Kunjungan Menlu Inggris, Bahas Peluang Kerja Sama Teknologi

Belakangan Indonesia banyak menjalin kerja sama jaringan komunikasi dan informasi dengan China.
Ronna Nirmala
2021.11.11
Jakarta
Kunjungan Menlu Inggris, Bahas Peluang Kerja Sama Teknologi Presiden Joko “Jokowi” Widodo bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, 11 November 2021.
Istana Kepresidenan via AFP

Inggris dan Indonesia sepakat meningkatkan kerja sama teknologi baru termasuk jaringan 5G dan 6G, demikian Menteri Luar Negeri Elizabeth Truss dalam kunjungan kerja di Jakarta, Kamis (11/11) sambil menekankan pentingnya “negara-negara yang demokratis” membentuk standar industri. 

Pernyataan Truss setelah pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi itu tampaknya merupakan sindiran terhadap China yang memiliki ambisi untuk menciptakan standar industri untuk teknologi baru. 

Dalam pertemuan dengan Retno, Truss mengatakan Inggris melihat peluang Indonesia sebagai salah satu kekuatan besar ekonomi dunia pada masa depan, oleh karenanya, peningkatan kerja sama di berbagai sektor perlu ditindaklanjuti sejak dini melalui penyusunan peta jalan yang ditargetkan rampung sebelum akhir tahun. 

“Kami juga membahas elemen dalam peta jalan itu berupa kerja sama digital dan teknologi,” kata Truss, yang tiba di Jakarta pada Kamis dan menggelar pertemuan dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo.  

“Kita perlu memastikan bahwa standar teknologi dibentuk oleh dunia negara-negara yang demokratis, dan kami ingin bekerja sama dengan Indonesia khususnya seperti siber dan teknologi generasi berikutnya; baik itu 5G, 6G, atau bidang-bidang terkait kecerdasan buatan dan quantum,” katanya, menambahkan. 

Tahun lalu, China meluncurkan proyek ambisius yang diberi nama Standards 2035, yang merupakan cetak biru dari ambisi Beijing untuk menetapkan standar global terkait teknologi generasi mendatang termasuk jaringan 6G, quantum, kecerdasan buatan dan Internet untuk Segala (Internet of Things). 

Inggris dan Amerika Serikat melihat ambisi China itu sebagai ancaman terhadap dominasi Barat di bidang teknologi.

Industri teknologi menggunakan standar untuk memastikan bahwa produk dibuat untuk bekerja dengan satu sama lain tanpa gangguan, walaupun produk itu dibuat oleh perusahaan berbeda dan di negara berbeda.

Standar memungkinkan produk didesain dan diproduksi dalam skala besar dan digunakan di seluruh dunia.

Truss maupun Kementerian Luar Negeri Indonesia tidak memaparkan lebih jauh rencana peta jalan kerja sama teknologi yang diincar dengan Indonesia. 

Dalam konteks lain, Truss turut menyatakan Inggris melihat peluang kedua negara juga dapat meningkatkan kinerja perdagangan melalui investasi ramah lingkungan. 

“Kami telah membahas infrastruktur, kami juga membahas kerja sama bidang pengetahuan, tetapi ada jalur potensial yang sangat besar, semua investasi yang ingin didukung oleh pemerintah dan sektor swasta Inggris,” kata Truss.

Sementara Jokowi mengatakan, kedua negara juga membahas peluang kerja sama di sektor pengembangan baterai litium untuk memenuhi suplai baik di Inggris maupun Eropa. 

"Indonesia akan menyediakan prekursor yang diperlukan dari pabrik di Indonesia yang dibangun atas investasi bersama kita," kata Jokowi.

"Mohon sampaikan prioritas-prioritas ini kepada PM Johnson. Indonesia akan mengirimkan tim ke Inggris untuk segera menindaklanjuti hal ini, dan tentunya dukungan Inggris terhadap presidensi G20 Indonesia akan sangat kami hargai," katanya, menuntaskan. 

Kerja sama dengan China

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia lebih banyak menjalin kerja sama dalam hal jaringan komunikasi dan informasi bersama dengan perusahaan asal China, Huawei. 

Pada 2020, Huawei menjalin kerja sama menghadirkan jaringan 4G LTE di daerah terluar bersama PT Telkomsel, yang merupakan operator selular terbesar di Indonesia dan anak dari perusahaan telekomunikasi pelat merah Telkom. 

Jay Chen, wakil presiden Huawei untuk wilayah Asia dan Pasifik, dalam wawancara dengan Antara pada Maret 2021 mengatakan perusahaannya juga siap mendukung pemerintah untuk mempersiapkan spektrum jaringan 5G. 

Dalam rangka persiapan, sejak Januari 2021 Huawei juga membuka Huawei ASEAN Academy Engineering Institute dan bekerja sama dengan 33 perguruan tinggi di Indonesia untuk memberikan pelatihan terkait teknologi. 

“Sejatinya 5G itu bukan untuk kepentingan individu saja, melainkan pada saatnya nanti 5G sangat penting bagi industri, seperti bidang kesehatan, pendidikan, manufaktur, transportasi, pertanian. Yang pasti, 5G sangat dibutuhkan oleh sektor industri,” katanya. 

Keputusan Indonesia untuk bekerja sama dengan Huawei berseberangan dengan kebijakan Amerika Serikat yang memblokir teknologi dari perusahaan China ini karena dianggap menjalankan aktivitas yang bertentangan dengan keamanan nasional. 

Tegaskan komitmen iklim

Dalam pertemuan dengan Truss, Indonesia kembali menegaskan komitmen dalam upaya penanggulangan krisis iklim terutama dalam sektor perhutanan usai terjadinya silang pendapat terkait terminologi deforestasi yang muncul usai Deklarasi Glasgow dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-26 Perubahan Iklim (COP26). 

“Terkait isu iklim, saya menegaskan kembali bahwa Indonesia tidak mau terjebak dalam retorika. Kami lebih memilih untuk membuktikannya,” kata Menlu Retno. 

Satu hari setelah Presiden Joko “Jokowi” Widodo menandatangani Deklarasi Glasgow dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim COP26 di Skotlandia yang memuat komitmen lebih dari seratus negara dunia untuk menghentikan deforestasi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan bahwa nol deforestasi tidak mungkin dilakukan Indonesia.

Pernyataan Siti tampaknya merespons maklumat Menteri Lingkungan Hidup Inggris Zac Goldsmith sebelumnya yang mengatakan bahwa 100 negara telah sepakat untuk “mengakhiri deforestasi pada tahun 2030.”

Retno mengatakan, Indonesia tidak mengubah komitmennya terkait deforestasi yang merujuk pada target net zero sink 2030. 

“Presiden antara lain menyebutkan bahwa Indonesia bertujuan untuk mengubah sektor hutan dan penggunaan lahan menjadi ‘penyerap karbon bersih’ pada tahun 2030. Ini adalah komitmen Indonesia untuk menjadi bagian dari solusi,” kata Retno. 

Truss tidak merespons secara spesifik terhadap pernyataan Retno tersebut. Pihaknya hanya menekankan komitmen Indonesia dalam upaya penanggulangan krisis iklim adalah prioritas utama kunjungannya. 

 

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.