Letusan Gunung Semeru: Belasan Tewas dan Puluhan Luka Bakar
2021.12.05
Malang, Jawa Timur
Setidaknya 14 orang tewas dan lebih dari 60 orang mengalami luka bakar akibat guyuran material vulkanik dan awan panas dari erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur demikian pejabat setempat, Minggu (5/12).
Semeru, gunung tertinggi di Jawa, yang terletak di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang meletus pada Sabtu (4/12) dan mengeluarkan asap panas yang menyebabkan sejumlah desa di sekitarnya gelap gulita dan warganya harus mengungsi dalam kepanikan.
Sebanyak 1.200 personil terdiri dari relawan, petugas penyelamat, dokter, perawat, anggota TNI dan Polri diturunkan untuk penanganan dan evakuasi korban, kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Wawan Hadi.
“Sebanyak 11 orang ditemukan di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo dan tiga lainnya di Dusun Kampung Renteng, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang,” kata Wawan.
Operasi pencarian akan terus dilanjutkan pada Senin.
Lima dari korban belum teridentifikasi kini di kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang, ujarnya.
Sekitar 200 orang mengungsi di Masjid Nurul Jadid di Kabupaten Malang tanpa sempat membawa barang apapun. Kejadian cepat sehingga mereka harus berlari hanya mengenakan pakaian yang melekat.
“Rumah rusak, tidak bisa ditempati. Takut, abu dan lumpur masih turun," ujar Mariyam, 45 tahun, yang mengungsi bersama suami dan dua anaknya.
Letusan Gunung Semeru kali ini, katanya, merupakan yang terbesar sepanjang hidupnya. Mariyam sejak lahir tinggal di Supit Urang, salah satu perkampungan terdekat dari puncak gunung.
"Tahun lalu tidak separah ini. Sekarang dampaknya luar biasa. Menakutkan!" katanya.
Saat kejadian, katanya, ia di dalam rumah. Tiba-tiba warga berteriak jika ada asap membumbung tinggi meluncur dari dari Jonggring Saloko, kawah Gunung Semeru. Lantas, bersama keluarga mereka berlari meninggalkan rumah. Menjauh dari awan panas dan abu yang mengguyur desanya. Tak ada tanda-tanda dan peringatan sebelumnya.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Eko Budi Lelono, menjelaskan bahwa pengamatan selama bulan November dari pos pengamatan gunung api di Gunung Sawur Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Candipuro, tidak memperlihatkan gejala atau tanda aktivitas kawah yang meningkat.
Sedangkan pada 1-3 Desember 2021 terjadi gempa guguran masing masing empat kali, dengan guguran awan panas. Juga terekam gempa vulkanik dalam, gempa vulkanik dangkal dan tremor dengan jumlah sangat rendah.
Pada 4 Desember 2021, katanya, mulai pukul 13.30 WIB terekam getaran pada seismofraf. Pada 14.50 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur empat kilometer dari puncak ke arah tenggara sungai Besuk Kobokan. Amplitudo maksimal 20 milimeter. Pukul 15.10 WIB teramati awan panas meluncur ke Besuk Kobokan di Lumajang dan beraroma belerang.
Dari pengamatan visual, katanya, menunjukkan ketidakstabilan endapan lidah lava dan bebatuan dengan suhu tinggi. Kegempaan, tidak menunjukkan suplai magma ke perukaan. “Ketidakstabilan lidah lava kemungkinan disebabkan curah hujan yang tinggi,” katanya.
“Jangan kembali ke rumah dulu”
BPBD Kabupaten Lumajang mencatat total 902 jiwa mengungsi. Meliputi Kecamatan Pronojiwo 305 jiwa, Kecamatan Candipuro 409 jiwa dan Kecamatan Pasirian 188 jiwa. Para penyintas letusan Gunung Semeru mengungsi di gedung sekolah, balai desa dan masjid.
Camat Pronojiwo di Kabupaten Lumajang, Abdillah Irsyad, menjelaskan jembatan Gladak Perak yang membentang di desanya menghubungkan Malang-Lumajang terputus. Sehingga Pemerintah Kabupaten Lumajang meminta bantuan Pemerintah Kabupaten Malang untuk membantu menangani para penyintas. “Warga diimbau tak kembali ke rumah dulu, masih ada guyuran abu,” katanya.
Dusun Sumbersari dan Curah Kobokan di Desa Supit Urang, Desa Oro Oro Ombo dan Sumbersari menjadi desa terparah di Pronojiwo yang diguyur material vulkanik Gunung Semeru.
PMI Kabupaten Malang mendirikan pos dapur umum untuk melayani para penyintas. Kepala Seksi Pelayanan PMI Kabupaten Malang, Amirul Yasin, menjelaskan pengungsi membutuhkan alas tidur, selimut, kebutuhan balita dan lansia. “Juga dibutuhkan masker, dan bahan makanan,” kata Yasin.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan (BNPB) Letnan Jenderal Suharyanto dalam konferensi pers secara daring Sabtu, 4 Desember 2021 menjelaskan telah berkoordinasi dengan Panglima TNI untuk bantuan personil dan peralatan. Serta menurunkan dua helikopter untuk memantau dan membantu evakuasi. “Dikirim tim reaksi cepat, selimut, makanan, terpal, tenda darurat, matras dan logistik lain,” katanya.
Para penambang pasir diminta tak beraktivitas di Curah Kobokan. Masyarakat juga diminta tenang dan waspada. Serta hanya mengikuti informasi dari pemerintah untuk panduan. “Jangan termakan informasi yang menyesatkan,” katanya.
Bantuan yang diberikan meliputi makanan siap saji 1.374 paket, lauk pauk 1.377 paket, selimut 2.000 lembar, matras 900 lembar, masker 20 ribu lembar, serta dua tenda pengungsian. Total bantuan senilai Rp1,1 miliar.
Eko Budi Lelono dari Kementerian ESDM mengatakan potensi bahaya lontaran batu di dekat kawah dan erupsi abu Gunung Semeru tergantung arah dan kecepatan angin. Guguran batu dan ujung lidah lava pijar ke tenggar dan selatan. Aktivitas semeru status waspada atau level II. Masyarakat diminta tidak beraktivitas di jarak satu kilometer dari kawah dan jarak lima kilometer di arah bukaan kawah di selatan dan tenggara. Masyarakat juga diminta mewaspadai guguran lahar dan lava. Potensi ancaman bahaya lahar dan abu vulkanik.
Gunung Semeru, ujar Eko,merupakan gunungapi tipe strato atau kerucut dengan kubah lava. Puncak tertinggi di Mahameru dengan ketinggian 3676 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kawah Jonggring Saloko terbentuk 1913.
Letusan Gunung Semeru berbentuk vulkanian dan strombolian. Vulkanian merupakan tipe letusan gunung berapi yang melontarkan material dari dalam magma dan juga batu vulkanik di sekitar kawah. Sedangkan strombolian yakni tipe letusan gunung api berenergi rendah.