Pesawat TNI Jatuh ke Rumah Warga, Empat Tewas
2016.02.10
Malang
Sebuah pesawat latih tempur milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) jatuh menimpa sebuah rumah warga di kawasan pemukiman padat penduduk di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu, sehingga menewaskan dua warga sipil dan dua personil TNI.
Kedua warga sipil tewas adalah Erna Wahyuningtyas (48), seorang ibu rumah tangga; Nurkholis (27) seorang tenaga teknisi RS Husada Malang yang mengontrak rumah Erna, pilot pesawat Mayor Ivy Safatillah dan juru mesin pesawat itu, Sersan Mayor Syaiful Arief Rakhman.
Pesawat jenis Super Tucano TT 3108 itu menghantam rumah Mujianto, yang berhasil menyelamatkan diri dalam kondisi terluka. Tetapi, istrinya Erna dan Nurkholis tewas tertimpa pesawat yang menghujam ke rumah tersebut.
Pesawat buatan Brazil itu jatuh saat sedang melakukan uji terbang setelah menjalani perawatan rutin 300 jam terbang.
"Pemeliharaan dilakukan setiap 50 jam diperiksa, ada pemeliharaan," ujar Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Agus Supriatna di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang.
Pemeliharaan dilakukan secara prosedural terhadap semua sistem pesawat tempur taktis pabrikan Embraer Defence and Security Brazil. Pesawat naas itu dibeli empat tahun lalu.
Uji terbang
Pemeliharaan dilakukan sejak hari Selasa, 9 Februari 2016. Selanjutnya dilakukan uji terbang untuk mengetahui performa pesawat sesuai prosedur. Dalam uji terbang itu, pilot membawa serta juru mesin pesawat. Pesawat tersebut terbang dari landasan pacu Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh pukul 09.25 WIB.
Pada uji terbang pesawat sempat berada pada ketinggian 25 ribu kaki untuk menguji dalam kecepatan poin 56 Mach. Setelah itu, pesawat bermanuver turun pada ketinggian 15 ribu kaki. Lantas pilot berkomunikasi dengan menara kontrol mengenai performa pesawat, termasuk hasil uji manuver dan terbang aerobatik.
Pada ketinggian 15 ribu kaki ke 8 ribu kaki, sesuai prosedur pilot harus melaporkan keseluruhan performa ke menara kontrol. Tetapi, pukul 09.59 WIB menara kontrol kehilangan komunikasi dengan pilot. Pada saat itu pesawat tengah terbang dengan sudut kemiringan 30 derajat. Seharusnya pilot terbang pada ketinggian 8 ribu kaki dengan menguji kecepatan 320 knot.
"Sampai ketinggian 8 ribu kaki pilot tak calling lagi. Sampai terjadi musibah pukul 10.09 WIB," kata Agus kepada wartawan.
Kecelakaan terjadi 10 menit berselang setelah hilang kontak. Tim identifikasi TNI AU tengah bekerja untuk menyelidiki penyebab pesawat Super Tucano itu jatuh. Escavator sempat dikerahkan untuk mengangkat bangkai pesawat yang menghujam ke rumah Mujianto.
Agus menjelaskan tim identifikasi akan menyelidiki penyebab kecelakaan itu apakah karena faktor manusia atau persoalan teknis. Setelah badan diangkat, akan diteliti meliputi baling-baling, mesin dan fuel control unit (FCU). Selain itu, juga bisa dilihat video recorder yang terdapat di dalam kokpit pesawat tersebut.
Ditambahkan bahwa pilot Super Tucano Mayor Ivy Safatillah merupakan pilot yang telah teruji. Dia memiliki 3 ribu jam terbang dan telah menerbangkan Super Tucano sampai 300 jam.
"Penerbang Ivy juga sekolah di Brazil untuk menerbangkan Super Tucano," ujar Agus.
Korban Erna sedang mencuci
Menurut sejumlah warga, korban Erna sedang mencuci pakaian dalam rumah ketika pesawat menghantam rumahnya. Dia dalam rumah beserta suaminya Mujianto dan Nurkholis, pria asal Kabupaten Blitar yang mengontrak rumah itu karena bekerja di Malang.
Mujianto berhasil menyelamatkan diri keluar rumah meski terluka. Sedangkan dua penghuni lain tewas mengenaskan.
"Saya sempat membantu evakuasi korban," kata warga setempat, Muhammad Buhri.
Buhri menceritakan waktu itu sedang duduk di depan rumahnya yang berjarak tiga rumah dari rumah Mujianto. Dia melihat pesawat terbang rendah dan berputar-putar. Tak terdengar suara raungan mesin pesawat dan sempat terdengar letupan mesin. Tiba-tiba pesawat menukik menimpa rumah Mujianto.
“Dari pesawat muncul kepulan asap putih, tetapi tak ada ledakan maupun pesawat
terbakar. Warga berdatangan untuk menolong penghuni rumah,” tutur Buhri kepada BeritaBenar.
Jenazah Erna dan Nurkholis segera dievakuasi dengan ambulans ke Rumah Sakit Saiful Anwar Malang. Beberapa saat kemudian sejumlah petugas TNI AU dan polisi berdatangan. Mereka memasang garis polisi serta menghalau warga yang hendak melihat lokasi kejadian.
Menurut Marsekal Agus, pilot Ivy ditemukan sekitar delapan kilometer dari lokasi pesawat jatuh di areal persawahan Kelurahan Tunjung Tirto, Singosari, Kabupaten Malang.
Jasadnya ditemukan dalam kondisi tertelungkup tertimbun lumpur, sekitar 100 meter ditemukan kursi pelontar. Sedangkan parasut ditemukan di Jalan Ikan Tombro RT 7 RW 4 Kelurahan Tunjungsekar, Lowokwaru, Malang sekitar dua kilometer dari jasad pilot.
Sedangkan jenazah juru mesin udara Sersan Mayor Syaiful Arief Rakhman ditemukan di dalam kokpit. Pesawat menghujam ke tanah, hanya terlihat ekor pesawat.
Tak diterbangkan lagi
Agus menambahkan untuk sementara semua pesawat Super Tucano yang berjumlah 12 unit tak diterbangkan. Pesawat yang didatangkan pada 2012 dan 2014 itu untuk memperkuat skadron 21 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang.
TNI AU membeli total 16 unit pesawat produksi Embraer Defense and Security, Brazil seharga USD 143 juta atau Rp 1,3 triliun. Pesawat Super Tucano menggantikan OV 10 Bronco buatan Amerika 1976. Super Tucano memiliki kemampuan counter insurgency operation (COIN) dan close air support.
Pesawat itu mampu mengangkut senjata ringan untuk serangan antigerilya. Pesawat itu berwarna dasar loreng abu-abu dengan lukisan moncong atau cocor hiu berwarna merah.
"Empat pesawat lagi tiba akhir Februari nanti," tutup Agus.