Pemerintah Didesak Segera Hentikan Kampanye “Sawit Baik”

Presiden Jokowi menyebut ada indikasi kebakaran lahan dilakukan dengan terorganisasi.
Rina Chadijah
2019.09.17
Jakarta
190917-ID-jokowi-1000.jpg Presiden Joko “Jokowi” Widodo menginspeksi lahan yang terbakar di Pelalawan, Riau, 17 September 2019.
AP

Pemerintah didesak segera menghentikan kampanye “Sawit Baik” yang diluncurkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di tengah kian meluasnya kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatra dan Kalimantan.

“Meluncurkan kampanye “Sawit Baik”apalagi oleh pemerintah di saat banyak orang yang menderita akibat asap, menunjukkan pemerintah tidak punya empati terhadap apa yang dialami rakyat,” kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Nasional, Nur Hidayati, kepada BeritaBenar, Selasa, 17 September 2019.

Sehari sebelumnya, Kemenkominfo meluncurkan kampanye #SawitBaik yang melibatkan para buzzer dan influencer melalui laman sawitbaik.id dan akun Twitter @SawitBaikID dengan tujuan menciptakan dukungan publik atas produksi sawit di tanah air.

Nur Hidayati menilai ketimbang mengampanyekan “Sawit Baik”, pemerintah seharusnya segera menyelesaikan masalah akibat industri sawit karena hampir tiap tahun terjadi Karhutla.

“Dari pada buang-buang uang untuk pencitraan yang hanya lebih pada pembenaran-pembenaran atas operasi industri sawit, lebih baik pemerintah melihat lagi ke dalam dan menyelesaikan masalah yang ada,” ujarnya, memaparkan tidak adanya penegakan hukum yang efektif bagi perusahaan kelapa sawit yang terbukti membakar lahan.

Sementara itu, Presiden Joko “Jokowi” Widodo yang mengunjungi Riau, salah satu provinsi penghasil sawit terbesar di Indonesia yang juga terdampak parah karhutla tahun ini, menyebut bahwa ada indikasi kebakaran dilakukan secara terorganisasi.

"Kalau kita lihat luasannya besar sekali, ini terorganisasi. Nanti Polri coba tanyakan ke Kapolri penanganannya secara detail seperti apa, " katanya, usai memantau Karhutla di Merbau, Riau, Selasa.

Ia kembali menekankan pentingnya pencegahan.

"Pencegahan itu lebih efektif. Tidak membutuhkan biaya banyak. Tapi kalau sudah kejadian seperti kita lihat sekarang, ini sudah kerja luar biasa. Ini tadi saya tanya TNI-Polri di sini sudah berapa hari? Sudah lebih dari satu bulan," kata Jokowi yang ikut melaksanakan salat Istisqa, salat memohon hujan yang digelar secara berjamaah di Masjid Amrullah, Pekanbaru.

'Keunggulan sawit'

Saat meluncurkan “Sawit Baik”, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Septriana Tangkary, menyebut keunggulan minyak sawit dalam persaingan pasar global telah melahirkan kampanye hitam soal sawit.

Menurutnya, sawit pernah menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia pada 2017 yakni mencapai USD23 miliar atau setara Rp300 triliun.

"Keunggulan sawit banyak, mau cantik pakai sabun dari sawit tapi oleh orang Indonesia paling banter jadi crude palm oil (CPO)," katanya.

Anggota Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, mengatakan minimnya informasi tentang mengenai sawit telah dimanfaatkan pihak-pihak tertentu termasuk kekuatan asing untuk merongrong komoditas penyumbang devisa ekspor nonmigas tersebut.

“Upaya mengampanyekan hal-hal positif tentang sawit bisa dilakukan melalui media sosial (medsos),” ujarnya dalam kesempatan itu.

Kampanye ini didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), yang mengelola dana CSR dari perusahan-perusahaan kelapa sawit yang beroperasi di Indonesia.

