindu dibawa Sultan Agung Hanyokrokusumo yang memerintah Mataram pada 1613-1645.

Banyak tradisi keraton yang merupakan campuran tradisi Hindu dan Islam seperti dalam peringatan malam Ramadhan yang tak hanya dilakukan dengan i’tikaf di masjid, tapi juga Hajad Dalem Selikuran yang di antaranya diisi dengan kirab Ting.

Ting adalah lampu minyak tanah dalam wadah kaca yang menjadi penerangan Keraton sebelum ada listrik.

Kehadiran Ting yang dibawa puluhan abdi dalem dalam peringatan malam 21 Ramadhan di Keraton Solo lebih dikenal dengan malam selikuran (selikur artinya 21 dalam bahasa Jawa) atau simbol cahaya malam seribu bulan. Ting yang dikirab punya makna seruan kebaikan.

Selain Ting, ada tumpengan yang terdiri dari nasi gurih, kedelai, telur puyuh dan mentimun dengan porsi tiga suapan yang dibungkus plastik. Seribu nasi tumpeng itu melambangkan seribu bulan. Nasi tumpeng didoakan sebelum diperebutkan.

Tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun ini selalu ditunggu masyarakat. Mereka percaya ada berkah tersendiri jika mengikuti ritual malam selikuran.

Tini Rushati, seorang abdi dalem yang ikut dalam perebutan tumpeng mengaku senang sebab berhasil mendapatkan dua bungkus nasi tumpeng. Nasi itu harus dimakan habis sebagai lambang keberkahan Ramadhan.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.