Nyolat Bodohon, Mengantar Arwah ke Kayangan

Di tengah gempuran modernisasi, tradisi Kaharingan di Kalimantan tetap menggeliat.
Severianus Endi
2018.02.09
Pontianak
NyolatBodohon-1.JPG

Keluarga almarhum yang diritualkan membawa botoran bolangok atau tempayan yang melambangkan harta benda almarhum. (Severianus Endi/BeritaBenar)

NyolatBodohon-2.JPG

Dalam tiwah versi singkat, tulang-belulang diganti dengan foto almarhum yang ditata bersama perlengkapan adat lain. (Severianus Endi/BeritaBenar)

NyolatBodohon-3.JPG

Di antara perlengkapan adat yang dipersembahkan kepada arwah adalah sipak semakuk liotuk, berupa pinang, sirih, kapur, dan rokok yang dilinting. (Severianus Endi/BeritaBenar)

NyolatBodohon-4.JPG

Beras kuning atau bojah kono henak sebagai perlengkapan adat untuk mengundang kehadiran roh-roh baik. (Severianus Endi/BeritaBenar)

NyolatBodohon-5.JPG

Seorang bocah melilitkan kain sebagai perlengkapan busana untuk nganjan atau menari mengelilingi pandung, bagian dari rangkaian nyolat bodohon atau mengantarkan arwah ke kayangan. (Severianus Endi/BeritaBenar)

NyolatBodohon-6.JPG

Orang-orang duduk menghadap matahari terbit untuk mengundang roh atau dehiyang baik agar memberikan kesehatan, kesejahteraan, dan menghindarkan segala marabahaya. (Severianus Endi/BeritaBenar)

NyolatBodohon-7.JPG

Meski telah menganut agama Islam, seorang kerabat almarhum tetap menghadiri ritual sebagai bentuk penghargaan terhadap warisan tradisi Dayak Uud Danum. (Severianus Endi/BeritaBenar)

NyolatBodohon-8.JPG

Nasi ketan yang dimasak di dalam bambu menjadi sajian yang wajib dalam upacara adat, dibagi-bagikan kepada orang-orang yang hadir. (Severianus Endi/BeritaBenar)

NyolatBodohon-9.JPG

Pisur atau imam Kaharingan, Magdalena Atena (52 tahun) melakukan ritual mohpas atau mengibaskan ayam jantan untuk mengusir roh jahat. (Severianus Endi/BeritaBenar)

Puluhan orang berbusana khas Dayak Uud Danum menari nganjan mengeliling pandung, kandang kayu yang di dalamnya telah dikurung seekor babi.

Musik tabuh dari gong dan gendang mengiringi gerakan mereka dengan ritme perlahan. Kemudian mereka berhenti dan duduk menghadap matahari terbit.

Seorang imam Kaharingan – agama asli suku Dayak – mengibaskan seekor ayam jantan untuk mengundang roh (dehiyang) baik agar mendatangkan kesehatan, kesejahteraan, dan keselamatan. Nganjan dilanjutkan, kemudian orang-orang duduk menghadap mata hari terbenam.

Sang imam yang disebut pisur melakukan ritual mohpas atau mengibaskan ayam, mengusir dehiyang jahat yang mendatangkan penyakit dan marabahaya.

Pada puncak acara, beberapa orang memegang sebilah tombak, ditusukkan ke babi yang berada dalam pandung, perlambangan kurban kepada arwah yang sedang diritualkan.

Ini bukan pemandangan sehari-hari di Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat, Minggu, 4 Februari 2018. Nyolat bodohon sebagai bagian tradisi Kaharingan, umumnya digelar di komunitas Uud Danum di pedalaman Kabupaten Sintang.

“Ritual ini bermakna mengantarkan roh orang yang sudah meninggal menuju kayangan atau rating konutai tingang dalam bahasa Uud Danum,” kata Rabab (50), pisur yang memimpin ritual itu, kepada BeritaBenar.

Ritual diperuntukkan bagi tokoh Dayak Uud Danum, Rafael Syamsudin, yang meninggal dunia pada Desember 2017.

Dalam versi lengkap atau disebut tiwah, ritual digelar bersama tulang-belulang kerabat yang telah meninggal dan dilaksanakan selama tiga hingga tujuh hari.

Nyolat bodohon merupakan tiwah versi singkat. Hanya satu hari dengan pertimbangan lokasinya di perkotaan, dan orang yang diritualkan telah memeluk agama samawi. Tidak ada tulang belulang kerabat yang diritualkan, diganti dengan foto almarhum.

“Meskipun komunitas Dayak Uud Danum memeluk agama Katolik, Protestan, Islam, mereka tetap menghargai tradisi warisan leluhur sehingga ritual ini tetap dijalankan,” kata Aju, penulis buku Punahnya Agama Kaharingan di Kalimantan Barat.

“Tradisi asli perlu dilestarikan di tengah gempuran modernisasi agar generasi muda mengenal warisan leluhurnya,” pesan Ketua Umum Dewan Adat Dayak Kalimantan Barat, Jakius Sinyor.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.