Sepuluh hal yang berpotensi terjadi di masa kepemimpinan Prabowo Subianto
2024.10.18
Jakarta dan Washington
Prabowo Subianto, mantan jenderal yang memiliki kontroversi terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia, akan dilantik sebagai presiden baru Indonesia pada 20 Oktober.
Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko "Jokowi" Widodo, akan dilantik pada hari yang sama sebagai wakil presiden, jabatan yang bisa dia gapai berkat putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi yang saat itu diketuai oleh Anwar Usman, pamannya.
Para pengamat telah menunggu lebih dari delapan bulan, sejak ia menang dalam Pemilu Februari lalu untuk mengetahui kebijakan apa yang segera diambil Prabowo dan apa rencana jangka panjang pemerintahannya.
Namun, Prabowo telah menunggu lebih lama lagi – lebih dari dua dekade – untuk mencapai posisi orang nomor satu di Indonesia.
Berikut adalah 10 hal berpotensi terjadi di Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto
1. Kabinet “gemuk” – Prabowo mungkin akan mengumumkan kabinetnya pada hari pelantikan, yang mungkin memiliki 46 menteri dari yang sebelumnya 34, menurut petinggi Partai Gerindra. Para analis mengatakan kepada BenarNews bahwa kabinet tersebut akan menjadi "gemuk" dan tidak efisien. Prabowo mengatakan bahwa kabinet “gemuk” justru dibutuhkan untuk pemerintah yang “bersatu dan kuat”, menurut laporan media.
2. Dwifungsi hidup kembali – Dengan latar belakang Prabowo sebagai seorang jenderal dan menteri pertahanan, para analis memprediksi bahwa lebih banyak jabatan sipil akan dipegang oleh anggota militer, seperti yang terjadi di bawah doktrin dwifungsi ABRI Presiden Suharto. Menteri pertahanan, seperti Prabowo di kabinet Jokowi, kemungkinan akan berasal dari militer, menurut seorang analis dari Universitas Paramadina.
3. Politik balas jasa – atau tidak? Prabowo mungkin akan memberikan peran penting kepada Jokowi di Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden), kata Trubus Rahardiansah, analis dari Universitas Trisakti, demi menjaga stabilitas dan membahagiakan pendukung Jokowi. Meski demikian, “salah langkah baru-baru ini” mungkin telah menggeser pengaruh politik dari Jokowi ke Prabowo, kata Bower Group Asia.
4. Merangkul pihak yang belum bergabung – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang mendapatkan kursi terbanyak dalam pemilu legislatif 14 Februari, pada Kamis mengatakan akan mendukung pemerintahan Prabowo. Tetapi partai itu belum menentukan secara pasti apakah akan bergabung dalam kabinet, meski sebelumnya telah berjanji akan menjadi oposisi. Apabila PDIP bergabung dalam koalisi Prabowo, maka tidak akan ada oposisi di parlemen, kata analis.
5. Kemunduran demokrasi – Konsep oposisi datang dari Barat dan demokrasi itu melelahkan, kata Prabowo beberapa bulan lalu. Setelah mengabdi dalam pemerintahan Suharto yang otoriter, Prabowo “tidak pernah jadi demokrat sepenuhnya,” kata John McCarthy, seorang mantan diplomat Australia. Selain itu, karena Jokowi mewariskan “demokrasi yang cacat, Prabowo akan berpikir tentang hal yang lain dan bukan untuk memperbaikinya.”
6. Makan siang gratis yang mahal – Program makan siang gratis yang dijanjikan Prabowo akan dimulai pada 2 Januari 2025, dengan biaya sekitar 800 miliar rupiah ($53 juta) per hari, kata Dadan Hindayana, kepala Badan Gizi Nasional Indonesia. McCarthy mengatakan rencana tersebut akan mahal, sementara analis Ali Sahab mengatakan Prabowo perlu menyeimbangkan ambisi kebijakan dengan realitas fiskal.
7. Pertahanan yang kuat – Prabowo kemungkinan akan memperkuat kapasitas militer dan memodernisasi peralatan pertahanan, kata Erik Purnama Putra, dari Studi Strategis dan Pertahanan Indonesia. Presiden baru dan mantan jenderal tersebut diharapkan akan memanfaatkan investasi pertahanan sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, dengan tujuan mencapai target ambisius sebesar 8, Erik menambahkan
8. Keinginan berutang – Prabowo berencana untuk “secara bertahap” meningkatkan rasio utang terhadap PDB – yaitu, menambahkan pinjaman berbunga ke utang saat ini – kata penasihatnya pada 7 Oktober. Namun, ekonom Ade Holis mengatakan setiap peningkatan akan membebani sumber daya fiskal, mengingat anggaran 2025 mengalokasikan $35 miliar, atau 15,3% dari total belanja, hanya untuk pembayaran bunga, yang “mengurangi dana yang tersedia untuk pengeluaran penting lainnya.”
9. “Saudara Tua” – Pakar hubungan internasional Poltak Partogi Nainggolan mengatakan, Prabowo diperkirakan akan mengadopsi kebijakan luar negeri yang lebih tegas, khususnya di ASEAN. Hal itu “akan memperkuat status Indonesia sebagai anggota pendiri dan “saudara tua” yang disegani di ASEAN,” imbuhnya. Pergeseran ini kemudian dapat memengaruhi sikap Indonesia terhadap isu-isu regional dan internasional, kata analis lainnya
10. “Tembok” China – Presiden Indonesia berikutnya berencana melakukan perjalanan ke China pada bulan November – kunjungan luar negeri pertamanya sebagai presiden – untuk mencari investor untuk tembok laut raksasa dari Jakarta ke Surabaya, Reuters melaporkan penasihat Prabowo mengatakan hal itu pada tanggal 6 Oktober. Prabowo akan terlibat dengan negara-negara Barat, ya, tetapi mungkin memprioritaskan hubungan dengan Beijing, terutama untuk kerja sama ekonomi, yang dibangun di atas “pendekatan pragmatis” Jokowi, kata Mohamad Rosyidin, seorang analis Universitas Diponegoro.