Kemeriahan Merayakan Kedatangan Tahun Monyet

Staf BeritaBenar
2016.02.08
1-lion-dance.jpg

Tarian Barongsai di Pusat Perbelanjaan Siam Paragon, Bangkok, 7 Februari 2016. [BeritaBenar]

2-indonesia-lion-dance.jpg

Seorang anak memasukkan angpao ke mulut barongsai yang sudah mulai menggelar aksinya di halaman Wihara Amurva Bhumi di Karet, Minggu malam, 7 Februari 2016. (BeritaBenar)

3-drummer.jpg

Seorang memperlihatkan permainan drum menyambut Tahun Baru Cina di sebuah pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur, 7 Februari 2016. [BeritaBenar]

4-vendor.jpg

Seorang pedagang menawarkan barang dagangannya menyambut Tahun Baru Cina di jalanan di Bangkok, 7 Februari 2016. [BeritaBenar]

5-tourists.jpg

Pengunjung sebuah pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur berfoto di depan dekorasi Tahun Baru Cina, 7 Februari 2016. [BeritaBenar]

6-prayer.jpg

Seorang biksu memimpin doa di sebuah kuil di Bangkok, 7 Februari 2016. [BeritaBenar]

7-candle.jpg

Lilin-lilin besar dinyalakan di pelataran Wihara Amurva Bhumi di Karet, Jakarta Selatan, 7 Februari 2016. Menurut kepercayaan, semakin besar ukuran lilin, kian besar pula keberuntungan pada tahun baru. [BeritaBenar]

8-meal.jpg

Yee sang, hidangan khusus warga Cina di Malaysia menyambut Tahun Baru Cina [BeritaBenar]

9-family.jpg

Keluarga keturunan Cina di Kuala Lumpur menikmati yee sang makanan khas Tahun Baru Cina yang merupakan simbul kemakmuran di tahun baru. [BeritaBenar]

10-crowd.jpg

Orang-orang berkerumun di depan pintu masuk Wihara Dharma Sakti Glodok, Jakarta Pusat menunggu pembagian angpao, 8 Februari 2016. [BeritaBenar]

Masyarakat Cina kuno telah merayakan "Tibanya Musim Semi" selama lebih dari ribuan tahun sebelum dikenal sebagai Tahun Baru Cina atau Imlek.

Peringatan Tahun Baru Cina biasanya berlangsung selama tiga hari, hari pertama untuk berbelanja, hari kedua untuk pemujaan pada Tuhan dan para leluhur, dan hari ketiga adalah Tahun Baru.

Di Indonesia, Malaysia dan juga Thailand, baik masyarakat Cina ataupun bukan, ikut dalam kemeriahan datangnya Tahun Baru Imlek 2567, Tahun Monyet, yang jatuh pada tanggal 8 Februari 2016.

Di Indonesia warga keturunan Cina atau dikenal  juga dengan orang Tionghoa, berduyun-duyun ke Kelenteng Jin De Yuan atau Wihara Dharma Sakti yang terletak di Glodok, Jakarta Pusat.

Sebagai kelenteng tertua di Jakarta, Wihara Dharma Sakti memang punya daya tarik tersendiri, baik bagi umat yang beribadah maupun para wisatawan. Padahal kelenteng yang dibangun pertengahan abad ke-17 itu belum betul-betul kembali "cantik" setelah dilanda kebakaran bulan Maret tahun lalu.

Di dalam kelenteng umat memegang dupa dan menyalakan lilin, bersembahyang dengan khusyuk. Sementara di luar pengunjung membludak, termasuk mereka yang datang khusus untuk mendapat pembagian angpao.

Tak berbeda dengan suasana di Wihara Amurva Bhumi di Karet, Jakarta Selatan. Sejak  malam menjelang pergantian tahun, beragam acara telah digelar di tempat ibadah yang juga dikenal sebagai Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin itu. Salah satunya tentu saja Barongsai. Tarian Barongsai yang sempat dilarang pada jaman orde baru itu, mulai dipertontonkan kembali pada jaman pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur), dan sejak itu tiada Imlek tanpa penampilan Barongsai.

Tidak hanya di Indonesia, di negara tetangga Malaysia kemeriahan tahun baru juga terasa. Warga keturunan Cina di Negara Jiran ini menghidangkan Yee Sang, salad dengan suiran ikan mentah, yang khusus dibuat sebagai simbol kemakmuran di tahun baru.

Di Thailand, lebih dari 9 juta warga keturunan Cina, di mana leluhur mereka  mulai bermigrasi ke Kerajaan Siam hampir tiga abad yang lalu, tetap merayakan kebudayaan ini.  Daerah pecinan Yaowaraj menjadi pusat warga Bangkok merayakan tahun baru Cina. Jalanan di wilayah tersebut ditutup dan diubah menjadi pusat keramaian memperingati Imlek, tentu saja tidak ketinggalan berbagai cita rasa makanan yang dijual di tempat itu. Anggota keluarga kerajaan Thailand, Putri Sirindhorn selalu hadir ke Yaowaraj setiap perayaan Tahun Baru Cina, demikian pula tahun ini, yang bertepatan dengan perayaan 40 tahun hubungan Thailand-Cina.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.