Detil Aneh Muncul atas 2 Perempuan Tersangka Pembunuh Kim Jong-nam
2017.02.17
Kuala Lumpur dan Jakarta
Salah seorang perempuan yang diduga terlibat dalam pembunuhan saudara tiri Kim Jong-un mengubah penampilannya dan berpindah hotel beberapa kali sebelum dia ditangkap, demikian menurut kesaksian staf hotel, Jumat, 17 Februari 2017.
Sementara itu, pejabat Indonesia mengatakan perempuan kedua, seorang warga negara Indonesia bernama Siti Aisyah, yang kini ditahan di penjara Malaysia, adalah korban rekayasa yang ditipu bahwa ia ikut dalam acara “reality show TV”, demikian laporan media.
Detil dari dua tersangka perempuan tersebut muncul hari Jumat setelah polisi Malaysia mengembangkan penyelidikan mereka dalam kasus kematian mendadak Kim Jong-nam, saudara tiri dari pemimpin rezim Pyongyang, Kim Jong-Un, hari Senin lalu.
Jong-nam meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit setelah dilaporkan berkata kepada staf medis bahwa seorang perempuan telah menyerangnya dengan semprotan kimia di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur 2 (KLIA2) Senin ketika ia menunggu pesawat ke Macau.
Pejabat Malaysia belum merilis hasil otopsi mengenai penyebab kematian Jong-nam. Sementara itu pemerintah Korea Selatan menuding Kim Jong-un dibalik pembunuhan tersebut setelah upaya pembunuhan yang gagal pada tahun 2012. Jong-nam dikenal sebagai pengecam rezim Kim Jong-un.
Dalam pidato yang penuh kemarahan di luar kamar mayat di rumah sakit Malaysia di mana mayat Jong-nam disimpan, Duta Besar Korea Utara, Kang Chol, mengecam pemerintah Malaysia hari Jumat karena menolak menyerahkan mayat Jong-nam dan mengatakan Pyongyang tidak akan menerima hasil otopsi pemerintah Malaysia.
Bersenjatakan boneka beruang
Perempuan dengan paspor Vietnam - diidentifikasi polisi Malaysia bernama Doan Thi Huong (28) sempat tinggal di tiga hotel berbeda di Sepang, daerah pinggiran Kuala Lumpur - tidak terlalu jauh dari bandara - antara tanggal 11 - 15 Februari, demikian kesaksian para karyawan di hotel-hotel tersebut.
Dia mengubah penampilannya dan bahkan terlihat mengenakan masker penutup hidung dan mulut di depan umum, kata para resepsionis hotel. Di salah satu hotel tersebut, perempuan itu meminjam gunting dari staf hotel dan memotong rambutnya hingga sebahu.
Staf hotel mengatakan saat check in ia juga membawa boneka beruang yang sangat besar, setengah ukuran tubuh perempuan itu.
"Dia datang dengan boneka Teddy bear yang sangat besar dan dua tas," kata seorang karyawan dari salah satu hotel.
Perempuan tersebut tinggal di hotel pertama pada 11-12 Februari, di hotel berikutnya pada 12-13 Februari (13 Februari adalah hari terbunuhnya Kim Jong-nam), dan di hotel terakhir pada 13-15 Februari, menurut wawancara dengan resepsionis.
Seorang supervisor di hotel ketiga, yang meminta untuk tidak diidentifikasi, mengatakan perempuan tersebut "mengubah warna lensa kontaknya setiap hari" dan menutupi wajahnya saat di dalam ruangan dengan masker, yang ia lepaskan ketika pergi keluar di malam hari untuk mencari makan.
Supervisor menggambarkan perempuan itu sebagai "tinggi dan cantik".
"Saya pikir dia orang Korea sampai dia memperlihatkan paspornya," kata supervisor itu.
Perempuan pemegang paspor Vietnam tersebut ketika melakukan aksinya tertangkap oleh kamera CCTV di terminal bandara pada hari pembunuhan itu mengenakan kemeja putih bertuliskan "LOL".
Korban rekayasa?
Pada hari Jumat, kepala kepolisian Indonesia Tito Karnavian mengatakan kepada wartawan bahwa Siti Aisyah adalah korban dari orang-orang yang menipunya sehingga tanpa disadarinya ia ikut ambil bagian dalam pembunuhan itu.
Mengutip informasi yang disampaikan polisi Malaysia, Tito mengatakan Siti bersama dengan seorang perempuan lainnya dibayar untuk melakukan aksi untuk lelucon – dengan menyergap laki-laki dan menyemprotkan air ke wajahnya - untuk acara yang mirip dengan program TV populer "Just for Laughs" yang menggunakan kamera tersembunyi, seperti dilaporkan Associated Press.
Tito mengatakan aksi semacam itu dilakukan tiga-empat kali dan mereka dibayar beberapa dolar untuk itu. Pada target terakhir, Kim Jong-nam, diduga ada bahan berbahaya yang dimasukkan dalam alat penyemprotnya, kata Tito, seperti dikutip di AP.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mendukung klaim bahwa Siti telah ditipu.
"Korban rekayasa, seakan-akan reality show," kata Kalla kepada wartawan di kantornya, Jumat.
"Kim (Jong Nam) itu, ya, korban dari korban karena Aisyah juga korban," ujar Kalla.
"Kalau agen, saya kira sudah hilang tidak ketahuan rimbanya," kata Kalla lagi dan menambahkan bahwa pemerintah Indonesia akan memberikan bantuan hukum kepadanya.
Direktur Migrant Care, Anis Hidayah, berharap pemerintah serius mengawal kasus ini hingga tuntas. Pasalnya, kasus melibatkan Aisyah ini terhitung berat dan melibatkan beberapa negara.
"Pemerintah harus memastikan proses hukumnya fair," kata Anis.
Keluarga tak percaya
Perihal keterlibatan Aisyah dalam kematian Jong-nam, keluarga mengaku tak percaya. Mantan mertua Aisyah yang bernama Lian Kiong alias Akiong (56), mengatakan tak mungkin Aisyah terlibat dalam pembunuhan tersebut.
"Saya enggak percaya," kata Akiong kepada BeritaBenar saat ditemui di rumahnya di kawasan Tambora, Jakarta Barat.
Akiong merupakan ayah dari Gunawan Hasyim, mantan suami Aisyah. Dari pernikahan ini, Aisyah dan Gunawan memiliki seorang putra yang kini berusia tujuh tahun dan tinggal bersama Akiong.
Akiong mengatakan, Aisyah selama ini berperilaku baik dan sopan meski telah berstatus mantan menantu.
Akiong dan Aisyah terakhir bertemu saat Tahun Baru Imlek, 28 Januari lalu. Ketika itu, Aisyah datang bersama ibunya dari Serang, Banten, untuk menengok putranya.
Ketua RT Aisyah semasa menetap di Tambora, Rahmat Yusri mengisahkan, Aisyah pada awalnya adalah pegawai pabrik konveksi milik Akiong yang memproduksi jaket.
Ia mulai bekerja pada 2005 bertugas menyetrika dan melipat jaket. Tiga tahun bekerja, Aisyah menikah dengan Gunawan, hingga kemudian berpisah pada 2012.
"Pada 2010, ia (Aisyah) bersama Gunawan sempat bekerja di Malaysia," terang Rahmat.
Damayanti, tetangga Aisyah saat tinggal di Tambora menilai Aisyah tak suka berbicara dengan tetangga.
"Paling senyum kalau bertemu," kata Damayanti.