Semangat penyintas Tsunami Palu mencari penghidupan di zona merah bencana

Warga sambut baik ijin dari pemerintah untuk bisa beraktivitas kembali di wilayah rawan itu.
Taufan Bustan
2023.02.24
Palu
Semangat penyintas Tsunami Palu mencari penghidupan di zona merah bencana Seorang perempuan tampak diambil fotonya dengan latar belakang Masjid Arqam Baburahman yang masih berdiri di Pantai Lere, Palu, Sulawesi Tengah, 21 Februari 2023. Masjid terapung yang di dekatnya kini dibangun tanggul batu itu menjadi saksi bisu dahsyatnya gempa bumi disusul tsunami yang melanda Palu pada 28 September 2018. Sisa bangunan masjid ini sengaja dibiarkan dan tidak dibongkar oleh pemerintah setempat.
[Taufan Bustan/BenarNews]

Empat setengah tahun lalu, pesisir Teluk Palu ini hancur dihantam tsunami saat gempa bumi bermagnitudo 7,4 menyerang sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah.

Kini lokasi yang telah dibangun tanggul dari batu untuk menghalau ombak itu, ditetapkan sebagai zona merah oleh pemerintah setempat.

Meski sudah ditetapkan sebagai wilayah rawan bencana, namun pemerintah Palu tidak melarang warga untuk beraktivitas di sepanjang pesisir Teluk Palu, khususnya di wilayah Pantai Lere, Kecamatan Palu Barat, dan Pantai Talise serta Pantai Penggaraman di Kecamatan Mantikulore.

Kebijakan itu disambut warga yang sebagian besar adalah penyintas tsunami Palu untuk membangun usaha di wilayah itu dan merajut asa mereka kembali dari keterpurukan bencana yang memakan ribuan korban jiwa.

Warga bersantai di atas tanggul Teluk Palu di Pantai Penggaraman, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu 18 Februari 2023. Tanggul ini dibangun sebagai bagian dari pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempabumi, tsunami, dan likuifaksi di yang melanda Palu, 28 September 2018. Dengan dibangunnya tanggul ini diharapkan dapat memberikan rasa aman warga dari kemungkinan naiknya air laut akibat pasang. Salah satunya juga meminimalisir dampak bencana jika tsunami sewaktu-waktu terjadi kembali. Konstruksi tanggul ini dilaksanakan oleh PT Adhi Karya dengan nilai kontrak Rp248 miliar pada 2020 dan berakhir 2022. [Taufan Bustan/BenarNews]
Warga bersantai di atas tanggul Teluk Palu di Pantai Penggaraman, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu 18 Februari 2023. Tanggul ini dibangun sebagai bagian dari pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempabumi, tsunami, dan likuifaksi di yang melanda Palu, 28 September 2018. Dengan dibangunnya tanggul ini diharapkan dapat memberikan rasa aman warga dari kemungkinan naiknya air laut akibat pasang. Salah satunya juga meminimalisir dampak bencana jika tsunami sewaktu-waktu terjadi kembali. Konstruksi tanggul ini dilaksanakan oleh PT Adhi Karya dengan nilai kontrak Rp248 miliar pada 2020 dan berakhir 2022. [Taufan Bustan/BenarNews]

Papan peringatan yang dipasang pemerintah di depan tanggul Teluk Palu, Pantai Penggaraman, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 18 Februari 2023. Dalam papan ini, salah satu peringatannya adalah larangan mendirikan bangunan di atas tanggul. Meskipun ada papan peringatan, namun faktanya warga yang merupakan penyintas bencana alam Palu, dikecualikan. Mereka diperbolehkan membangun tempat usaha seperti kafe di atas tanggul, asal sifatnya tidak merupakan bangunan permanen. [Taufan Bustan/BenarNews]
Papan peringatan yang dipasang pemerintah di depan tanggul Teluk Palu, Pantai Penggaraman, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 18 Februari 2023. Dalam papan ini, salah satu peringatannya adalah larangan mendirikan bangunan di atas tanggul. Meskipun ada papan peringatan, namun faktanya warga yang merupakan penyintas bencana alam Palu, dikecualikan. Mereka diperbolehkan membangun tempat usaha seperti kafe di atas tanggul, asal sifatnya tidak merupakan bangunan permanen. [Taufan Bustan/BenarNews]

