Densus 88 Tangkap 16 Terduga Teroris
2018.08.13
Padang & Jakarta

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap 16 orang yang diduga terlibat jaringan terorisme di sejumlah daerah dalam operasi selama empat hari terakhir.
Lima terduga teroris diciduk di tiga tempat di Sumatera Barat, Senin, 13 Agustus 2018, kata Kabid Humas Polda Sumatera Barat, Kombes Pol Syamsi kepada BeritaBenar.
"Ada lima orang. Tiga orang di Padang, satu di Bukittinggi dan satu lagi di Payakumbuh. Sekarang masih terus dalam pengembangan," katanya.
Dua dari tiga orang yang diamankan di Kota Padang ditangkap sesaat setelah turun dari kapal penumpang dari Kepulauan Mentawai. Mereka diketahui berinsial J dan S.
Usai menangkap mereka, Densus 88 bergerak ke rumah kontrakan J di kawasan Parak Kita, Kelurahan Kalumbuk, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.
Di situ, petugas menangkap rekannya berinsial W, yang diketahui sering bertandang ke rumah J.
Menurut Susi Khastri, Ketua RT setempat, J tinggal bersama istri dan dua anak mereka sejak tiga tahun terakhir.
"Mereka ngontrak di sini, sudah kurang lebih tiga tahun," katanya kepada BeritaBenar di lokasi kejadian.
Menurutnya, J yang berprofesi sebagai penjual garam keliling tak menunjukkan gelagat kurang baik, karena sering berinteraksi dengan warga sekitar.
"Tidak ada yang mencurigakan. Mereka jualan garam. Memang sering ada yang datang, tapi normal-normal saja," jelas Susi.
Selain W, dari rumah kontrakan J tersebut petugas juga membawa sekitar 15 buah buku. Namun, Susi tidak menjelaskan jenis buku-buku yang diangkut petugas tersebut.
Jaringan JAD
Polisi memastikan kelima orang yang diamankan itu terkait jaringan terorisme Jamaah Ansharut Daulah (JAD), kelompok telah dibekukanPengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 26 Juli 2018.
"Mereka bagian dari JAD," jelas Syamsi.
Menyusul penangkapan tersebut, tambahnya, Densus 88 juga menggeledah sejumlah rumah yang diduga terkait dengan mereka.
Di Padang, penggeledahan dilakukan di kawasan Linggarjati Tabing, Kecamatan Koto Tangah, kawasan Kalumbuk, Kecamatan Kuranji serta kawasan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan.
Dari rumah-rumah tersebut, petugas menemukan dua pucuk senjata.
"Sekarang masih terus dikembangkan. Penangkapan di Bukittinggi dan Payakumbuh merupakan bagian dari ini (Padang)," jelas Syamsi.
Ia menjelaskan, dua terduga yang ditangkap di Bukittinggi dan Payakumbuh masing-masing bernama M dan Y.
"Mengenai barang bukti, sepenuhnya ditangani Densus 88. Polda dalam hal ini berikan back up terhadap proses kegiatan yang dilakukan Densus 88," tambah dia.
Jaringan MIT
Selain di Sumatera Barat, Densus 88 juga menangkap terduga teroris berinisial M alias Ato (34) di Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Senin pagi.
Dia merupakan anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso, yang telah tewas dalam penyerbuan tim gabungan polisi dan TNI pada Juli 2016.
"Ditangkap pukul 07.45 WITA (waktu Indonesia tengah) di tempat persembunyiannya," kata juru bicara Polda Sulawesi Selatan, Kombes Pol Dicky Sondani kepada BeritaBenar.
"Ia merupakan warga lokal desa tersebut."
Dicky tidak memerinci lebih lanjut proses penangkapan itu, termasuk barang bukti yang diamankan dari M alias Ato.
Menurutnya, penyergapan itu ialah hasil pengembangan dari penangkapan dua terduga teroris lain, berinisial B dan M, di Luwu Timur, Jumat pekan lalu.
Bersama mereka, turut disita barang bukti berupa 15 kilogram bahan peledak jenis.
"Rencananya akan digunakan untuk meledakkan sejumlah tempat di Indonesia," tambah Dicky, tanpa menjabarkan lokasi-lokasi yang ditargetkan.
Selain B dan M yang diciduk di Luwu Timur, Densus 88 juga menangkap R dan I di Desa Liliriattang, Kecamatan Amali, Kabupaten Bone, berjarak 450 kilometer dari Luwu Timur.
Semuanya disebut Dicky masih berkaitan dengan kelompok Santoso.
"Mereka (pendukung Santoso) kini kan menyebar ke beberapa tempat," tambah Dicky.
"Jadi total, bulan ini (Agustus) terdapat lima terduga teroris yang ditangkap. Semuanya kini dibawa ke Jakarta."
Penangkapan di Bengkulu
Densus 88 juga mengamankan enam terduga teroris dalam operasi di sejumlah lokasi di Bengkulu, Jumat lalu.
Kepala Bagian Penerangan Divisi Humas Polri Kombes Pol Yusri Yunus tidak menjelaskan lebih detail penangkapan di Bengkulu.
“Memang ada penangkapan. Nanti akan dijelaskan semua," katanya saat dikonfirmasi.
Adapun juru bicara Polda Bengkulu,AKBP Sudarno mengatakan, mereka yang ditangkap adalah anggota JAD.
"Mereka ditangkap Densus 88 secara terpisah di beberapa tempat di Bengkulu," katanya seperti dikutip dari laman BeritaSatu.com.
Tapi, dia tak bersedia memberikan keterangan detil karena operasi dilakukan Densus 88.
Informasi yang diperoleh dari warga bahwa keenam orang yang ditangkap itu berinisial WI, AS, AY, AS dan dua lagi belum diketahui identitasnya.
“Seorang dari mereka berprofesi sebagai tukang ojek,” kata seorang warga.
Dengan penangkapan tersebut, terduga teroris yang diamankan polisi berjumlah sekitar 300 orang, sejak insiden bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur, Mei lalu.
Maraknya penangkapan itu, menurut Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian hari Selasa pekan lalu, untuk mencegah terjadinya aksi teror saat pelaksanaan Asian Games yang dimulai 18 Agustus mendatang.
"Saya minta terus melakukan penangkapan-penangkapan. Kan sekarang sudah ada UU baru Nomor 5 Tahun 2018, di antaranya tentang larangan organisasi teroris dan siapa pun yang membantu atau bergabung dengan organisasi teroris yang dilarang pengadilan," katanya.