AS-ASEAN Tekadkan Aksi Bersama Bidang Keamanan, Kesejahteraan

Staff BeritaBenar
2016.02.16
Washington DC
169216_ID_KTT_1000 Presiden Amerika Barack Obama dan pimpinan negara-negara Asia Tenggara berpose untuk foto bersama dengan berakhirnya KTT AS-ASEAN di Sunnylands, Rancho Mirage, California, 16 Februari 2016.
AFP

Amerika Serikat dan negara-negara ASEAN pada Selasa, 16 Februari menutup konferensi tingkat tinggi (KTT) selama dua hari dengan komitmen menyeluruh untuk meningkatkan keamanan maritim dan kegiatan ekonomi di kawasan Asia Tenggara dan membatasi mengalirnya militan dari kawasan tersebut ke wilayah yang dikendalikan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Timur Tengah.

Pernyataan bersama yang dikeluarkan pada akhir pertemuan di Sunnylands, California juga memberikan rujukan pada sengketa Laut China Selatan, di tengah kekhawatiran bahwa China bertujuan untuk mengontrol sumber daya-sumber daya dan rute maritim utama di kawasan tersebut.

Amerika dan 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) juga menegaskan komitmen untuk "menjamin keamanan dan keselamatan maritim, termasuk hak-hak kebebasan bernavigasi dan dan penggunaan lainnya yang sah atas laut, dan perdagangan maritim yang sah dan tanpa hambatan," serta "untuk mengatasi tantangan bersama dan ranah maritim".

Ketika ditanya sebelumnya bila pertemuan ini akan mengeluarkan pernyataan bersama mengenai Laut China Selatan, Menteri Luar Negeri AS John Kerry menjawab tegas, walaupun pernyataan itu tidak menyebutkan nama China atau nama lautnya dengan jelas.

"Kami membahas perlunya ada langkah-langkah nyata di Laut China Selatan untuk mengurangi ketegangan termasuk menghentikan reklamasi lebih lanjut, pembangunan and militerisasi di wilayah yang disengketakan," kata Presiden AS Barack Obama kepada wartawan setelah pertemuan puncak itu, seperti yang dilaporkan Reuters.

China dan empat negara ASEAN – Malaysia, Brunei, Filipina dan Vietnam – mempunyai klaim tumpang tindih di Laut China Selatan dan Amerika ingin agar hal ini diselesaikan secara damai.

Melawan Terorisme

“Deklarasi Sunnylands” berjanji bahwa ASEAN akan "memimpin isu-isu global seperti terorisme dan ekstremisme kekerasan" serta dalam memerangi perdagangan manusia, narkotika, satwa liar dan kayu, dan praktek penangkapan ikan ilegal.

Reuters melaporkan bahwa para pemimpin sepakat untuk lebih memanfaatkan data Interpol untuk mencegah alur pejuang militan yang melintasi perbatasan.

Ratusan warga Indonesia dan Malaysia telah pergi ke Suriah dan Irak untuk bergabung sebagai pejuang ISIS. Menurut laporan terbaru, pimpinan ISIS telah secara resmi mengakui bai'at kelompok-kelompok militan di Filipina selatan.

Ketika membuka pertemuan puncak itu Senin lalu, Obama menyinggung tentang serangan fatal di ibukota Indonesia bulan lalu yang dilakukan oleh militan terkait ISIS dan mengatakan "momok buruk akibat terorisme menuntut kita agar tetap waspada, berbagi lebih banyak informasi dan bekerja sama untuk melindungi rakyat kita."

Atas permintaan Obama, Presiden Indonesia Joko Widodo diminta untuk memimpin diskusi mengenai kontraterorisme di pertemuan itu.

Indonesia terpilih untuk memimpin diskusi tersebut karena negara-negara lain terkesan dengan kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut, ujar Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi.

