6 Hari Pascagempa, Pasar Buka, Mamuju Berdenyut Lagi
2021.01.21
Mamuju

Sri Ramlah sudah bergegas mengumpulkan seluruh barang dagangannya untuk dibawa ke Pasar Baru Mamuju.
Di pasar tradisional itu, Sri sudah hampir 10 tahun menjadi pedagang barang campuran dan selama itu pula dia tidak pernah istirahat sampai lama untuk berjualan.
Namun, gempa bumi magnitudo 6,2 yang terjadi di Mamuju pada 15 January membuat Sri terpaksa tidak berjualan dan menutup lapaknya selama lima hari.
“Sudah hari ke lima ini pascagempa. Dan baru ini kami jualan,” kata Sri kepada BenarNews.
Meski sudah bisa kembali beraktivitas, namun Sri masih trauma dengan bencana alam itu. Terlebih, ada beberapa tetangganya yang ikut menjadi korban.
“Alhamdulillah saya dan keluarga baik-baik saja. Ada dua tetangga di Kelurahan Mamuju yang jadi korban meninggal dunia,” ungkap Sri.
Meski di pasar tersebut belum begitu banyak pedagang, karena sebagian ada yang menjadi korban dan masih berada di sejumlah titik pengungsian, aktivitas ekonomi sudah mulai ramai.
Menurutnya, saat ini pedagang yang kembali berjualan di pasar hanya memiliki stok yang tersisa sebelum gempa.
“Karena belum ada distribusi dari pemasok makanya harga sedikit naik,” ujar Sri.
Sri berharap, distribusi pemasok bisa segera cepat masuk ke Mamuju sehingga ketersedian stok di tingkat pedagang bisa terpenuhi.
“Ini kan jalan juga sudah bagus, insya Allah dua tiga hari kedepan aktivitas di pasar ini sudah bisa benar-benar normal dan seluruh kebutuhan masyarakat cukup. Paling penting harganya sudah terjangkau,” imbuhnya.
Jumlah korban jiwa akibat gempa sudah mencapai 91, sementara korban luka-luka mencapai lebih dari 1.100, termasuk 253 orang dengan luka berat, kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati.
BNPB juga melaporkan sebanyak 19.435 orang mengungusi di Majene dan 15.014 orang di Mamuju.
Saat ini kondisi Kabupaten Mamuju dan Majane sudah berangsur pulih dan toko-toko sudah mulai buka dengan penjagaan kepolisian, kata Kasrem Kolonel Yusuf Sampetoding.
"Berdasarkan dengan pendataan yang sudah dibuat oleh Dansatgas, beberapa fasilitas publik yang ada sudah mulai berfungsi kembali, keadaan sudah mulai berangsur membaik," ujar Yusuf dalam konferensi pers Rabu.
Pendistribusian bantuan juga terus mengalir melalui pesawat udara, perjalanan darat maupun kapal laut, kata Yusuf.
"Dengan adanya dukungan bantuan alat berat, kami berharap dalam waktu tidak lama lagi reruntuhan bisa bersih seluruhnya sehingga masyarakat dapat segera kembali beraktifitas normal," ujarnya.
Stok barang susah
Pedagang lainnya di Pasar Mamuju, Nur Ramlah, mengatakan stok di tingkat pedagang memang susah, termasuk ikan yang merupakan jualan utamanya.
“Susah memang ikan karena banyak nelayan belum turun melaut. Beberapa nelayan juga masih ada yang mengungsi,” katanya.
Tidak hanya itu, sejumlah warung makan juga tutup, padahal pengusah warung merupakan konsumen terbesar yang masuk berbelanja di pasar.
“Sekarang pasar buka dan sudah banyak juga warga yang datang membeli. Semoga ekonomi di Mamuju bisa pulih kembali,” tutup Nur.
Sementara itu, Hj Munira mengaku sudah bisa terbantu setelah pasar buka kembali.
