Pesut Mahakam Terancam Punah
2016.05.02
Balikpapan
Pesut mahakam terancam punah akibat tingginya aktivitas di Sungai Mahakam di Kalimantan Timur. Mamalia yang hidup di air tawar ini diperkirakan tersisa hanya 80-an ekor dari sebelumnya yang mencapai ratusan ekor.
“Pesut mahakam ialah salah satu habitat langka di Indonesia yang terancam punah,” jelas Kepala Satuan Kerja Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Balikpapan, M. Ishak Yusma kepada BeritaBenar, Senin, 2 Mei 2016.
Menurutnya, Sungai Mahakam sudah menjadi habitat alam pesut mahakam mulai dari Kutai Barat, Samarinda hingga Kutai Kartanegara sejak ribuan tahun silam.
Namun pemanfaatannya sebagai sarana jalur transportasi, hilir mudik kapal batu bara, seismik perusahaan migas hingga pembabatan bakau untuk pembangunan dermaga berbagai perusahaan perkebunan membuat pesut terus berkurang.
“Hewan ini peka terhadap suara keras di air seperti mesin kapal dan dentuman seismik. Dia akan pergi,” paparnya seraya menambahkan aktivitas itu menyebabkan polusi suara dan perubahan kandungan udara Sungai Mahakam.
Berbagai faktor itu terbukti menyebabkan kebingungan satwa mamalia laut, seperti lumba-lumba yang masih satu spesies dengan pesut mahakam.
“Dalam bulan April empat lumba-lumba terdampar di Teluk Balikpapan. Tak biasanya mamalia air terdampar di teluk yang jauh dari habitat alamnya di Selat Makassar. Ini tanda bahwa kita salah dalam mengelola kawasan air dan laut,” ujarnya.
Aktivitas kapal batu bara
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur menilai aktivitas kapal ponton batu bara paling bertanggung jawab atas menyusutnya populasi pesut mahakam. Setiap hari puluhan kapal raksasa hilir mudik melintasi rawa gambut Muara Kaman, Kota Bangun, Kenohan dan Muara Wis di Kutai Kartanegara.
“Kawasan ini merupakan habitat alam pesut mahakam,” kata Divisi Database Jatam Kaltim, Rully Dharmadhi.
Kutai Kartanegara menetapkan area seluas 76 ribu hektar untuk kawasan konservasi pelestarian pesut mahakam. Namun, katanya, kapal ponton sering kali melanggar area konservasi sehingga berdampak pada kualitas air Sungai Mahakam.
“Sejak kapal ponton lewat sudah tak terlihat juga kehadiran pesut,” ungkapnya.
Danielle Kreb, penasihat ilmiah Yayasan Konservasi RASI (Conservation Foundation for Rare Aquatic Species of Indonesia) menyatakan pesut mahakam adalah mamalia air paling unik yang terdapat di Indonesia. Spesies ini merupakan hasil evolusi lumba-lumba yang habitat alamnya di laut bebas.
“Hasil evolusi jutaan tahun lampau sejak zaman es. Pesut adalah satu spesies lumba-lumba yang hidup di air tawar. DNA pesut mahakam berbeda bila dibanding dengan pesut yang hidup di perairan air asin,” jelas Danielle kepada BeritaBenar.
Ia menambahkan pesut mahakam masuk dalam spesies lumba-lumba air tawar yang hanya ada di Amazon, Indus, Gangga, Yangtze, Ayeyarwady, dan Mekong.
Kecerdasan kawanan pesut mahakam setaraf dengan lumba-lumba sehingga mampu melindungi dari sergapan predator atau buaya di Sungai Mahakam. “Satwa ini bisa berenang lebih lihai dibandingkan buaya,” katanya.
Pertumbuhan stagnan
Danielle memperkirakan pertumbuhan populasi pesut mahakam stagnan yakni 86 ekor dalam 10 tahun terakhir. Populasinya makin terbatas di perairan Muara Kaman Kutai Kartanegara dan Muara Paru Kutai Barat dengan angka kelahiran 5 hingga 6 ekor per tahun.
“Namun kematian mencapai 3 ekor per tahun. Kami menilainya sebagai satwa yang terancam punah saat ini di Indonesia,” ujarnya seraya berharap pembentukan zona pelestarian pesut mahakam di Muara Kaman, Sungai Rantau, Kendang Kemala dan Muara Belayan.
Danielle menyayangkan jika sampai pesut mahakam punah seperti sejumlah spesies lumba-lumba lain di dunia. Perairan Indonesia, menurut dia, terkenal kaya berbagai jenis spesies lumba-lumba.
“Lumba-lumba dan paus ada 90 jenis di dunia. Sebanyak 35 jenis di antaranya ada di Indonesia,” tuturnya.