Seorang pengamen menghibur pengunjung yang datang bersantai di kafe milik penyintas gempabumi dan tsunami yang dibangun di atas tanggul Teluk Palu di pantai talise, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu, 15 Februari 2023. Kafe sepanjang Pantai Talise dihias sedemikian rupa demi menarik pengunjung untuk datang. Beberapa asesoris yang dipasang seperti bantal duduk, karpet, dan lampu semuanya berwarna-warni. Asesoris ini menjadi salah satu daya tarik yang berhasil mendatangkan pengunjung selain pesona pantai yang indah. [Taufan Bustan/BenarNews]
Seorang pengamen menghibur pengunjung yang datang bersantai di kafe milik penyintas gempabumi dan tsunami yang dibangun di atas tanggul Teluk Palu di pantai talise, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu, 15 Februari 2023. Kafe sepanjang Pantai Talise dihias sedemikian rupa demi menarik pengunjung untuk datang. Beberapa asesoris yang dipasang seperti bantal duduk, karpet, dan lampu semuanya berwarna-warni. Asesoris ini menjadi salah satu daya tarik yang berhasil mendatangkan pengunjung selain pesona pantai yang indah. [Taufan Bustan/BenarNews]

Seorang penyintas gempa bumi dan tsunami, M. Rahman duduk di atas tanggul Teluk Palu di Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu, 15 Februari 2023. Pria 35 tahun ini akhirnya bisa bekerja lagi meski hanya sebagai juru parkir di kawasan itu. Rahman yang dulunya nelayan, trauma kembali melaut pascabencana alam 28 September 2018 itu. Kini, ia bisa lebih tenang bekerja dan mendapatkan penghasilan meski hanya sebagai seorang juru parkir yang tidak takut beraktivitas di seputaran zona merah. [Taufan Bustan/BenarNews]
Seorang penyintas gempa bumi dan tsunami, M. Rahman duduk di atas tanggul Teluk Palu di Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu, 15 Februari 2023. Pria 35 tahun ini akhirnya bisa bekerja lagi meski hanya sebagai juru parkir di kawasan itu. Rahman yang dulunya nelayan, trauma kembali melaut pascabencana alam 28 September 2018 itu. Kini, ia bisa lebih tenang bekerja dan mendapatkan penghasilan meski hanya sebagai seorang juru parkir yang tidak takut beraktivitas di seputaran zona merah. [Taufan Bustan/BenarNews]

Sebuah keluarga bersantai dengan pemandangan laut di salah satu kafe yang dibangun di atas tanggul Teluk Palu di Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu, 15 Februari 2023. Kafe-kafe ini mulai beroperasi sejak sore pukul 15.00 WITA hingga tutup pukul 00.00 WITA setiap harinya. Menurut sejumlah penyintas, dengan kembali berjualan di lokasi ini, mereka merasa senang karena bisa mendapatkan penghasilan untuk menghidupi keluarga pasca musibah dahsyat 28 September 2018. Sebelum akhirnya bisa kembali beraktivitas di lokasi ini, penyintas bingung dan tidak tahu mau bekerja apa, sementara sebelum benca alam terjadi, mayoritas mereka adalah pedagang di kafe-kafe sepanjang pesisir Teluk Palu. [Taufan Bustan/BenarNews]
Sebuah keluarga bersantai dengan pemandangan laut di salah satu kafe yang dibangun di atas tanggul Teluk Palu di Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu, 15 Februari 2023. Kafe-kafe ini mulai beroperasi sejak sore pukul 15.00 WITA hingga tutup pukul 00.00 WITA setiap harinya. Menurut sejumlah penyintas, dengan kembali berjualan di lokasi ini, mereka merasa senang karena bisa mendapatkan penghasilan untuk menghidupi keluarga pasca musibah dahsyat 28 September 2018. Sebelum akhirnya bisa kembali beraktivitas di lokasi ini, penyintas bingung dan tidak tahu mau bekerja apa, sementara sebelum benca alam terjadi, mayoritas mereka adalah pedagang di kafe-kafe sepanjang pesisir Teluk Palu. [Taufan Bustan/BenarNews]

