Menyelamatkan Lutung Jawa dari Kepunahan

Heny Rahayu
2015.11.10
Malang
lutung-620 Para relawan mengangkut lima lutung Jawa yang ditempatkan dalam kota sebelum dilepas ke hutan lindung Kondang Merak, Kabupaten Malang, Jawa Timur, 4 November 2015.
BeritaBenar

Diperbaharui pada 5:11 p.m. ET, 11-11-2015

Sejumlah relawan memindahkan lima ekor lutung Jawa (Trachypithecus auratus) dari kandang karantina ke kotak. Setiap kotak yang telah tersedia pakan alami dan vitamin berisi seekor lutung. Lalu kelima kotak itu diangkut dengan sebuah truk.

Truk menempuh perjalanan sejauh 50 kilometer menuju hutan lindung Kondang Merak, Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dari Pusat Rehabilitasi Lutung Jawa (Javan Langur Center) di Coban Talun, Kota Batu.

Nanang (30), seorang relawan yang merupakan warga sekitar hutan lindung Kondang Merak, mengenang masa kecil hingga remaja. Saat itu, ia sering melihat koloni lutung bergelantungan di pepohonan sekitar hutan.

Namun sejak maraknya perburuan menyebabkan populasi lutung semakin merosot. Perburuan dilakukan dengan cara menembak lutung dewasa untuk diambil daging karena dianggap manjur untuk obat penyakit kulit dan asma. Ada juga yang diawetkan. Sedangkan anak lutung dijadikan hewan peliharaan.

“Sekarang sulit bisa bertemu lutung di hutan,” ujar Nanang kepada BeritaBenar, di sela-sela pelepasan lima ekor lutung ke hutan lindung, pekan lalu.

Lutung adalah salah satu satwa langka yang dilindungi. Itu pula alasan Nanang memilih menjadi relawan untuk terlibat melepaskan lutung dan mengawasi setelah dilepasliarkan di alam liar.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah Jember, Sunandar Trigunajasa memperkirakan populasi lutung di alam sekitar 2.000 ekor. Populasi yang tersisa tersebar di sejumlah taman nasional, cagar alam, hutan lindung dan taman hutan raya.

Petugas BKSDA dan polisi beberapa kali menangkap pemburu yang memperdagangkan lutung. Terakhir, seseorang yang memperdagangkan di Probolinggo melalui situs internet ditangkap. Polisi menyita lima lutung dan dititipkan di Javan Langur Center (JLC). Pengadilan juga telah menghukum para pemburu dan pedagang satwa liar.

Project Manager JLC, Iwan Kurniawan menyatakan, pihaknya dan The Aspinall Foundation pada 2010, sempat mendata populasi lutung. Hasilnya terdata sebanyak 2.700 ekor yang tersebar di sejumlah lokasi.

“Data populasi akan berubah seiring bertambahnya populasi dan ancaman perburuan,” ujarnya.

Terancam punah

Sejak 1999, lutung Jawa masuk kategori satwa langka dalam Appendix II yang terlarang diburu dan diperdagangkan. The International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan lutung Jawa dalam satwa terancam punah.

Selama 36 tahun terakhir, populasi lutung Jawa terus menyusut hingga mencapai 30 persen. Setiap generasi, lutung berusia rata-rata 12 tahun. Lutung di alam memiliki ruang jelajah setiap hari 9 sampai 12 hektar. Dia hidup secara berkelompok terdiri dari 6-23 ekor dipimpin jantan dewasa.

Lutung Jawa merupakan satwa endemic (asli) Pulau Jawa tersebar di sejumlah hutan. Secara spesifik, lutung di Jawa Timur berbeda dengan yang di Jawa Barat. Lutung di Jawa Timur memiliki bulu hitam keputihan dan secara genetik ada yang berwarna oranye. Sedangkan lutung di Jawa Barat dan Banten bulunya berwarna hitam legam (eboni).

