Menlu AS Kunjungi Indonesia di Tengah Meningkatnya Pengaruh China di Kawasan Asia Tenggara

Kunjungan Blinken membahas investasi dan infrastruktur dinilai menunjukkan kepentingan AS tidak hanya keamanan.
Tria Dianti
2021.12.06
Jakarta
Menlu AS Kunjungi Indonesia di Tengah Meningkatnya Pengaruh China di Kawasan Asia Tenggara Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi dan mitranya, Menlu AS Antony Blinken (kanan) setelah mengadakan pertemuan bilateral di Departemen Luar Negeri AS di Washington DC, Amerika, 3 Agustus 2021.
Reuters

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken akan mengunjungi Indonesia pada pekan depan, kata pejabat Indonesia Senin, di tengah upaya Amerika Serikat mendekatkan diri dengan Asia Tenggara dalam upaya menangkal pengaruh China di kawasan.

Kunjungan ini merupakan yang pertama bagi Blinken ke Indonesia dan berselang dua minggu setelah Asisten Menlu AS Daniel Kritenbrink datang ke Jakarta dalam lawatannya ke Asia Tenggara.

Blinken akan membahas enam isu strategis diantaranya adalah kerjasama kesehatan, investasi, perdagangan, infrastruktur, perubahan iklim dan transformasi digital, kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI, I Gede Ngurah Swajaya.

“Ini akan mengawali interaksi tingkat tinggi yang semakin meningkat antara Indonesia dan Amerika Serikat dalam konteks kemitraan strategis kedua negara,” ujar Ngurah dalam keterangan pers di Jakarta.

Ngurah mengatakan dalam kunjungannya, Blinken juga dijadwalkan akan menyampaikan pidato kebijakan terkait dengan strategi AS di kawasan Indo-Pasifik. “Blinken juga akan membahas kemajuan isu strategis kerjasama Indonesia-Amerika Serikat,” katanya.

Menurut rencana, Blinken akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Namun belum diketahui apakah dia akan bertemu juga dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

Blinken juga direncanakan akan hadir dalam pertemuan Bali Democracy Forum pada 9 Desember mendatang secara virtual, ujarnya.

Selain Indonesia, Blinken juga akan mengunjungi sejumlah kawasan di ASEAN, salah satunya Malaysia, ujarnya.

Dalam pertemuan AS-ASEAN September lalu, Blinken menegaskan komitmen Amerika Serikat terhadap negara ASEAN dan mengatakan kawasan ini sangat penting bagi stabilitas, peluang ekonomi, dan visi berdasarkan hukum internasional.

Ia menegaskan bahwa AS mendukung pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik.

Ia mengatakan, Amerika Serikat juga akan merilis strategi Indo-Pasifik yang baru dan komprehensif, berdasarkan visi AS untuk kawasan yang bebas, terbuka, saling terhubung, tangguh, dan aman.

“Ini sangat mirip dengan pandangan ASEAN. Ini juga akan mencerminkan pentingnya Asia Tenggara bagi Kawasan Indo-Pasifik, dan peran penting yang dimainkan ASEAN dalam menentukan masa depan kawasan,” katanya.

Minggu lalu, Kritenbrink mengatakan negaranya tidak akan memaksa negara ASEAN untuk memilih di tengah persaingan AS dan China. AS juga menjanjikan komitmen Washington terhadap Asia Tenggara dengan mendukung sentralitas ASEAN. 

Kerjasama intensif Indonesia-AS juga ditunjukkan dengan pelatihan militer bersama Garuda Shield pada Agustus lalu, yang melibatkan sekitar 4.500 tentara dari kedua negara di Sumatra Selatan, Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara.

Latihan ini sempat mendapatkan kritikan dari China padahal telah rutin dilakukan sejak 2009 dan digelar terbesar pada Agustus 2021 dengan melibatkan personil terbanyak.

China kala itu melayangkan keberatan kepada pemerintah Indonesia melalui komunike diplomatik atas latihan Garuda Shield dan menganggap latihan tersebut mengganggu stabilitas politik kawasan.

