436 Tewas, Kerugian Gempa Lombok Capai Lima Triliun

Tria Dianti
2018.08.13
Jakarta
180813-ID-lombok-620.jpg Dua warga melintasi rumah yang rusak akibat gempa di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, 8 Agustus 2018.
Anton Muhajir/BeritaBenar

Selain menimbulkan lebih dari 436 korban jiwa, gempa yang melanda Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) tanggal 29 Juli dan 5 Agustus lalu juga menyebabkan kerugian ekonomi yang diperkirakan lebih dari 5 triliun.

“Jumlah [perkiraan kerugian] tersebut merupakan perhitungan cepat yang dilakukan kedeputian rehabilitasi dan rekonstruksi sejak gempa pertama 29 Juli lalu,” ujar Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di Jakarta, Senin, 13 Agustus 2018.

Ia merincikan kerugian terbanyak dialami sektor permukiman penduduk dengan Rp3,82 triliun, kemudian disusul infrastruktur Rp7,5 miliar, ekonomi produktif Rp432,7 miliar, sosial budaya Rp716,5 miliar, dan lintas sektor Rp61,9 miliar.

“Pemukiman mengalami kerusakan terbanyak karena puluhan ribu rumah penduduk rusak berat, bahkan banyak yang rata dengan tanah,” jelasnya.

Sutopo menyebutkan, hingga hari delapan paska-bencana korban meninggal dunia terus bertambah, yaitu tercatat  436 orang. Setidaknya 1.353 orang terluka dan lebih dari 353.793 warga mengungsi.

“Korban dan kerusakan akibat gempa di NTB paling banyak ada di Kabupaten Lombok Utara yaitu 374 orang. Sebagian besar korban meninggal karena tertimpa bangunan yang ambruk saat gempa,” ujarnya.

Sedangkan sebaran pengungsi ialah di Lombok Utara sebanyak 137.182 orang, Lombok Barat 118.818 orang, Lombok Timur 78.368 orang, dan Kota Mataram 18.368 orang.

Presiden Joko “Jokowi” Widodo, Senin sore, tiba di NTB untuk meninjau para pengungsi di Lombok Utara dan sekaligus menyerahkan bantuan kepada para korban.

“Malam ini, saya akan menginap di tenda setelah bertemu para pengungi san melihat dari dekat penanganan atas dampak bencana,” tulis Jokowi melalui akun Twitternya.

Sebelumnya ketika memimpin rapat terbatas penanganan gempa Lombok di Jakarta, 10 Agustus lalu, Jokowi memerintahkan agar pengungsi dan korban gempa bumi dipastikan tersedia logistik dan kebutuhan lainnya.

Pencarian korban

Sementara itu, upaya pencarian korban yang tertimbun bangunan runtuh masih terus dilakukan tim pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan. Tapi hingga Seninpetang dilaporkanbelum membuahkan hasil.

"Target kami menemukan semua korban dengan segala yang kami punya di sini, kami all out bekerja bersama-sama atas nama kemanusiaan," tegas Direktur Operasi, Brigjen TNI (Mar) Bambang Suryo dalam pernyataan tertulis.

SAR Mission Coordinator (SMC), I Nyoman Sidakarya menyatakan sejumlah 155 personil Basarnas dan TNI-Polri dikerahkan dari Posko Basarnas di Tanjung,Lombok Utara dan 89 personil menuju Dompo Indah, sementara 65 personil ke Rempek.

“Mereka harus berjalan naik dan menuruni jalanan setapak punggungan bukit untuk mencapai lokasi karena akses jalan tertutup longsor,” ujarnya.

Gempa susulan yang masih terjadi di Lombok memicu terjadinya tanah longsor di kedua lokasi. Jarak yang tertutup jalan masuk ke dusun itu sekitar 3 kilometer. Hingga Senin sore, telah terjadi 543 kali gempa susulan.

"Evaluasi menyeluruh kita lakukan mulai dari hasil, kelengkapan peralatan SAR (palsar), kelengkapan personil, selanjutnya menganalisis persoalan-persoalan di lapangan untu dicarikan solusinya," kata Sidakarya.

Gubernur NTB, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi mengatakan proses evakuasi terus berjalan selama masa tanggap darurat yang telah diperpanjang hingga 25 Agustus dari yang ditetapkan sebelumnya berakhir 11 Agustus.

“Penanganan tetap berjalan dan semua perangkat pemerintah daerah dan pemerintah pusat ikut bekerja juga dengan support TNI-Polri, Basarnas. Terus menangani ini sesuai penanganan tanggap darurat,” ujarnya kepada BeritaBenar melalui telpon.

Saat ini, lanjutnya, keadaan di Lombok masih belum pulih. Sekolah masih diliburkan dan terdapat gangguan sinyal telepon dan krisis air bersih.

“Kami prioritaskan adalah memastikan masyarakat di pengungsian mendapat makanan, minuman dan air bersih,” jelasnya.

Kebutuhan mendesak yang dibutuhkan warga adalah tenda, selimut, makanan siap saji, terpal untuk alas tidur, MCK, air bersih, perbaikan jaringan komunikasi, penerangan atau listrik, kendaraan untuk distribusi logistik, dan kebutuhan dasar sehari-hari.

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat mengatakan pihaknya telah mendistribusikan bantuan bernilai Rp8,7 miliar untuk masa tanggap darurat yang terdiri dari 1.334 tenda, 100 ton beras, 6.000 bungkus makanan siap saji, 11.000 paket sembako dan beberapa titik penampungan air bersih.

“Kami juga akan bantu pemulihan sosial dengan memberikan jaminan hidup selama tiga bulan sebanyak Rp900 ribu per jiwa,” katanya saat dihubungi.

Selain itu, tambahnya, rekonstruksi dan rehabilitasi untuk pembangunan 52.812 rumah warga yang rusak diberikan bantuan senilai Rp10 juta sampai Rp50 juta.

Untuk mengantisipasi pencurian, warga mengangkut televisi ke tempat pengungsian di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, 8 Agustus 2018. (Anton Muhajir/BeritaBenar)
Untuk mengantisipasi pencurian, warga mengangkut televisi ke tempat pengungsian di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, 8 Agustus 2018. (Anton Muhajir/BeritaBenar)

 

Wisatawan

Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Lombok, Lalu Muhammad Faozal mengatakan gempa membuat daerah itu berpotensi kehilangan 100 ribu wisatawan mancanegara.

“Saat ini saja 3 gili sudah tidak berfungsi, di sana kosong. Belum lagi Taman Nasional Gunung Rinjani yang ditutup,” katanya saat dihubungi.

Hal ini karena turis trauma akibat gempa dan peringatan bepergian dari beberapa negara untuk tidak berkunjung ke Lombok, seperti dari Korea Selatan, Kanada, Tiongkok dan Singapura.

Dia memperkirakan selama ini sekitar 2.000 – 3.000 wisatawan keluar masuk ke tiga gili dalam sehari.

“Kalau penurunan pasti ada. Namun tak akan lama. Begitu pulih akibat dampak gempa, pasti mereka akan berdatangan lagi,” katanya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.