Warga Sipil Meninggal Akibat Bom Thamrin Menjadi Empat

Ismira Lutfia Tisnadibrata
2016.01.17
Jakarta
160117_ID_ATTACK_VICTIMS_620.jpg Polisi memindahkan peti mati Sugito, seorang korban warga sipil akibat serangan bom 14 Januari, di rumah sakit polisi di Jakarta, 17 Januari 2016.
AFP

Warga sipil yang menjadi korban meninggal dalam serangan bom dan penembakan di kawasan Jalan Thamrin bertambah dua menjadi empat, menurut pihak polisi pada hari minggu.

Juru bicara Polda Metro Jaya Muhammad Iqbal mengatakan bahwa korban bernama Rais Karna, warga Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat. Rais yang diketahui bekerja di cabang Bangkok Bank di Jakarta meninggal dunia Sabtu malam di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng.

"Korban kena tembakan di sebelah kiri kepalanya. Dia mengalami koma sejak kena tembakan," ujar Iqbal kepada BeritaBenar.

Korban warga sipil lainnya adalah Sugito, yang sempat dikira sebagai salah satu dari lima pelaku yang tewas dalam bom diri dan baku tembak dengan polisi di halaman parkir Menara Cakrawala depan gerai kopi Starbucks yang sudah mereka ledakkan sebelumnya.

Sebelumnya, Kapolri Jendral Badrodin Haiti hari Sabtu mengatakan bahwa polisi telah berhasil mengidentifikasi tujuh jenazah yang meninggal di lokasi pemboman di Starbucks dan pos polisi di Jalan Thamrin di depan pusat perbelanjaan Sarinah.

Dari ketujuh jenazah itu, dua diketahui sebagai warga sipil yang terdiri dari warga negara Kanada, dan warga negara Indonesia yang diidentifikasi sebagai dan Rico Hermawan.

Rekaman CCTV yang dikumpulkan polisi menunjukkan bahwa ketika serangan itu terjadi, Rico sedang menuju pos polisi yang diledakkan tersebut bersama seorang petugas polisi yang menilangnya atas pelanggaran lalu lintas.

Empat jenazah lainnya adalah pelaku dan ada jenazah satu lagi yang diidentifikasi sebagai Sugito. Badrodin sempat mengatakan polisi belum bisa memastikan apakah almarhum bagian dari kelompok pelaku atau warga sipil biasa.

Namun, Iqbal mengkonfirmasi hari Minggu bahwa Sugito bukanlah pelaku dan merupakan warga biasa.

"Yang meninggal seluruhnya menjadi delapan, yaitu empat warga sipil dan empat pelaku," ujar Iqbal.

Selain itu, polisi juga merevisi jumlah korban luka-luka menjadi 26 setelah ada salah satu korban yang sudah sempat keluar dari rumah sakit di hari kejadian kembali lagi untuk menjalani perawatan.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya, Musyafak, mengatakan bahwa total korban warga sipil dan polisi yang terluka dalam serangan itu menjadi 26, namun 10 di antara mereka sudah keluar dari rumah sakit.

Badrodin mengatakan pada hari Sabtu bahwa satu dari 12 orang yang ditangkap pasukan khusus polisi anti terorisme Densus 88 sejak hari Kamis di Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur telah menerima aliran dana yang dikirim dari Suriah melalui jasa pengiriman uang Western Union.

Uang tersebut dikirim beberapa kali selama 2015 dengan jumlah beragam dan masing-masing bisa mencapai puluhan juta.

Sementara itu di Sabtu malam, Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menggelar aksi damai menyalakan lilin bersama dan tabur bunga di lokasi serangan bom dan baku tembak beberapa hari lalu.

Koordinator KontraS, Haris Azhar mengatakan aksi itu diadakan sebagai bentuk perlawanan terhadap terorisme.

"Kita harus buktikan bahwa terorisme tidak membuat kita takut. Terorisme atau kejahatan macam apa saja tidak boleh membuat kita berhenti menolak kekerasan karena kekerasan yang dilawan dengan kekerasan tidak menyelesaikan persoalan," ujar Haris.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.