Uniknya Gerabah Bayat
2016.06.28
Klaten
Pembuatan gerabah dengan menggunakan putaran miring diyakini hanya terdapat di Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Seorang perajin yang juga Sekretaris Desa Melikan, Sukanta, menuturkan sebanyak 210 dari 235 Kepala Keluarga di Dukuh Pagerjurang melakoni industri pembuatan gerabah.
Pelaku utamanya adalah wanita. Sementara lelaki hanya membantu pada distribusi dan beberapa proses seperti pembakaran. “Seratus persen perajin wanita,” Sukanta meyakinkan saat ditemui BeritaBenar, beberapa hari lalu.
Para lelaki tentu pernah mencoba membuat gerabah dengan teknik putaran miring, tapi tak berhasil. Menurut Wahiti, seorang ibu rumah tangga yang juga perajin sejak 25 tahun lalu, gerabah putaran miring tak bisa dilakukan dengan tekanan keras.
“Harus lebih mengandalkan perasaan,” ujarnya.
Teknik putaran miring punya kelebihan dalam hal waktu pembuatan jika dibanding dengan putaran datar yang lazim digunakan di seluruh dunia.
Wahiti yang juga seringkali menggunakan putaran datar mencontohkan pembuatan piring yang merupakan keahliannya. Saat berputar datar, dia membutuhkan waktu setidaknya 1,5 menit untuk menyelesaikan sebuah piring. Sementara dengan teknik putaran miring hanya butuh 30 detik saja.
“Dalam sehari saya bisa menyelesaikan 250 piring dengan putaran miring. Itupun masih banyak waktu tersisa untuk saya memasak dan berkegiatan lain,” tuturnya.
Selain teknik putaran miring, gerabah Bayat memiliki keunikan dalam hal warna yang coklat matang cenderung kehitaman.
“Jika Anda menemukan gerabah warna coklat matang kehitaman yang bukan hasil pewarnaan, itu pasti dari sini,” ujar Sukanta yang mengaku pernah berkeliling ke beberapa daerah di Indonesia untuk mempelajari pembuatan gerabah.
Gerabah Bayat hanya diproduksi di Dukuh Pagerjurang. Gerabah ini dikenal dengan nama Bayat meski bukan diproduksi di Kecamatan Bayat karena dulu asal mulanya dibuat di Dukuh Bayat, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, yang berseberangan jalan dengan Pagerjurang. Dukuh Bayat memang menjadi pembatas antara Kecamatan Wedi dan Kecamatan Bayat.
Gerabah Bayat dipasarkan di seluruh Indonesia dan mancanegara seperti Australia, Belanda, Argentina, Perancis dan Belgia. Untuk pemasaran di wilayah Indonesia, para perajin melakukan sendiri. Sedangkan ekspor ditempuh dengan menyetorkan gerabah pada pengusaha besar yang memang seorang eksportir kerajinan.