Torosiaje, kampung di atas air Suku Bajo

Warga di permukiman di atas laut Teluk Tomini di Sulawesi ini, di tengah keterbatasannya, penuh keyakinan dalam menatap masa depan.
Taufan Bustan
2023.04.14
Torosiaje, Gorontalo
FOTO-14.jpg

Sejumlah warga menumpang perahu di kampung Bajo, Desa Torosiaje, Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, 9 April 2023. Jasa ojek perahu sangat membantu sebagian warga yang tidak memiliki perahu di kampung ini. Mereka yang menyeberang menggunakan jasa ojek perahu cukup membayar Rp10.000 per orang. Walaupun perahu menjadi satu-satunya transportasi yang dipakai masyarakat beraktivitas di permukiman ini, mayoritas warga suku Bajo juga memiliki sepeda motor yang diparkir di daratan desa tetangga, untuk digunakan ketika ada keperluan di darat. [Taufan Bustan/BenarNews]

FOTO-4.jpg

Warga mencuci pakaian di depan rumahnya di Kampung Bajo, Desa Torosiaje, Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, 9 April 2023. Tidak berbeda dengan kehidupan di daratan, para lelaki suku Bajo mencari penghidupan di luar rumah, sedangkan kaum perempuannya fokus mengurus pekerjaan rumah. [Taufan Bustan/BenarNews]

FOTO-3.jpg

Warga menumpangi ojek perahu dengan membawa galon kosong melintas di tengah pemukiman kampung Bajo di Desa Torosiaje, Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, 9 April 2023. Mayoritas warga Torosiaje membeli air minum untuk konsumsi sehari-hari dari daratan yang berjarak sekitar 700 meter dari Kampung Bajo. [Taufan Bustan/BenarNews]

FOTO-20.jpg

Seorang remaja kampung Bajo memperlihatkan ikan hasil pancingannya di Desa Torosiaje, 9 April 2023. Keseharian anak remaja di kampung ini adalah memancing ikan di laut, sementara sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Hasil tangkapan nelayan Torosiaje bervariasi dan memiliki harga yang tinggi dan dijual hingga ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti ke Makassar hingga ke Jakarta. Beberapa hasil laut seperti teripang laut Torosiaje sudah memasuki pasar luar negeri seperti Malaysia dan Singapura. [Taufan Bustan/BenarNews]

FOTO-21.jpg

Warga duduk santai di depan rumahnya di kampung Bajo, Desa Torosiaje. Penamaan desa dengan sebutan Torosiaje, berasal dari kata “Tara atau Toro,” yang dalam bahasa Suku Bajo tersebut berarti tanjung, dan “Siaje” yang berarti panggilan untuk si Haji, nama warga yang pertama kali mendiami daerah tersebut sejak 1901 atau sekira 122 tahun silam. [Taufan Bustan/BenarNews]

FOTO-10.jpg

Sejumlah perahu kayu yang sedang diproduksi di kampung Bajo, 9 April 2023. Semua perahu yang dipakai nelayan mencari ikan di laut merupakan buatan asli suku Bajo. Jenis perahunya tidak memiliki pelampung di kiri dan kanan. Selain itu, memiliki panjang 5-7 meter dengan lebar 0,5 – 1 meter. Harga dari satu perahu bervariasi tergantung ukuran, mulai dari Rp3.000.000 sampai Rp5.000.000 di luar mesin penggerak. [Taufan Bustan/BenarNews]

FOTO-12.jpg

Seorang pedagang menunggu pembeli di lapak yang disediakan pemerintah desa di pemukiman kampung Bajo, 9 April 2023. Mayoritas pedagang yang berjualan di kampung ini berasal dari desa tetangga di daratan. Mereka menjual pelbagai kebutuhan warga yang tidak ada di lautan. Seperti sayur, buah-buahan, dan lainnya. [Taufan Bustan/BenarNews]

FOTO-15.jpg

Anak-anak remaja bermain bola voli di halaman sekolah dasar yang dibangun di kampung Bajo, Desa Torosiaje, 9 April 2023. Meski berada di atas laut, kampung ini memiliki TK, SD, SMP, masjid dan beberapa fasilitas umum lainnya. [Taufan Bustan/BenarNews]

FOTO-7.jpg

Anak-anak Kampung Bajo bermain gadget dengan jaringan internet gratis di Desa Torosiaje, 9 April 2023. Meski bereda di tengah laut, masyarakat Torosiaje juga sudah mendapat jaringan telekomunikasi dan jaringan internet yang disediakan pemerintah. [Taufan Bustan/BenarNews]

FOTO-29.jpg

Salah satu kamar penginapan yang ada di kampung suku Bajo di Desa Torosiaje, Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, 9 April 2023. Untuk menyambut wisatawan berkunjung beberapa warga memanfaatkan kamar rumahnya yang kosong sebagai penginapan. Ini dilakukan untuk tambahan penghasilan. Meski fasilitas di penginapan ini belum lengkap, namun nyaman ditempati. Tarifnya pun terjangkau, yakni Rp150.000 hingga Rp200.000 belum termasuk makan dan minum. [Taufan Bustan/BenarNews]

Permukiman unik di atas air menjadi magnet untuk menarik wisatawan berkunjung ke kampung suku Bajo di Desa Torosiaje, Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, yang berjarak selitar 175 kilo meter dari ibu kota Provinsi Gorontalo.

Semua rumah di kampung ini terbuat dari kayu dan masing-masing rumah terhubung dengan koridor kayu berbentuk huruf “U” sepanjang sekitar 2,2 kilo meter.

Kampung berusia lebih dari seabad ini, memiliki lapangan bulu tangkis, bangunan TK hingga SMP, dan masjid, yang semuanya dibangun di atas laut yang merupakan bagian dari Teluk Tomini.

Kampung ini juga sudah dialiri listrik bahkan jaringan telekomunikasi dan internet lancar.

Saat ini ada 1.500 jiwa dari 440 kepala keluarga yang mendiami kampung yang menjadikan perahu sebagai alat transportasi satu-satunya. Sebanyak 85 persen dari mereka adalah nelayan dan pembudidaya hasil laut.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.