Sebanyak 184 pengungsi Rohingya mendarat di Aceh

Mereka diperkirakan berangkat dari kamp pengungsi Rohingya Cox’s Bazar di Bangladesh.
Pizaro Gozali Idrus
2023.01.08
Jakarta
Sebanyak 184 pengungsi Rohingya mendarat di Aceh Sebanyak 184 pengungsi Rohingya terdampar di Pantai Kuala Gigeng Lamnga, Kecamatan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar pada Minggu 8 Januari 2023.
[Foto: Polda Aceh]

Sekitar 184 pengungsi Rohingya terdampar di pantai di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, pada Minggu (8/1), menyusul dua kelompok lainnya yang tiba pada akhir Desember setelah lebih dari sebulan di laut.

“Hasil penghitungan bersama yang disaksikan pihak UNHCR, IOM (Organisasi Migrasi Internasional), TNI, dan instansi terkait lainnya, jumlah mereka yang terdampar adalah 184 orang," ujar Kabid. Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Aceh, Joko Krisdiyanto, kepada BenarNews.

Joko merinci jumlah tersebut terdiri dari laki-laki dewasa 69 orang, perempuan dewasa 75 orang, dan anak-anak 40 orang.

Joko mengatakan pihaknya belum mendalami dari mana para pengungsi bersal, namun Koordinator LSM KontraS Aceh, Azharul Husna, memperkirakan mereka berasal dari Bangladesh.

“Diperkiraan dari Cox’s Bazaar,” ujar Husna kepada BenarNews. Cox’s Bazar adalah kota pelabuhan di Bangladesh yang menjadi kamp pengungsi bagi sekitar 1 juta etnis Rohingya yang diusir dari rumah mereka di Myanmar oleh pemerintah negara itu.

Sementara itu, Kepala Biro Operasi Polda Aceh Kombes Agus Sarjito mengatakan hanya satu kapal yang mendarat dan meminta agar masyarakat tidak perlu ke lokasi, karena akan menghambat kerja petugas.

Saat ini, kata Agus, petugas masih melakukan proses evakuasi para imigran Rohingya ke pengungsian Dinas Sosial di Ladong, Aceh Besar.

“Nantinya akan dilanjutkan penanganan oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Imigrasi, dan Dinsos (Dinas Sosial), serta instansi terkait lainnya,” kata Agus.

Pada 25 Desember lalu sebanyak 57 pengungsi Rohingnya juga mendarat di Aceh Besar dan sehari setelahnya sebanyak 174 pengungsi Rohingya tiba di Pidie, Aceh.

Menurut lembaga PBB yang mengurus pengungsi, UNHCR, pada tahun 2022 lebih dari 2.000 Rohingya telah dibawa ke laut dengan perahu penyelundup di Teluk Benggala dan Laut Andaman, dengan hampir 200 orang dilaporkan meninggal sejauh ini, kata UNHCR dalam pernyataannya minggu lalu.

Indonesia telah membantu menyelamatkan hampir 500 Rohingya yang tiba dengan empat perahu terpisah antara November dan Desember 2022, kata UNHCR.

Amnesty International mengatakan kedatangan terakhir pengungsi Rohingya menyoroti situasi yang memburuk di Myanmar setelah kudeta militer pada Februari 2021, serta kondisi kamp yang sangat buruk di Bangladesh.

Sebelumnya, Polda Aceh dan Badan Keamanan Laut (Bakamla) mengatakan mereka tidak memiliki cukup kapal patroli laut untuk memungkinkan mereka menemukan dan membawa kapal Rohingya ke darat.

Indonesia tidak termasuk dalam 149 negara yang telah meratifikasi Konvensi Pengungsi 1951 dan menjalankan Protokol 1967, sehingga hak-hak pengungsi untuk akses pada pekerjaan, rumah, pendidikan, dan lain-lain tidak dilindungi di Tanah Air.

Namun, Indonesia mengeluarkan Peraturan Presiden tahun 2016 terkait penanganan pengungsi luar negeri yang mewajibkan aparat pemerintah untuk menyelamatkan pengungsi ke kapal penolong jika akan tenggelam dan membawa ke pelabuhan atau daratan terdekat jika keselamatan pengungsi terancam.

 

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.