Kesaksian Warga Aceh yang Dua Kali Selamat dari Bencana
2016.12.09
Meureudu
Faisal Marwan (37) menggunakan kruk, tertatih memasuki halaman Masjid At Taqarrub di Kecamatan Trieng Gadeng, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
Ia melangkah ke deretan kursi yang telah disiapkan sejak Jumat pagi, 9 Desember 2016. Faisal duduk di deretan paling depan. Tongkat penyangga disandarkannya pada bahu kanan.
Sekilas matanya menatap masjid yang roboh akibat gempa bumi berkekuatan 6,5 Skala Richter yang mengguncang Aceh, Rabu dinihari.
“Saya lompat dari lantai dua rumah toko di Pasar Trieng Gadeng ketika terjadi gempa. Saya sangat panik begitu mendengar gemuruh toko di samping roboh,” tuturnya kepada BeritaBenar.
Begitu gempa kuat, Faisal langsung bangun dari tidur pulas. Dalam kepanikan, dia tak tahu arah tangga. Tanpa pikir panjang, Faisal berlari ke arah depan. Lalu melompat.
Istri dan ketiga anaknya terperangkap di balik dinding yang tertimpa bangunan samping rumah toko miliknya. Sebanyak 13 toko di deretan itu roboh.
“Waktu itu, saya tak merasakan sakit. Saya segera bangun, naik ke atas puing bangunan toko untuk menyelamatkan istri dan anak-anak,” katanya, sambil mengelus lutut yang diperban.
Istri dan ketiga anaknya terjebak di antara dinding.
“Syukur Alhamdulillah, istri dan ketiga anak saya tidak mengalami luka-luka. Tetapi istri saya sangat trauma,” jelasnya.
Setelah gempa, keluarga Faisal memilih menetap sementara di rumah familinya di Pante Raja, tak jauh dari Trieng Gadeng. Kendati telah dibujuk untuk tinggal bersama sekitar 1.000 warga korban gempa di posko pengungsian, tetapi istrinya menolak karena masih trauma.
Faisal sengaja datang ke Masjid At-Taqarrub atas permintaan kepala desa untuk bersama pengungsi korban gempa menyambut kedatangan Presiden Joko “Jokowi” Widodo, yang sejak Kamis petang telah berada di Aceh.
“Saya berobat pada tukang urut. Katanya bukan patah,” ujarnya.
Faisal Marwan (tengah) bersama warga lain menunggu kedatangan Presiden Jokowi di Trieng Gadeng, Kabupaten Pidie Jaya, 9 Desember 2016. (Nurdin Hasan/BeritaBenar)
Disambut nyanyian
Jokowi tiba di Masjid At-Taqarrub, sekitar pukul 10:15 Wib. Seratusan anak-anak berusia 5 hingga 12 tahun yang duduk di terpal menyambut Presiden dengan nyanyian dipandu pemerhati anak terkenal, Kak Seto.
Ribuan warga berdesakan ingin melihat Jokowi dari dekat kendati di bawah pengawalan ketat pasukan TNI/Polri. Sebagian mengabadikan Jokowi dengan kamera telpon genggam mereka.
Jokowi langsung berjongkok dan bersalaman dengan beberapa anak. Dia bertanya siapa yang bisa menghafal teks Pancasila. Seorang anak tampil ke depan dan lancar membaca dasar negara Indonesia itu.
"Saya titip anak-anak terus semangat belajar. Tetap terus semangat bernyanyi. Tetap terus gembira," ujar Jokowi di hadapan anak-anak.
Jokowi membagikan buku untuk anak-anak yang saling berebutan “hadiah” dari Presiden.
Jokowi juga menyerahkan bantuan kepada beberapa warga yang anggota keluarganya meninggal dunia akibat gempa.
Setiap korban tewas mendapat santunan dari pemerintah senilai Rp15 juta.
Korban tewas yang sempat dilaporkan sebanyak 102 orang, dikonfirmasi pada hari Kamis jumlahnya 100 orang. Badan Penanggulangan Bencana mengatakan ada pencatatan dua nama ganda, seperti dilansir AP.
Sementara itu ratusan lagi menderita luka-luka – sebagian mengalami patah tulang.
Rahmawati (35), seorang warga yang kehilangan suami dan dua anaknya akibat tertimpa reruntuhan rumahnya, mendapatkan tiga bungkusan paket dalam amplop.
"Meski saya masih sedih atas musibah, saya senang karena Presiden Jokowi mau datang menemui kami yang sedang berduka," katanya kepada BeritaBenar.
‘Segera bangun kembali’
Di hadapan korban gempa, Jokowi berjanji Masjid At-Taqarrub yang roboh bakal segera dibangun kembali.
"Saya sudah melihat keadaan Masjid At-Taqarrub. Saya sudah putuskan masjid langsung dibangun kembali. Tapi kita kerjakan sama-sama ya. Mulai besok Insya Allah akan segera dibersihkan, akan segera dibangun kembali," ujarnya.
Jokowi juga meninjau posko pengungsian di halaman Kantor Bupati Pidie Jaya. Kepada wartawan, dia mengatakan penanganan para korban bencana gempa terus berjalan dan dilakukan dengan baik.
“Bantuan untuk korban meninggal sudah diberikan tadi. Yang masih dirawat di rumah sakit, bantuan juga sudah diberikan langsung,” katanya.
Jokowi menambahkan pemerintah segera menangani perbaikan kerusakan infrastruktur pendukung seperti gedung sekolah, pesantren, masjid, dan kantor pemerintahan.
Terkait bantuan rumah warga yang rusak, kata dia, masih diverifikasi dan pendataan.
“Masih dalam proses verifikasi jumlah. Ada dua kategori yaitu rusak berat, artinya sudah roboh dan rusak sedang. Ini baru dihitung jumlahnya berapa,” tuturnya.
Jokowi menambahkan, bangunan rusak berat akan dibantu Rp40 juta dan rusak sedang mendapatkan bantuan Rp20 juta.
Bagi Faisal, gempa menjelang subuh Rabu itu bukan bencana yang pertama dialaminya.
Ia juga menjadi saksi hidup gempa bumi berkekuatan 9,3 Skala Richter yang disusul tsunami, 26 Desember 2004.
“Waktu tsunami dulu, istri saya sedang hamil besar anak pertama kami. Saya papah dia saat kami berlari ke bukit. Dua pekan usai tsunami, istri saya melahirkan,” kenangnya.
Tempat tinggalnya bersama ratusan rumah warga di Pante Raja, desa dekat bibir pantai, rata tanah diterjang tsunami.
Sementara ia dan istrinya selamat, dua familinya bersama 170.000 warga Aceh tewas dalam bencana tersebut.