Seorang penyintas gempa bumi dan tsunami (kiri) melayani pembeli yang datang ke tempat usahanya di depan tanggul Teluk Palu di pantai penggaraman, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 18 Februari 2023. Selain berusaha di atas tanggul, banyak juga penyintas membuka usaha dengan berjualan aneka gorengan di depan tanggul. [Taufan Bustan/BenarNews]
Seorang penyintas gempa bumi dan tsunami (kiri) melayani pembeli yang datang ke tempat usahanya di depan tanggul Teluk Palu di pantai penggaraman, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 18 Februari 2023. Selain berusaha di atas tanggul, banyak juga penyintas membuka usaha dengan berjualan aneka gorengan di depan tanggul. [Taufan Bustan/BenarNews]

Seorang penyintas gempa bumi dan tsunami membuat makanan khas Pulau Sulawesi, jepa, dengan alat tradisional yang dipesan oleh pengunjung di depan tanggul Teluk Palu di Pantai Talise, Rabu, 15 Februari 2023. Pedagang yang mayoritas ibu-ibu paruh baya itu bersemangat kembali berjualan setelah sempat berhenti sejak 2018 hingga 2021. Mereka istirahat selain karena bencana alam, juga karena pandemi Covid-19. [Taufan Bustan/BenarNews]
Seorang penyintas gempa bumi dan tsunami membuat makanan khas Pulau Sulawesi, jepa, dengan alat tradisional yang dipesan oleh pengunjung di depan tanggul Teluk Palu di Pantai Talise, Rabu, 15 Februari 2023. Pedagang yang mayoritas ibu-ibu paruh baya itu bersemangat kembali berjualan setelah sempat berhenti sejak 2018 hingga 2021. Mereka istirahat selain karena bencana alam, juga karena pandemi Covid-19. [Taufan Bustan/BenarNews]

Nelayan memarkir perahunya di tambatan perahu yang dibangun pemerintah di antara tanggul Teluk Palu di Pantai Lere, yang dikhususkan untuk nelayan yang mayoritas penyintas gempa dan tsunami di wilayah itu, Sabtu, 11 Februari 2023. [Taufan Bustan/BenarNews]
Nelayan memarkir perahunya di tambatan perahu yang dibangun pemerintah di antara tanggul Teluk Palu di Pantai Lere, yang dikhususkan untuk nelayan yang mayoritas penyintas gempa dan tsunami di wilayah itu, Sabtu, 11 Februari 2023. [Taufan Bustan/BenarNews]

Satu unit mobil bak terbuka melintas di samping alat pendeteksi gempabumi dan tsunami yang dipasang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di depan tanggul Teluk Palu di Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu, 15 Februari 2023. Alat ini sengaja dipasang sebagai bentuk alarm bagi warga yang beraktivitas di sepanjang pesisir Teluk Palu khususnya bagi penyintas yang berjualan dan pengunjung yang datang bersantai di lokasi ini untuk menyelamatkan diri jika sewaktu-waktu bencana alam terjadi. Selain alat ini, beberapa jalur-jalur aman evakuasi juga sudah ditetapkan oleh pemerintah di sepanjang Teluk Palu. [Taufan Bustan/BenarNews]
Satu unit mobil bak terbuka melintas di samping alat pendeteksi gempabumi dan tsunami yang dipasang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di depan tanggul Teluk Palu di Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu, 15 Februari 2023. Alat ini sengaja dipasang sebagai bentuk alarm bagi warga yang beraktivitas di sepanjang pesisir Teluk Palu khususnya bagi penyintas yang berjualan dan pengunjung yang datang bersantai di lokasi ini untuk menyelamatkan diri jika sewaktu-waktu bencana alam terjadi. Selain alat ini, beberapa jalur-jalur aman evakuasi juga sudah ditetapkan oleh pemerintah di sepanjang Teluk Palu. [Taufan Bustan/BenarNews]

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.