Cacat Desain dan Panduan Boeing Sebabkan Kecelakaan Lion Air JT-610

Boeing menyatakan siap untuk menjalankan rekomendasi.
Tia Asmara
2019.10.25
Jakarta
191025_ID_LionAir_1000.jpg Seorang anggota tim pencari memeriksa kepingan Lion Air Penerbangan JT-610 yang diangkat dari perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, tempat jatuhnya pesawat itu, di Tanjung Priok, Jakarta, 31 Oktober 2018.
AP

Cacat desain dan kurangnya panduan bagi pilot pada fitur sistem penerbangan Boeing 737 MAX-8, menjadi pemicu musibah jatuhnya Lion Air JT 610 yang menewaskan keseluruhan 189 penumpang dan awaknya tahun lalu, demikian Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam laporan penyelidikan penyebab kecelakaan pesawat itu, Jumat (25/10).

KNKT menyebutkan masalah utamanya terkait dengan sistem kontrol penerbangan yang dikenal dengan Manoeuvring Characteristics Augmentation System (MCAS), yang merupakan fitur baru yang sejatinya untuk mempermudah terbangnya pesawat.

"Proses investigasi menemukan bahwa desain dan sertifikasi fitur ini tidak memadai, juga pelatihan dan buku panduan untuk pilot tidak memuat informasi terkait MCAS," kata Kepala Subkomite Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo.

Ia mengatakan bahwa dalam penerbangan sehari sebelumnya yaitu tujuan Denpasar – Jakarta, telah terdeteksi sejumlah masalah dalam pesawat yang sama.

“Pilot sebelumnya sudah melaporkan beberapa masalah ke buku catatan perbaikan namun tidak melaporkan adanya stick shaker (kendali pesawat bergetar) dan cara apa yang dilakukan untuk bisa menerbangkan pesawat,” katanya saat mengumumkan hasil akhir penyelidikan KNKT di Jakarta, Jumat.

Pilot tidak melaporkan semua masalah yang muncul karena tidak terinformasi soal MCAS .

Lima bulan setelah Lion Air rute Jakarta-Pangkal Pinang itu jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober 2018, musibah kembali terjadi pada pesawat Boeing 737 MAX di Ethiopia, menewaskan keseluruhan 157 orang di dalamnya.

Kecelakaan beruntun pada pesawat jenis yang sama menyebabkan dilarang terbangnya semua Boeing 737 MAX dan perusahaan berbasis di Amerika Serikat itu mendapat tekanan untuk menjelaskan masalah terkait MCAS.

 

 

Rekomendasi

KNKT  memberikan rekomendasi keselamatan terhadap perusahaan pabrikan pesawat Boeing dan Federal Aviation Administration (FAA) menyusul hasil final investigasi itu.

“Tindakan perbaikan memang telah dilakukan pihak terkait, namun demikian KNKT memandang masih ada isu keselamatan yang harus diperbaiki,” kata Nurcahyo.

Ia merinci KNKT telah menerbitkan rekomendasi keselamatan kepada FAA dan Boeing.

“Termasuk di dalamnya terkait desain dan sertifikasi pesawat, dan aturan apa yang harus tersedia dalam manual book untuk pilot,” ujarnya.

KNKT juga memberikan rekomendasi pada Lion Air, Dirjen Penerbangan Sipil, perusahaan yang mendukung perawatan Lion Air - Batam Aero Technic, lembaga pelayanan navigasi penerbangan Indonesia – Airnav, dan perusahaan pemeliharaan Lion Air - Xtra Aerospace.

“Rekomendasi kepada Lion Air antara lain untuk perbaikan manajemen buku manual dan masalah yang berulang terus. Sementara untuk Xtra Aerospace adalah perlu adanya prosedur yang benar tentang penggunaan alat kalibrasi,” katanya.

FAA Amerika Serikat pada hari yang sama membekukan sertifikasi bisnis pelayanan perbaikan yang dilakukan oleh Xtra Aerospace, perusahaan yang berbasis di Florida , AS, demikian seperti dikutip di Reuters.

Tanggapan Boeing

Menanggapi temuan KNKT, Boeing menyatakan siap untuk menjalankan rekomendasi keselamatan hasil investigasi kecelakaan Lion Air JT-610 dengan memperbaiki masalah kondisi kontrol penerbangan sehingga kecelakaan yang sama tidak terulang.

“Kami akan mengikuti rekomendasi keselamatan KNKT dan mengambil tindakan untuk meningkatkan keselamatan 737 MAX,” kata Presiden & CEO Boeing Dennis Muilenburg dalam pernyataan tertulis.

Menurutnya, keselamatan adalah hal utama bagi semua orang baik di Boeing, pelanggan maupun awak pesawat.

“Kami menghargai kerjasama dengan Lion Air dan kami berharap dapat terus bekerja sama di masa depan,” katanya.

Ia mengatakan pakar Boeing yang bekerja untuk Badan Keselamatan Transportasi di Amerika Serikat (NTSB) mendukung penuh KNKT selama proses investigasi.

“Kami akan mengembangkan pembaruan perangkat lunak dan perubahan lain dengan merujuk hasil investigasi KNKT,” katanya.

Sejak kecelakaan, tambahnya, pesawat 737 MAX dan perangkat lunak sudah melakukan berbagai pemeriksaan, pengujian dan analisis tingkat global dengan ketat antara lain ratusan uji terbang, regulasi ribuan dokumen dan pemeriksaaan oleh pakar.

Disebutkan bahwa Boeing juga telah merancang ulang cara sensor Angle of Attack (AoA) untuk bisa bekerja dengan MCAS.

Selain itu, MCAS akan membandingkan informasi dari sensor AoA sebelum diaktifkan, membuatnya bahkan lebih aman.

Sanksi untuk Lion Air?

Seorang perwakilan keluarga korban, Anton Suhadi (30) mengatakan hasil investigasi KNKT terkesan terlalu menyalahkan pabrikan Boeing.

“Seolah Lion Air tidak salah. Ini jadi percuma bagi kami karena maskapai tidak dikasih sanksi dan hukuman,” ujarnya.

Menurutnya, Lion Air seolah menjadi korban Boeing dan berlindung di bawah kesalahan Boeing.

“Lion Air juga ada salahnya, harusnya dikasih sanksi minimal sanksi administratif. Kami khawatir kalau pesawat jenis itu beroperasi lagi,” katanya.

Pakar penerbangan, Alvin Lie menyatakan, Boeing 737 MAX tidak akan beroperasi dalam waktu dekat sehingga masyarakat dihimbau tak perlu khawatir.

“Perjalanan masih panjang, proses investigasi juga masih panjang, hasil KNKT kan hanya untuk pesawat yang kecelakaan, sekarang seluruh dunia mengawasi proses pembuatan dari sertifikasi hingga dokumen kelengkapan,” katanya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.