1 Brimob Tewas, 6 Terluka Dalam Baku Tembak di Papua

Sekretaris Klasis Gereja Sinode Kemah Injili Nemangkawi Tembagapura mengatakan ada beberapa tenda warga dibakar sehingga menewaskan seorang sipil.
Victor Mambor
2017.10.23
Jayapura
171023_ID_Freeport_1000.jpg Empat warga membawa peralatan menuju tempat pendulangan emas secara tradisional di Kabupaten Mimika, Papua, 7 Februari 2017.
Albertus Vembrianto/BeritaBenar

Seorang anggota Brimob tewas dan enam lainnya mengalami luka tembak akibat kontak senjata dengan kelompok bersenjata di seputaran kawasan pertambangan PT. Freeport Indonesia di Tembagapura, Timika, Papua.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ahmad Kamal menyatakan di Jayapura, Senin, 23 Oktober 2017, bahwa Briptu Berry Pramana Putra tewas di tempat setelah kena tembak dalam bentrokan senjata dengan kelompok diduga pimpinan Sabinus Waker di kawasan Jembatan Utikini Tembagapura, Minggu sore.

Baku tembak itu berawal dari patroli yang dilakukan Brimob untuk mengejar kelompok bersenjata yang sehari sebelumnya menyerang patroli aparat sehingga terjadi betrokan senjata yang melukai dua anggota Brimob – Mufadol dan Alwin.

Kontak tembak pertama hari Sabtu itu terjadi ketika dua kendaraan patroli jenis Toyota LWB melintasi area sekitar Mile Point 66 - 76 Distrik Tembagapura.

“Kedua kendaraan itu diberondong tembakan dari arah sebelah kiri jalan mengenai kaca depan (kanan atas) dan pintu mobil samping kiri,” kata Akmal.

Tak lama berselang, satu kendaraan jenis LWB yang dikendarai Joe Hatch, warga negara Amerika Serikat saat itu menyusul dari belakang, ditembaki.

Peluru mengenai bagian kiri bawah, pintu sebelah kiri, dan ban depan sebelah kiri. Tapi, Joe tidak terkena tembakan.

Pada Minggu, anggota Brimob melakukan pengejaran terhadap pelaku penyerangan dan terjadi baku tembak sehingga menewaskan Briptu Berry.

Proses evakuasi jenazah Briptu Berry yang dilakukan Senin pagi tak luput dari serangan kelompok bersenjata sehingga terjadi kontak tembak.

“Pagi tadi, sempat terjadi kontak senjata, empat anggota kami kena tembak saat hendak melakukan evakuasi Briptu Berry,” kata Kamal.

Ipda Giay, terkena luka tembak pada tangan kiri, Bripda Hence luka di kaki kiri, Bripda Mario luka tembak pada telapak tangan kiri dan Aipda Mustari luka di paha sebelah kiri, kata Kamal.

Korban sipil

Sekretaris Klasis Gereja Sinode Kemah Injili (Kingmi) Nemangkawi Tembagapura, Kristian Jangkup, mengatakan beberapa tenda masyarakat Kimbeli dan Banti di Utikini dibakar aparat keamanan yang mengejar kelompok bersenjata paska penembakan Minggu, hal yang ditepis oleh Kabid Humas Polda Papua.

“Satu orang tua berusia berusia 65 tahun terbakar dalam rumah (kamp). Orang tua bernama Iluwe Kogoya memang lumpuh sehingga tidak bias keluar dari dalam rumah,” kata Kristian kepada BeritaBenar.

Seorang warga Timika yang mengaku penghubung dengan pihak Tentara Pembebasan Nasional – Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM), membenarkan pembakaran kamp di Kimbeli.

Menurutnya, paska penembakan, aparat keamanan melakukan pengejaran hingga di Kali Kabur pada Minggu malam.

“Akibatnya, masyarakat di sekitar lokasi pendulangan, Banti dan Arwanok, lari sembunyi di hutan. Mereka lari meninggalkan harta mereka seperti emas hasil dulang,” kata warga yang menolak disebutkan namanya saat dihubungi BeritaBenar.

“Di Kimbeli, ada satu orang yang lumpuh tertinggal dalam rumah saat aparat keamanan membakar kamp-kamp milik masyarakat yang mendulang di situ.”

Namun Kabid Humas Polda Papua membantah informasi pembakaran ini. Menurutnya, di Utikini, Brimob melakukan pemeriksaan rumah yang sudah ditinggalkan oleh kelompok bersenjata, sehingga aparat Brimob tidak menemukan warga.

“Tidak benar ada pembakaran terhadap warga dan rumah warga di kampung Utikini,” ujar Akmal.

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan berita-berita yang diposting di media sosial.

“Informasi tidak jelas jangan dipercaya. Saat ini Brimob masih melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata dan situasi di Tembagapura kondusif,” katanya.

‘Skenario’

Terkait insiden penembakan dan baku tembak selama tiga hari terakhir, legislator Papua Laurenzus Kadepa mengatakan wajar jika ada pihak yang menduga ada skenario di balik kekerasan itu.

“Ada yang menduga ini adalah pengalihan isu terkait keracunan gas di area Biggossan Level, 2640 Cross Cut 21 Underground Tembagapura Rabu lalu yang menyebabkan seorang karyawan, Hendry (50) meninggal dunia, dan dua rekannya dalam keadaan kritis,” kata Kadepa.

Penembakan di area Freeport bukan hal baru. Sejak Freeport ada, sudah sering terjadi penembakan. Yang aneh, menurutnya, mengapa penembakan sering terjadi di area PT Freeport Indonesia, padahal tambang emas dan tembaga itu memiliki pengamanan super ketat.

"Karyawan saja tak gampang masuk ke area Freeport, apalagi orang dari luar. Saya tidak sependapat kalau setiap insiden langsung menuduh kelompok OPM sebagai pelaku," ujarnya.

Ia juga mengingatkan Polda Papua agar tidak melanggar aturan dalam mengejar pelaku serangan itu.

"Penegakan hukum ada prosedurnya, ada mekanismenya. Jangan sampai rakyat sipil yang tidak tahu masalah jadi korban," tegasnya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.