Namun, Menteri Kominfo Rudiantara mengaku tidak tahu adanya kampanye “Sawit Baik” didukung kementeriannya dan berpikir akun @SawitBaikID untuk membela kepentingan negara.

"Saya enggak tahu, malahan belum dengar. Kan Kominfo banyak, masa menterinya semua," ujarnya seperti dilansir laman Liputan6.com.

Reaksi negatif

Akun twitter @SawitBaikID hingga Selasa malam telah diikuti 1.567 akun. Sehari usai diluncurkan, akun ini mendapatkan beragam komentar negatif dari pengguna media sosial.

“Sekarang bukan saat yang tepat, malah saat yang buruk buat kampanye sawit. Lagi berduka karena kebakaran, yang biasanya dijadikan lahan sawit. Kontraproduktif. Kedua, "never ever" pakai give away dan bot. Sangat kontraproduktif. Kalau bulan ini main, baiknya di level internasional, tulis akun @ismailfahmi.

Ada juga warganet yang mengungkapkan nasib warga yang tinggal diperkebunan sawit. Misalnya akun @Limsuandii yang menulis: “Tolong yang muncul di beranda #Sawitbaik kalian belum tahu rasanya tinggal di wilayah yang ada perusahaan sawit. Hidup hanya dalam halu, jalan rusak oleh truk saja mereka kadang enggak mau perbaiki.”

Selebritis Ernest Praksa juga mengomentari kehadiran #SawitBaik lewat akun twitternya @ernestpraksa dengan menulis, “Belum beres urusan KPK, muncul lagi #SawitBaik, kempen korporasi yang didukung Kemkominfo, di tengah kobaran kebakaran hutan. Sebagai pendukung Jokowi di Pilpres, gw serasa lagi kena prank Atta Halilintar.”

 

 

Tersangka

Di tengah upaya mempositifkan sawit yang dilakukan Kemenkominfo, kepolisian telah menetapkan lima perusahaan perkebunan sawit sebagai tersangka karhutla.

Terbaru, Polda Sumatra Selatan menetapkan PT Bumi Hijau Lestari (BHL) dan Direktur Operasional PT BHL berinisial AK sebagai tersangka.

Empat perusahaan lain adalah PT Sepanjang Inti Surya Usaha (SISU) dan PT Surya Argo Palma (SAP) di Kalimantan Barat, PT Palmindo Gemilang Kencana (PGK) di Kalimantan Tengah dan PT Sumber Sawit Sejahtera (SSS) di Riau.

Sementara untuk tersangka perorangan, polisi telah menetapkan 218 orang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ada 2.984 titik api Karhutla di Sumatra dan Kalimantan. Upaya pemadaman terus dilakukan dengan melibatkan 9.072 personel dan sejumlah helikopter.

BNPB terus melakukan pendataan jumlah masyarakat yang terdampak kabut asap, serta membuka sejumlah posko darurat untuk membantu menjaga kesehatan warga.

Di sejumlah daerah, sekolah-sekolah masih diliburkan karena pekatnya kabut asap dan warga diimbau tidak melakukan aktivitas di luar rumah bila tak terlalu mendesak.

Karhutla tahun ini telah kembali menyebabkan konflik antara Indonesia dan negara tetangganya.

Minggu lalu terjadi adu argumentasi antara Indonesia dan Malaysia dimana Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia menepis bahwa kabut asap di Malaysia berasal dari Indonesia.

Malaysia mengatakan menutup lebih dari 600 sekolah di wilayah negara itu karena kabut asap pada Selasa, dan sekitar 460.000 murid terdampak oleh penutupan ini.

Menteri Kesehatan Malaysia, Dzulkefly Ahmad, mengatakan hari Selasa, terdapat peningkatan jumlah pasien dengan konjungtivitis karena kabut asap.

"Kabut asap dari kebakaran di Indonesia belum tertanggulangi dan telah menyebabkan jumlah pasien penderita konjungtivitis meningkat antara 20 – 30 persen secara nasional," ujarnya.

Ali Nufael dan Noah Lee di Kuala Lumpur turut berkontribusi dalam laporan ini.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.