Gempa Sulteng, Korban Tewas Bisa Mencapai Ribuan

Belum terima bantuan, sebagian warga menjarah toko kebutuhan bahan pokok.
Keisyah Aprilia
2018.09.30
Makassar
180930-IN-quake-lede1000.jpg Warga membawa jasad anggota keluarga mereka di dalam kantong jenazah keluar dari halaman sebuah rumah sakit dimana mayat para korban diletakkan setelah gempa dan tsunami melanda sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah, 30 September 2018.
AFP

Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengunjungi Palu, ibukota Sulawesi Tengah (Sulteng), Minggu, 30 September 2018, untuk melihat langsung dampak gempa dan tsunami yang melanda daerah itu, sementara korban tewas tercatat mencapai 832 orang, dan jumlah ini bisa terus meningkat mencapai ribuan, demikian kata pejabat.

“832 orang meninggal dunia, terdiri dari 821 orang di Palu dan 11 orang di Donggala,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kepada wartawan di Jakarta, Minggu siang.

Donggala adalah kabupaten yang berjarak sekitar 70 kilometer dari Palu dan merupakan daerah terdekat pusat gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter yang mengguncang provinsi itu pada 28 September dan beberapa menit kemudian tsunami menerjang.

“Diperkirakan jumlah korban masih terus bertambah karena banyak korban yang belum teridentifikasi, masih tertimbun reruntuhan bagunan atau tanah longsor dan daerahnya belum terjangan tim SAR (Search and Rescue),” tutur Sutopo.

Jumlah korban bisa mencapai ribuan orang, demikian dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla mencontohkan saat tsunami menerjang Aceh pada 26 Desember 2004.

“Jam pertama mereka bilang yang tewas cuma tujuh, lalu sore mereka bilang 40, tak tahunya total korban 200 ribu,” ujar Kalla yang ketika itu juga menjabat Wakil Presiden.

Tim penyelamat terus berusaha mencari para korban yang terperangkap di bawah puing Hotel Roa Roa, Mall Tarura – pusat perbelanjaaan terbesar di Palu, perumahan Balaroa, Ramayana, dan sejumlah bangunan lain yang ambruk.

“Diperkirakan masih ada ratusan orang yang terjebak di bangunan-bangun yang ambruk itu dan belum berhasil dievakuasi,” tutur seorang warga, Muhammad Taufik, mengutip keterangan petugas Basarnas.

Hotel Roa-Roa yang berlantai delapan rata dengan tanah. Ketika gempa terjadi, sebagian besar kamar hotel diisi tamu yang menginap.

“Ketika roboh, menurut informasi dari pekerja hotel, banyak tamu terperangkap,” kata Taufik, seraya menyebutkan Rumah Sakit Anutapura yang berlantai empat juga roboh.

Dia menyebutkan Minggu pagi, tim penyelamat berhasil mengeluarkan seorang korban dari reruntuhan Hotel Roa-Roa dalam kondisi hidup.

“Menurut petugas Basarnas, sejak hari pertama delapan orang telah berhasil dievakuasi dari hotel tersebut. Enam orang selamat dan dua meninggal dunia,” katanya.

Taufik menyatakan banyak warga masih mengungsi ke daerah-daerah yang dianggap aman dan memilih tidur di alam terbuka karena gempa susulan masih terjadi.

Warga lain menyebutkan saat tsunami menerjang, puluhan hingga ratusan orang sedang berada di arena Festival Pesona Palu Nomoni dan belum diketahui nasibnya.

Pernyataan serupa juga diungkap Sutopo yang menyatakan bahwa banyak orang berada di seputaran pantai ketika tsunami menyapu Palu.

“Tidak ada sirene. Banyak orang tidak tahu ada ancaman bahaya dan mereka melakukan kegiatan di pantai,” katanya.

Sutopo menambahkan bahwa para korban luka berat yang mencapai 540 orang dirawat di beberapa rumah sakit.

Perawatan juga terpaksa dilakukan di luar rumah sakit karena pasien khawatir dengan gempa susulan.

Penjarahan

Lambannya penyaluran bantuan untuk korban membuat sebagian warga Palu menjarah minimarket dan toko yang menyediakan kebutuhan pokok.

"Mau bagaimana lagi. Ini sudah tidak ada makanan dan minuman," kata seorang warga Palu Timur, Erik Taher.

Menurutnya, semua kebutuhan pokok dari dalam toko diambil warga, mulai dari beras, supermi, makanan kaleng, dan lainnya.

"Pokoknya tidak ada yang disisa, semuanya warga ambil," kata Erik.

Andi Mulis, seorang warga lain menyatakan, masyarakat terus mencari mini market dan toko yang bisa dijarah barang-barangnya karena ada informasi bahwa pemerintah akan membayar ganti rugi kepada pemiliknya.

"Sore tadi warga di dalam kota masih keliling-keliling cari mini market dan took yang bisa dijarah," Imbuhnya.

Tetapi, informasi yang beredar itu dibantah Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, yang menyatakan, "Tidak begitu (sebenarnya) berita yang ditulis."

"Dalam rapat saya minta Pemda fasilitasi beli minuman, makanan, di toko yang jual. Berikan dulu kepada pengungsi dan yang dirawat di rumah sakit. Cari yang punya toko, dibeli dulu dan saya minta pengawalan Satpol PP dan Polri kemudian bagikan makanan tersebut," katanya seperti dikutip dari laman Kompas.com.

Kunjungan Jokowi

Presiden Jokowi yang terbang ke Palu segera memimpin rapat terbatas dengan sejumlah menteri, pimpinan lembaga dan Gubernur Sulteng terkait penanganan bencana.

Kemudian, Jokowi yang mengenakan jaket loreng hijau-hitam TNI memberikan arahan kepada prajurit TNI di pelataran bandara Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, agar bekerja keras dalam membantu korban.

"Saya minta saudara-saudara semuanya siap bekerja siang dan malam menyelesaikan yang berkaitan dengan evakuasi, siap?" katanya, seperti disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

Jokowi juga meminta kesiapan anggota TNI untuk membantu proses rehabilitasi dan rekonstruksi Sulteng.

Selanjutnya, Presiden Jokowi dan rombongan meninjau sejumlah titik yang terdampak bencana yaitu Perumnas Balaroa yang mengalami rusak berat, Pantai Talise – tempat wisata utama di Palu yang rusak parah akibat tsunami. Jokowi juga meninjau Rumah Sakit Undata dan posko pengungsi di Lapangan Vatulemo.

Ketika berada di kompleks Perumnas Balaroa, Jokowi sempat berbincang dengan warga.

"Jadi ini memang keadaan darurat karena jalan banyak yang terputus, bandara. Listrik dari tujuh gardu baru yang hidup‎. (Suplai) BBM juga (terhambat karena) jalan tertutup," katanya.

"Saya harap masyarakat sabar semua. Saya tahu banyak persoalan harus diselesaikan dalam waktu dekat, termasuk berkaitan dengan komunikasi."

Dia memastikan, akan terus mengikuti setiap perkembangan terkait penanganan pasca-bencana.

"Ini akan terus saya ikuti, semua akan kembali. Setelah normal baru tahap rehabilitasi dan rekonstruksi rumah-rumah seperti ini‎," pungkasnya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.