Menanti Kepulangan Menantu yang Ditangkap Densus 88

Gunawan
2016.03.24
Balikpapan
160324_ID_fajrun_1000 Sejumlah personel Brimob sedang berjaga-jaga saat penggeledahan rumah Fajrun di Balikpapan, Kalimantan Timur, 15 Januari 2016.
Gunawan/BeritaBenar

Noor Jamal (65) menghela nafas panjang. Dua bulan lebih, menantunya, Fajrun, tanpa kabar sejak ditangkap Detasemen Khusus (Densus) Anti Teror 88 Polri di kediamannya, Perumahan Herr I, Kelurahan Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur.

“Saya tidak tahu harus bertanya pada siapa karena tidak ada yang bisa menjawab,” tutur Jamal saat ditemui BeritaBenar di rumahnya, Selasa, 22 Maret 2016.

Dia sudah terlihat tenang dibanding saat pertama kali menantunya ditangkap karena diduga tersangkut perkara terorisme. Pengusaha borongan rumah ini membeberkan kronologis penangkapan menantunya pada pagi buta, 15 Januari 2016.

“Masih sakit hati ini kalau mengingatnya, dada terasa sesak,” keluhnya.

Masalah yang mendera keluarga Jamal tidak bisa dianggap enteng. Menantu yang selama ini dikenalnya sebagai ustadz ditangkap polisi anti-teror.

Polisi bahkan mengerahkan puluhan personil bersenjata laras panjang dan mobil Baracuda untuk mengangkut Fajrun ke Markas Brimob Polda Kalimantan Timur.

“Sudah ada masalah ini, pemberitaan media simpang siur dan menjurus fitnah,” ujar Jamal.

Media massa, menurut dia, mengutip nara sumber yang kredibilitasnya diragukan. Misalnya, menuliskan seolah halaman belakang rumahnya menjadi tempat latihan perang pelaku teror.

“Media menulis ada tempat latihan memanah di belakang rumah saya. Padahal itu aktivitas tetangga dan letaknya pun jauh dari rumah saya,” paparnya.

Seorang ustadz

Jamal mengaku keberadaan Fajrun masih simpang siur. Ada yang bilang ustadz asal Ambon itu menjalani pemeriksaan di Markas Brigadir Mobil Polri. Lokasinya? Bisa di Balikpapan atau malah sudah diterbangkan ke Jakarta.

“Saya tak ada biaya mengecek keberadaannya ke Jakarta. Apalagi untuk membayar jasa pengacara. Kami hanya bisa pasrah,” ujarnya.

Polisi di Kalimantan Timur seolah kompak bungkam ketika keluarga bertanya dimana dan bagaimana proses penyidikan Fajrun. Padahal keluarga Jamal ingin ada kejelasan sehingga kasusnya bisa terungkap di persidangan.

“Jika benar melakukan pelanggaran, silakan proses di pengadilan. Namun hingga kini tidak ada kabar sama sekali,” tegas Jamal.

Dia tetap berprasangka positif pada menantunya yang sopan dan terpelajar. Selama dua tahun menjadi menantunya, di mata Jamal, sosok Fajrun memiliki wawasan ilmu agama Islam berdasarkan Al Quran dan Hadist.

“Setahu saya, dia seorang ustadz yang pandai ilmu agama,” jelasnya.

Alasan itu pula yang meyakini Jamal menikahkan putri semata wayangnya, Nurdiah Rahmania, dengan ustadz yang biasa mengajarkan anak-anak mengaji di Masjid Al Ikhwan Perumahan Balikpapan.

Jamal mengaku merasa terkesan setiap kali Fajrun memaparkan materi khutbah dan pengajian.

“Ilmu agama saya masih dangkal, sehingga wajar ingin punya seorang menantu yang memiliki pengetahuan lebih dibandingkan saya. Sehingga kalau bertanya soal agama lebih gampang,” ujarnya.

