Jamasan Pusaka Candi Songgoriti
2018.09.26
Surabaya
Puluhan orang berpakaian serba hitam duduk bersila di area Candi Songgoriti, yang terletak di Desa Songgoriti, Kecamatan Songgokerto, Kota Batu, Jawa Timur, Selasa, 25 September 2018.
Beberapa di antaranya serius mencuci keris dengan warangan (batu khusus), membersihkannya memakai jeruk nipis dan membilasnya dengan air bunga.
Satu dua orang bersila di depan candi. Mereka berdoa, melafalkan permohonan pribadi setelah sebelumnya menyalakan dupa dan menaruh sesaji.
Pendiri komunitas Sanggar Braja Kota Batu, Agus Susanto, mengatakan mereka melakukan jamasan pusaka. Jamasan berarti ucapan syukur atas apa yang dimiliki manusia.
“Sebagai orang Jawa, kita tidak bisa lepas dari uri-uri (melestarikan) budaya termasuk keris yang tidak bisa lepas dari mitologi orang Jawa,” ujarnya.
Total ada 99 pusaka yang dijamas terdiri dari, tombak, keris, dan senjata tradisional lain.
Jumlah pusaka yang dijamas sengaja dibatasi, karena hanya sebagai simbolis untuk penjamasan agung yang rencananya baru dilakukan tahun depan.
Pusaka yang dijamas pun tidak semuanya beryoni atau bertuah, karena pusaka yang seperti itu biasanya akan dijamas secara khusus untuk kemudian ditempatkan tersendiri.
“Jamasan ini memang hanya simbolis. Dalam artian dari keris yang tingkatannya dua, tiga, dan seterusnya,” terang pria berusia 42 tahun itu.
Ada beberapa tahapan harus dilalui dalam jamasan pusaka ini. Pertama adalah menggelar kenduri (tumpeng), sebagai pembuka atau izin kepada penguasa gaib di candi itu.
Setelah prosesi penjamasan, langkah selanjutnya adalah ritual sidikoro, atau memberi minyak pada pusaka, sebagai tanda penghormatan. Barang pusaka itu pun menjadi harum dan terhindar dari korosi atau karat.