Kembali ke habitat

Setelah menempuh perjalanan satu jam, kotak-kotak berisi lutung diturunkan dari truk. Lutung ditempatkan dalam sebuah kandang sementara yang terbuat dari papan, terletak di atas pohon besar.

Setelah pintu kandang dilepas, lutung keluar dan bergelantungan di dahan. Lutung melompat dari satu dahan ke dahan lain. Sesekali langkah mereka terhenti, seperti kebingungan masuk ke hutan rimba.

Lutung yang dilepas itu terdiri dari seekor jantan (Imron) dan empat betina dewasa (Juminten, Melon, Merlyn dan Nelly).

Kecuali Melon, lutung lainnya adalah hasil sitaan dari masyarakat. Sedangkan Melon adalah anak dari lutung yang pernah disumbangkan oleh kebun binatang Ragunan di Jakarta ke kebun binatang Howlett, Inggris 30 tahun yang lalu.

Sebelum dilepasliarkan, mereka telah dilatih untuk beradaptasi dengan habitat di alam liar. Kelima lutung itu juga dilatih memakan sumber pakan alami, perilaku alami dan menghadapi predator di alam.

Selama dipelihara, lutung-lutung itu diberi pakan yang bukan pakan alami seperti sayuran, nasi dan sebagainya. Akibatnya, lutung menjadi jinak dan berubah tak sesuai dengan perilaku alami.

“Pakan alami daun dan buah, lutung juga bergelantungan di pohon. Jarang menginjak tanah,” jelas Iwan Kurniawan.

Sebelum dilepas, lutung diperiksa kesehatan untuk mencegah virus dan penyakit menular ke satwa lain di alam. Kelima lutung dinyatakan sehat dan tak berpenyakit menular bagi satwa lain di hutan lindung Kondang Merak, yang juga merupakan habitat bagi macan tutul, merak hijau, kukang Jawa, binturong, ular piton, babi hutan, kijang, elang Jawa dan kucing hutan.

Sebelumnya, para relawan JLC juga melakukan pengamatan terus menerus untuk memastikan hutan lindung Kondang Merak bisa menjadi habitat yang cocok untuk lutung Jawa. Mereka juga meneliti jenis pohon yang menyediakan pakan alami untuk lutung dan predatornya seperti daun pohon budengan, laban, bendo, kaliadra dan serut.

Sejak 2012, JLC telah empat kali melepas lutung dengan total individu 32 ekor. Pelepasliaran dilakukan di kawasan hutan lindung Gunung Biru Batu, taman hutan raya Raden Soerjo dan hutan lindung Kondang Merak.

Akan diawasi

Kondang Merak merupakan kawasan hutan lindung yang dikelola Perum Perhutani. Administratur Perum Perhutani Kawasan Pemangku Hutan Malang, Arif  Herlambang, memastikan sejumlah petugas Perum Perhutani akan mengawasi dan berpatroli untuk menjaga lutung yang dilepas. Tujuannya mencegah masyarakat melakukan perburuan di hutan lindung.

“Perburuan menjadi tantangan terberat penjaga populasi lutung,” ujar Arif, seraya mengajak masyarakat untuk menghentikan perburuan dan menjaga kelestarian lutung di alam. Dengan begitu, lutung tak punah dan tinggal menjadi kenangan seperti harimau Jawa.

Seperti Nanang, masyarakat bisa berperan melindungi lutung dari ancaman kepunahan. Selama menjadi relawan, dia membantu proses rehabilitasi, evakuasi dan konservasi lutung. Selain itu, Nanang juga ikut membantu pelepasliaran lutung di hutan lindung pesisir selatan Kabupaten Malang.

“Setelah dilepas, kami bertugas memonitor. Kami mengikuti pergerakan lutung dan mencegah perburuan,” ujarnya.

Versi sebelumnya mencantumkan informasi yang salah, menyatakan bahwa lutung Melon disumbangkan ke kebun binatang Inggris 30 tahun yang lalu.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.