Menurutnya, sejak pertama gempa hingga hari ini ia bersama keluarganya masih membuka dapur umum demi memenuhi kebutuhan konsumsi relawan yang datang di Mamuju.
“Kebetulan kami ada dapur umum, jadi sangat bergantung bahan baku dari pasar. Sejak tiga hari lalu pasar sudah buka, tentu membantu kami,” ungkap Munira.
Ia berharap, pedagang di pasar bisa semuanya kembali berjualan sehingga seluruh kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi.
“Memang masih ada warga yang mengungsi, tapi banyak juga sudah warga yang kembali ke rumahnya dan membutuhkan pelengkapan untuk konsumsi keluarganya dari pasar,” kata Munira.
Warga lainnya Ali Mirdad berharap, pemerintah Mamuju bisa mendatangkan distributor atau pemasok kebutuhan pangan ke pasar.
Sehingga kebutuhan masyarakat di pasar bisa benar-benar terpenuhi.
“Pemerintah juga harus pikirkan itu, biar semua stok di pasar aman sehingga masyarakat bisa tenang,” tandas Ali.
Bantuan terus mengalir
Hingga hari ke-enam pascabencana, bantuan masih terus mengalir untuk pengungsi di Mamuju dan Majene.
Bantuan berupa sembako dan kebutuhan pengungsi lainnya itu, tidak hanya datang dari daerah tetangga seperti Palu, Makassar, Gorontalo, dan Manado melainkan juga bantuan datang dari sejumlah wilayah di Indonesia.
Gubernur Sulawesi Barat Andi Ali Baal Masdar mengatakan, bantuan yang masuk ke Mamuju dan Majene akan akan langsung didistribusikan ke sejumlah titik-titik pengungsian yang tersebar di dua kabupaten tersebut.
“Begitu batuannya masuk dan sudah didata, kami langsung distribusikan,” ungkapnya kepada BenarNews di Mamuju.
Bantuan yang datang dari sejumlah wilayah di Indonesia, ujarnya, adalah hak pengungsi. Oleh karena itu, ketika bantuan itu masuk pemerintah langsung mendistribusikan.
“Jadi tidak ada itu bantuan yang sulit di dapat di Mamuju dan Majene karena semua bantuan uang masuk langsung kami distribusikan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Munardo memastikan, seluruh pengungsi di Mamuju dan Majene sudah mendapat bantuan.
Menurutnya, untuk bantuan dari BNPB sudah didistribusikan delapan set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, 5 unit Light Tower, 200 unit Velbed, 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 pcs masker kain, dan 700 paket mi sagu.
“Termasuk kami sudah mendistribusikan 30 unit genset 5 KVA ke Mamuju dan Majene,” terang Doni kepada BenarNews di Ulumanda, Majene.
Selain bantuan logistik dan peralatan yang dibutuhkan pengungsi, BNPB juga sudah menyerahkan bantuan dana awal untuk operasional kebutuhan pokok penanganan gempabumi di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat sebesar Rp4 miliar.
“Bantuan tersebut diserahkan sebesar Rp2 miliar untuk pemerintah Provinsi dan masing-masing Rp1 miliar untuk Mamuju dan Majene,” imbuh Doni.
Sebelumnya, Presiden Joko “Jokowi” Widodo sudah meninjau penanganan pascagempa di Mamuju dan Majene.
Menurutnya, mulai dari proses pencarian dan pertolongan korban hingga pemberian bantuan, dan penanganan pengungsi sudah terkelola dengan baik.
“Saya sudah sampaikan kepada gubernur, setelah seluruh bangunan di Mamuju diaudit pemerintah pusat akan segera membangun kembali,” tegas Jokowi saat itu.
Jokowi juga menjanjikan saat itu pemerintah akan membantu rumah penduduk yang terdampak, dimana untuk rusak berat diberikan bantuan Rp50 juta, rusak sedang Rp25 juta, dan rusak ringan Rp10 juta.
“Semuanya akan segera dipulihkan. Dan saya ingin menyamapaikan duka cita yang mandalam atas bencan alam ini,” tandasnya.