Pertemuan AS-ASEAN

Sementara itu, dilansir Kyodo, AS berencana untuk menjadi tuan rumah pertemuan tatap muka antara Presiden Joe Biden dan para pemimpin negara ASEAN di Washington DC Januari nanti.

Pertemuan tingkat tinggi itu akan menjadi pertemuan pertama antara Biden dan para pemimpin negara ASEAN sejak ia menjabat pada Januari tahun ini, demikian disampaikan sumber ASEAN seperti dikutip Kyodo.

Berdasarkan usulan AS, KTT ini akan berlangsung pada minggu ketiga Januari dan mencoba mengkoordinasikan tanggalnya dengan negara ASEAN lainnya, demikian menurut sumber itu.

Namun, AS mungkin tidak akan mengundang pemimpin junta Myanmar, Jenderal Min Aung Hlain ke pertemuan itu.

Myanmar sebelumnya juga tidak hadir pada pertemuan AS-ASEAN Oktober lalu, dan China-ASEAN pada November setelah negara-negara anggota tidak mengundang Min Aung karena kegagalannya dalam melaksanan konsensus tentang penghentian kekerasan dan dialog dengan anggota pemerintah yang digulingkan dalam kudeta Februari lalu.

Dalam pertemuan virtual AS-ASEAN, Biden mengatakan AS akan memberikan $102 juta kepada anggota ASEAN untuk upaya mengatasi pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung dan masalah lainnya.

Sementara Presiden AS sebelumnya, Donald Trump absen selama 4 tahun dalam KTT dengan ASEAN.

Wakil Presiden AS, Kamala Harris pada Agustus lalu berkunjung ke sejumlah negara Asia Tenggara kecuali Indonesia. Bulan Juli, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga melewatkan kunjungan ke Indonesia dalam lawatan ke Singapura, Vietnam dan Filipina.

Keterlibatan AS ke ASEAN

Pakar hubungan internasional dari Australian National University (ANU), Hunter Marston menilai kunjungan Blinken ke Indonesia tidak boleh dilihat melalui prisma persaingan AS-China, melainkan dilihat dari kacamata keterlibatan baru AS dengan Asia Tenggara.

Apalagi, katanya, kunjungan tersebut tak hanya Indonesia tapi juga negara ASEAN lainnya. Ia mengakui AS memiliki kekhawatiran serius terkait pertumbuhan kekuatan militer dan ekonomi China di Indo-Pasifik.

“Washington juga mulai menyadari bahwa negara-negara yang lebih kecil ini penting untuk berbagai alasan lain, termasuk perdagangan yang berkembang dan hubungan antar masyarakatnya, yang semuanya adalah penting untuk melanjutkan relevansi regional AS ke depan,” katanya kepada Benarnews.

Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia (UI) Muhammad Arif menilai kunjungan Menteri Luar Negeri AS ke Jakarta merupakan perkembangan positif, terutama setelah sebelumnya Jakarta dilewatkan oleh pejabat-pejabat tinggi AS.

“Blinken akan membawa isu-isu seperti investasi dan infrastruktur juga positif, karena artinya ada realisasi di pemerintah AS bahwa kawasan AS harus bekerja sama di luar masalah keamanan,” katanya kepada Benarnews.

Dengan begitu, kata dia, Indonesia dan negara-negara lain di kawasan ASEAN dapat memetik manfaat dari persaingan yang sehat antara AS dan China di bidang infrastruktur dan investasi.

Meskipun, lanjutnya, kerjasama dengan AS dianggap biasa saja karena jarang berlanjut ke hal konkret. Selain itu, jumlah bantuan yang diberikan AS juga dinilai tidak lebih banyak dari yang diberikan China.

“Namun demikian ini masih tahap awal sekali. Semoga  pendekatan non-keamanan ini juga akan diikuti oleh kekuatan besar lainnya. Jadi Indonesia bisa terbuka pilihannya,” harapnya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.