Pemuda Asia Ikut Berdemonstrasi Menentang Perubahan Iklim

Pemuda di Jakarta, Bangkok, Manila, dan Dhaka ikut warga dunia lainnya turun ke jalan dalam Global Climate Strikes.
Staf BeritaBenar
2019.09.20
Jakarta, Bangkok, Manila, dan Dhaka
Share on WhatsApp
Share on WhatsApp
190920-SEA-climate-1.jpg

Demonstran di Bangkok berpura-pura sebagai orang mati-berunjuk rasa di depan Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup untuk menandakan kematian lingkungan jika masalah iklim tidak ditangani, 20 September 2019. [Pimuk Rakkanam/BeritaBenar]

190920-SEA-climate-2.jpg

Pelajar Jakarta, Andri Erlangga memegang poster bertuliskan "Karena Greta adalah kita," merujuk pada aktivis lingkungan Swedia berusia 16 tahun, Greta Thunberg, dalam demonstrasi melawan perubahan iklim, di Jakarta, 20 September 2019. [Afriadi Hikmal/BeritaBenar]

190920-SEA-climate-3.JPG

Di Dhaka, anak-anak sekolah membawa poster di Manik Mia Avenue sebagai bagian dari demonstrasi global yang mendesak para pemimpin dunia untuk bertindak melawan perubahan iklim, 20 September 2019. [Megh Monir/BeritaBenar]

190920-SEA-climate-4.jpg

Anak-anak di Manila memeluk karakter Pokemon Pikachu, yang menjadi maskot yang mewakili energi bersih, dalam rally di Universitas Filipina, 20 September 2019. [Jojo Riñoza/BeritaBenar]

190920-SEA-climate-5.jpg

Superman dan anak-anak sekolah memegang poster dan bernyanyi untuk keadilan iklim di Bangkok, 20 September 2019. [Pimuk Rakkanam/BeritaBenar]

190920-SEA-climate-6.jpg

Seorang aktivis lingkungan memberi isyarat dalam unjuk rasa di Universitas Filipina di Manila, 20 September 2019. [Jojo Riñoza/BeritaBenar]

190920-SEA-climate-7.jpg

Anak-anak dan orang dewasa turun ke jalan-jalan di Jakarta ambil bagian dalam unjuk rasa menentang perubahan iklim, 20 September 2019. [Afriadi Hikmal/BeritaBenar]

190920-SEA-climate-8.JPG

Para siswa di Dhaka memegang poster menandai partisipasi mereka dalam Climate Strike di seluruh dunia menentang perubahan iklim, 20 September 2019. [Megh Monir/BeritaBenar]

190920-SEA-climate-9.jpg

Dalam pakaian badut, para pengunjuk rasa menunjukkan dukungan mereka dalam demonstrasi di Manila melawan perubahan iklim, 20 September 2019. [Jojo Riñoz/BeritaBenar]

190920-SEA-climate-10.jpg

Diana mengikuti aksi Fridays For Future di Jakarta, 20 September 2019 karena melihat pohon di sekolahnya sedikit dan berharap agar bumi dipenuhi warna hijau. Dia bersama ratusan anak muda dari berbagai komunitas di Jakarta dan sekitarnya melakukan aksi “Jeda Untuk Iklim”. (Afriadi Hikmal/BeritaBenar)

190920-SEA-climate-11.jpg

Adisorn Nuchdamrong, wakil sekretaris tetap di Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Thailand, berdiri bersama para aktivis muda setelah menerima surat dari mereka di Bangkok, 20 September 2019. [Pimuk Rakkanam/BeritaBenar]

190920-SEA-climate-12.jpg

Seorang aktivis Filipina mengacungkan poster dalam demonstrasi menentang perubahan iklim di Universitas Filipina di Manila, 20 September 2019. [Jojo Riñoza/BeritaBenar]

Ribuan anak muda turun ke jalan di Indonesia, Thailand, Filipina, dan Bangladesh ikut berpartisipasi dengan jutaan orang lainnya yang berdemonstrasi di seluruh dunia menentang perubahan iklim, pada Jumat, 20 September 2019.

Anak-anak dan orang dewasa dari 150 negara berpartisipasi pada hari yang sama dalam apa yang disebut Global Climate Strikes, untuk mendesak para pemimpin dunia segera bertindak mengatasi dampak perubahan iklim demi generasi mendatang. Kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan Fridays for Future, yang diinspirasi oleh aktivis Swedia berusia 16 tahun, Greta Thunberg.

Tagar #ClimateStrike berhasil mendorong demonstrasi massa, yang digelar tiga hari sebelum para pemimpin dunia bertemu di New York dalam KTT PBB  tentang perubahan iklim.

Andri Erlangga, seorang pelajar Jakarta mengatakan ikut turun ke jalan karena ingin bumi yang dipijaknya lebih baik dan lestari, sementara seorang pelajar lainnya, Diana, mengatakan ikut berdemonstrasi karena melihat hanya ada sedikit pepohonan di sekolahnya dan ia berharap agar bumi lebih hijau.

Di ibukota Thailand, sekitar 200 pelajar dan aktivis meneriakkan "Kami menginginkan keadilan iklim, sekarang!" sebelum menyerahkan surat terbuka kepada Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan yang menuntut pemerintah mengumumkan darurat iklim.

Setelah menerima surat itu, Adisorn Nuchdamrong, wakil sekretaris tetap kementerian, mengatakan pemerintah berkomitmen terhadap lingkungan dan akan melarang penggunaan tas belanja plastik, mulai tahun depan.

Di Manila dan kota-kota lain di Filipina, di tengah derasnya hujan warga berpartisipasi dalam protes damai di Universitas Filipina dan kampus-kampus lain di seluruh negeri.

“Saya bergabung dalam protes ini karena generasi saya yang paling terdampak perubahan iklim,” kata Rio Constantino (21) anggota kelompok 350.org.

“Saya berharap bahwa dengan bergabung dalam kegiatan ini dalam solidaritas dengan semua orang ini, kita dapat menginspirasi dan memicu lebih banyak tindakan untuk memerangi perubahan iklim.”

Demonstrasi serupa terjadi juga Dhaka pada hari Jumat.

Afriadi Hikmal di Jakarta, Jojo Riñoza dan Eli Sepe di Manila, Pimuk Rakkanam di Bangkok, dan Megh Monir di Dhaka, turut berkontribusi pada laporan ini.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.