“Tidak mungkin Fajrun terlibat aksi teror bom di Jakarta. Agama Islam melarang kekerasan dalam situasi damai seperti sekarang ini,” imbuhnya.

Nurdiah enggan berbicara dengan BeritaBenar. Istri Jamal, Mardhiah, mengatakan bahwa Nurdiah lebih banyak mengurung diri dalam kamar bersama putrinya yang masih berusia 11 bulan sejak Fajrun ditangkap.

“Anak kami terlihat cukup tabah dengan cobaan ini. Semua keluarga mendukung putri kami karena belum tentu menantu saya bersalah. Semuanya kami serahkan kepada Allah,” tutur Mardhiah.

Tim Densus 88 Anti-Teror Polri membawa seorang pria yang diduga terlibat aksi terorisme di Malang, Jawa Timur, 21 Februari 2016. AFP

Diborgol di depan istri

Fajrun ditangkap pasukan Densus 88 sehari setelah aksi bom dan penembakan di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Dalam insiden yang terjadi pada 14 Januari 2016 itu, empat pelaku dan empat warga sipil tewas serta puluhan lainnya luka-luka.

Fajrun ditangkap saat hendak melaksanakan shalat subuh di masjid samping perumahan. Dia diborgol di depan istrinya – yang hanya bisa menangis melihat suaminya dibawa.

“Sejak Magrib, polisi sudah lalu lalang di sekitar rumahnya,” tutur Ujang Dirga, seorang tetangga Jamal.

Terkait temuan barang bukti seperti selongsong peluru, bubuk mesiu, amunisi, paku dan buku jihad, Jamal meragukan kebenarannya.

Pasalnya, polisi menggeledah rumahnya tanpa disertai saksi dari pihak keluarga.

“Saya tak ada di lokasi saat penggeledahan. Polisi hanya didampingi Ketua RT. Tiba-tiba mereka menyebutkan ada barang bukti seperti itu,” katanya.

Ketua RT 59 Kelurahan Sepinggan, Syamsul Arifin ketika dikonfirmasi mengakui ikut mendampingi polisi.

“Benar saya yang mendampingi penggeledahan polisi. Ada barang bukti seperti disampaikan polisi,” katanya singkat sambil menyuruh BeritaBenar pergi.

Bendahara Yayasan Al Ikhwan, M. Ali mengatakan, perkenalannya dengan Fajrun terjadi saat ustadz itu mempersunting putri Jamal. Ali mengenal Fajrun sebagai kontraktor bangunan dan mudah bergaul.

“Saya mengenalnya sebagai orang yang ramah, tapi semua orang di sini memang ramah-ramah,” tutur Ali.

Fajrun, tambah Ali, sering shalat berjamaah di masjid itu dan mengajarkan Al-Quran kepada anak-anak meski tak tercatat sebagai staf pengajar Yayasan Al Ikhwan.

“Saya yang biasanya merekrut guru di Al Ikhwan. Fajrun ini hanya guru mengaji di masjid saja,” jelas Ali.

Kepala Polda Kalimantan Timur, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Safaruddin yang dikonfirmasi BeritaBenar mengaku Fajrun sudah jadi incaran polisi, tetapi ia enggan menjelaskan lebih detil alasan penangkapan ustadz asal Ambon itu.

“Soal informasi selengkapnya, itu wewenang Densus 88. Kami di daerah sifatnya hanya mem-back up saja pada saat penangkapan dan penggeledahan,” tuturnya.

Jamal, Mardhiah dan putrinya masih setia menanti dan tak pernah putus harapan suatu hari Fajrun akan kembali pulang ke pangkuan keluarga itu kendati terbelit kasus terorisme.

“Kenapa saya harus menolaknya sebagai menantu? Dia belum terbukti bersalah. Apalagi kami sudah menyerahkan anak saya menjadi istrinya,” pungkas Jamal.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.