“Pendekatan yang dilakukan oleh Presiden Indonesia ketika menangani serangan teror 14 Januari sangat mendapatkan apresiasi dunia internasional," ujar Retno dalam siaran pers yang dikeluarkan oleh Sekretariat Kabinet, Minggu 14 Februari.

Seruan untuk mendirikan pemerintahan sipil di Thailand

Pertemuan ini juga menyebutkan pentingnya "ekonomi yang dinamis, terbuka dan kompetitif" dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, serta penguatan demokrasi, di wilayah dengan perbedaan tingkat ekonomi yang besar dan kebebasan politik yang beragam.

"Kami terus mendorong kembalinya pemerintahan sipil di Thailand," kata Obama dalam konferensi pers setelah pertemuan puncak itu, menurut AFP.

Obama juga mengatakan pertemuan itu sepakat untuk mengupayakan reformasi yang akan memungkinkan semua anggota ASEAN untuk bergabung dengan Trans-Pacific Partnership (TPP), sebuah pakta perdagangan bebas antara Amerika, Brunei, Malaysia, Singapura, Vietnam, dan tujuh negara non-ASEAN.

Amerika mengatakan akan membuka kantor khusus di Jakarta, Bangkok dan Singapura yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan AS dalam ekonomi di kawasan itu, menurut AFP.

ASEAN adalah mitra dagang terbesar keempat Amerika Serikat, yang bersaing dengan China dalam pengaruh ekonomi di wilayah tersebut.

‘Jalan yang panjang'

KTT yang diadakan di Rancho Mirage, California ini adalah pertemuan antara 10 pemimpin Asia Tenggara dan seorang presiden Amerika yang pertama yang pernah diselenggarakan di Amerika Serikat, sejak kedua belah pihak mulai menjalin hubungan diplomatik empat dekade yang lalu.

Obama, yang akan mengakhiri masa jabatannya tahun ini, berbicara tentang bagaimana ASEAN menjadi pusat strateginya untuk menyeimbangkan kembali kebijakan luar negeri Amerika dengan Asia, atau yang dikenal sebagai "Poros Asia".

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-o-cha juga hadir di antara para pemimpin ASEAN lainnya di KTT tersebut.

Kehadiran mereka membangkitkan kritik dari aktivis hak asasi manusia bahwa AS menjamu pemimpin-pemimpin Asia yang mempunyai catatan kurang baik dalam hak asasi manusia dan demokrasi.

Vietnam dan Laos adalah negara-negara komunis dengan satu partai sementara Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, yang telah berkuasa selama lebih dari tiga dekade, mendominasi semua pusat-pusat kekuasaan di negaranya.

Pemerintahan Thailand dijalankan oleh rejim militer yang merebut kekuasaan dua tahun lalu. Di  Malaysia, yang merupakan negara tetangga Thailand, pemerintahan Najib telah dilanda skandal keuangan terkait dana investasi negara 1MDB, dimana Najib duduk sebagai ketua dewan penasihatnya.

Ratusan pengunjuk rasa dari kelompok advokasi hak asasi manusia dan kelompok-kelompok lain telah berkumpul di luar lokasi pertemuan untuk menyoroti pelanggaran hak asasi di wilayah ASEAN dan menentang TPP.

Penasihat Keamanan Nasional AS Susan Rice membahas masalah ini saat jumpa pers di Sunnylands sebelum KTT dimulai hari Senin.

"Kami menyadari bahwa beberapa negara ASEAN yang menjadi mitra kami masih tertinggal dalam hal hak asasi manusia," kata Rice kepada wartawan, berdasarkan transkrip yang dirilis oleh Gedung Putih.

"Tapi Amerika Serikat akan terus membela hak-hak semua orang, seperti yang kita lakukan di mana-mana," ujar Rice, sambil menambahkan bahwa dalam KTT itu, Presiden Obama akan "menekankan pentingnya pemerintahan yang baik, penegakan hukum, hak asasi manusia dan berkembangnya masyarakat sipil serta lembaga-lembaga yang mampu dan dapat dipertanggungjawabkan".

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.