Lokananta, Kepingan Sejarah Musik Indonesia
2017.03.09
Solo
Studio Lokananta yang diresmikan 29 Oktober 1956 masih berdiri tegak di salah satu sudut kota Solo, Jawa Tengah. Studio rekaman pertama milik negara yang pernah berjaya pada masanya dan kemudian terabaikan, kini mencoba bangkit kembali.
Tersimpan sekitar 40 ribuan rekaman, termasuk 5.000 di antaranya master. Arsip yang tersimpan cukup lengkap karena berbagai master rekaman sengaja dikirim ke Lokananta untuk digandakan.
Pada 1960-an hingga 1980-an, Lokananta mencapai masa gemilang. Tapi, kejayaannya mulai tergerus dengan semakin banyaknya studio rekaman swasta.
Lokananta pernah merekam penyanyi-penyanyi legendaris seperti Gesang, Titik Puspa, Waldjinah, Idris Sardi, Nana Kirana, Soendari Soekotjo, dan berbagai orkes milik Radio Republik Indonesia.
Sebanyak 5000-an arsip lagu daerah dari seluruh Indonesia juga tersimpan rapi di sana.
Dari sebelumnya mempekerjakan ratusan pegawai, kini hanya tersisa 90-an orang, 18 di antaranya tak digaji negara. Dana dari Kementerian BUMN hanya untuk biaya operasional gedung seperti pembayaran air dan listrik.
Sedangkan untuk operasional lain, Lokananta harus mengusahakan sendiri. Hal itu juga yang membuat studio itu sempat ‘terkenal’ sebagai lapangan futsal karena menyewakan sebidang lahan dekat kantin sebagai tempat berolahraga warga.
Sejak tahun 2015, peminat rekaman di Lokananta mulai banyak, terutama band-band Indie. Selain itu, penggandaan kaset juga cukup menggembirakan.
Lokananta juga semakin membuka diri untuk umum, berupa ruangan pameran dan toko yang menjual berbagai cinderamata serta kepingan CD rekaman dari arsip lagu yang dimilikinya.