Tahun Kedua Lebaran di Tengah COVID-19
2021.05.13
Untuk kedua kalinya, umat Islam di Indonesia, merayakan Idulfitri di tengah pandemi COVID-19.
Hari yang biasanya diwarnai dengan salat Id berjamaah dan kumpul keluarga serta saling bersilahturahmi itu tampak berbeda dengan diberlakukannya pembatasan untuk menanggulangi kasus COVID-19, yang masih tertinggi di Asia Tenggara.
Seperti sebelumnya, tahun ini larangan mudik juga diberlakukan. Pada wilayah dengan kasus COVID-19 yang masih tinggi, salat berjamaah dan kegiatan halal bihalal juga tidak diijinkan dalam upaya menekan virus corona yang sejak pandemi setidaknya telah menulari lebih dari 1,7 juta warga dan mengakibatkan lebih dari 47.700 kematian, demikian menurut laporan pemerintah.
"Idulfitri tahun ini kita masih harus berhadapan dengan pandemi Covid-19. Kita juga masih harus bersabar dan menahan diri karena tidak bisa bersilaturahmi secara langsung secara tatap muka dengan keluarga dan handai tolan," ujar Jokowi melalui YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (13/5) sehari sebelum Idulfitri.
"Kita harus mengutamakan kesehatan dan keselamatan kita semua. Ya, kita semua, agar sesegera mungkin kita dapat terbebas dari pandemi," tegasnya,
Namun demikian di sejumlah wilayah dengan penularan kasus relatif rendah, Idulfitri diwarnai dengan suasana normal yang baru. Salat dilakukan dengan berjamaah, namun dengan sejumlah protokol kesehatan yang harus diikuti, seperti adanya jarak fisik, penggunaan masker, bahkan penerapan tes antigen Covid-19.
Berbeda dengan tahun pertama pandemi, dimana aktivitas warga benar-benar lumpuh, tahun ini mulai dari pengusaha ketupat, hingga pengusaha pakaian sudah bisa kembali merasakan denyut ekonomi.
Bahkan, permainan tradisi meriam karbit untuk menyambut perayaan Idulfitri sudah tampak dilakukan.