Festival Bregada Yogyakarta
2016.11.08
Yogyakarta
Festival Bregada Rakyat untuk melestarikan kesenian yang identik dengan tradisi kepiawaian baris berbaris dan keteraturan pasukan penjaga keraton kembali digelar di Bantul, Yogyakarta, Minggu, 30 Oktober 2016.
Festival ketiga ini juga menjadi ajang perlombaan bregada yang diikuti 36 kelompok dengan total 1.612 peserta. Mereka adalah pasukan bregada yang memang disebar keraton di berbagai daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Para peserta mengenakan seragam yang unik, melakukan beberapa atraksi unik untuk membuat penampilan kelompok mereka berbeda. Mereka antara lain menggunakan egrang, membawa alat musik dan memainkannya saat berbaris sambil menari.
Lewat Festival Bregada Rakyat diharapkan kesenian tradisional dan bersejarah ini tetap eksis di tengah gempuran modernisasi dan tidak dilupakan generasi muda. Biaya untuk festival dikumpulkan dari dana sosial para anggotanya.
Sejatinya, bregada adalah prajurit Keraton Yogyakarta yang menjadi simbol kewibawaan dan kedaulatan. Bregada dibentuk pada masa pemerintahan Hamengkubuwono I sekitar abad ke-17 atau 1755 Masehi.
Bregada masa pemerintahan Hamengkubuwono II terlibat dalam perjuangan melawan penjajah. Saat itu, pasukan bregada melakukan perlawanan terhadap serangan Jenderal Gillespie dari Inggris tahun 1812.
Pasukan Bregada sempat dibubarkan pada 1813 sebagai bagian dari perjanjian antara Hamengkubuwono III dan perwakilan pemerintah Inggris, Raffles, yang bunyinya Keraton Yogyakarta tak diperbolehkan memiliki pasukan bersenjata sehingga bregada hanya menjadi pengawal.