Potret Kehidupan Anak-Anak Asmat
2018.07.26
Agats & Jakarta
Kampung Tomor di Kabupaten Asmat, Papua, terletak di wilayah berawa-rawa yang dikelilingi sungai, di tengah hutan tropis yang masih asri.
Penduduknya yang berjumlah sekitar 500 jiwa menggantungkan hidup dari alam. Kampung ini berjarak sekitar 100 kilometer dari Agats, ibukota Asmat, dan ditempuh dengan speed boat.
Letaknya yang sulit dijangkau dan penduduknya yang masih nomaden, membuat mereka sulit mendapatkan akses kesehatan di propinsi yang memiliki angka kemiskinan relatif tinggi itu.
Pada bulan Januari lalu, Kementerian Kesehatan mencatat 646 anak terkena campak dan 144 gizi buruk. Sebanyak 72 anak meninggal. Kejadian tersebut menyebabkan Asmat dinyatakan dalam kondisi luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk.
Tenaga kesehatan, personil TNI, dan Polri dikerahkan untuk mengatasi keadaan tersebut. Awal Februari pemerintah menyatakan keadaan KLB telah terkendali.
Namun sejumlah masyarakat disana mengakui belum menerima pelayanan kesehatan, seperti apa yang dinyatakan penduduk lokal, Donatus.
“Kami hanya bisa pasrah. Harapan besar diperhatikan pemerintah,” tutur Donatus yang sehari-hari bekerja sebagai pemburu di hutan, kepada BeritaBenar. Laki-laki, 42 tahun itu kehilangan tiga anaknya akibat campak.