Komodo Exercise, Ketika Kapal Perang Datang untuk Perdamaian
2016.04.12
Padang
Tidak seperti biasanya, Pelabuhan Teluk Bayur di Padang, Sumatera Barat, dipenuhi kapal perang. Kapal-kapal perang itu bukan hanya milik Indonesia, tapi juga dari sejumlah negara lain.
Kapal-kapal perang itu berasal dari India, Bangladesh, Thailand, Singapura, Vietnam, Jepang, Australia, Amerika Serikat (AS), Perancis, China, Sri Lanka, Papua Nugini, Brunei Darussalam dan Rusia.
Pihak Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) II Teluk Bayur mencatat terdapat 49 kapal perang yang lego jangkar di pelabuhan itu. Ke-49 kapal perang tersebut terdiri dari 29 kapal perang Indonesia (KRI) dan 20 kapal perang asing.
Kehadiran kapal-kapal perang tersebut dalam rangka mengikuti Komodo Exercise 2016 yang dilaksanakan di Kota Padang dan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Ini adalah kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah setelah tahun 2014 yang dipusatkan di Batam serta kepulauan Anambas dan Natuna.
Lebih dari 5.000 tentara angkatan laut dari 32 negara ikut ambil bagian dalam kegiatan tahun ini. Latihan militer multilateral terbesar di Indonesia itu berlangsung dari Selasa, 12 April 2016 sampai Sabtu, 16 April 2016.
Komodo 2016 terdiri dari kegiatan International Fleet Review (IFR) 2016, Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) dan Western Pacific Naval Symposium yang diikuti 32 negara.
IFR sendiri adalah kegiatan angkatan laut dalam bentuk parade kapal perang dan pesawat udara berbagai jenis untuk menunjukkan kesiapan kekuatan dan kemampuan angkatan laut dalam mengemban tugasnya serta berbagai aktraksi lain.
“Latihan terbesar ini untuk menciptakan perdamaian di kawasan Asia Pasifik dan global,” jelas Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL), Laksamana TNI Ade Supandi.
Dalam latihan ini, Angkatan Laut berbagai negara bekerja sama menjalankan kegiatan skenario misi bantuan kemanusiaan, seperti Medical Civic Action Project (MEDCAP), Engineering Civic Action Project (ENCAP) dan latihan Maritime Peace Keeping Operation (MPKO).
“Komodo Exercise menunjukkan kesiapan dan kesiagaan angkatan laut dalam mendukung perdamaian dan menjaga stabilitas di kawasan regional dan global,” tambah Supandi.
Poros maritim dunia
Presiden Joko “Jokowi” Widodo yang membuka kegiatan tersebut di Mako Lantamal Bukit Peti-peti Teluk Bayur mengatakan masa depan Indonesia ada di laut.
“Sudah lama kita menghubungi (mengarungi) laut, teluk dan samudera. Masa depan kita ada di sana. Poros maritim dunia ada di sini,” ujar Jokowi.
Dia meminta, semua pihak bisa bekerjasama untuk membangkitkan kembali budaya maritim nusantara, sumber daya laut, membangun infrastruktur dan konektivitas maritim serta membangun pertahanan maritim.
“Ayo ke laut! Di laut tersimpan harapan. Di laut tersimpan kejayaan. Banyak ombak, banyak kehidupan," ajak Presiden.
Monumen Merpati Perdamaian
Pada tempat itu, Jokowi menandatangani dan meresmikan Monumen Merpati Perdamaian di kawasan Pantai Muaro Lasak yang berada di kawasan Pantai Padang.
Monumen Perdamaian Merpati Muaro Lasak merupakan monumen yang dibangun dengan bentuk origami atau seni melipat kertas dari Jepang.
Pemilihan origami karena di Jepang kebiasaan membuat origami merupakan kegiatan yang sulit. Proses pembuatannya cukup rumit, membutuhkan kesabaran dan ketenangan.
Tapi untuk menghancurkannya sangat gampang. Begitu juga dengan perdamaian. Menjaga dan menciptakan perdamaian serta kerukunan antar sesama sangat sulit akan untuk menghancurkannya sangat mudah.
“Itulah alasannya kenapa tugu perdamaian dilambangkan dengan origami burung merpati,” jelas Walikota Padang, Mahyeldi Ansharulah kepada BeritaBenar.
Marinir AS kerja bakti
Marinir AS dan TNI AL bekerja bakti membangun jalan perkampungan di Kecamatan Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, 7 April 2016. (M. Sulthan Azzam/BeritaBenar)
Sejak sepekan terakhir, puluhan personil Angkatan Laut AS atau The United States Navy (US Navy) sudah berada di Mentawai. Mereka masuk dan keluar perkampungan di Sipora sambil menenteng peralatan seperti cangkul dan sekop untuk bergotong royong.
Mereka mengaku senang bisa berada di Mentawai, tempat yang selama ini hanya dikenal sebagai salah satu lokasi terbaik untuk surfing. Tetapi, kehadiran mereka bukan untuk berselancar, melainkan menjalankan misi kemanusiaan.
Di Mentawai, tim tersebut membangun jalan pemukiman warga di Kecamatan Sipora. Mereka bahu-membahu bersama anggota TNI dan warga lokal menyiapkan infrastruktur yang akan dimanfaatkan masyarakat setempat.
Kehadiran para tentara AS tentu saja menarik perhatian warga setempat, terutama anak-anak yang baru pertama kali melihat tentara bule berpakaian lengkap.
“Saya senang akhirnya bisa melihat langsung tentara Amerika. Biasanya hanya ada di film-film, sekarang bisa bertemu langsung,” kata Randi Saleleubaja, seorang murid sekolah dasar di Sipora.
Wakil Konsulat Amerika Serikat untuk Sumatera, Tamra Greig mengatakan, rombongan US Navy disebar di berbagai titik, baik di Mentawai maupun Padang.
“Selain pasukan, kita juga mengirim satu kapal perang USS Stockdale ke Padang. Kapal itu sudah merapat di Pelabuhan Teluk Bayur,” jelasnya merujuk pada kapal perang peluncur rudal milik AS.