Jokowi lengser di tengah pertanyaan kemunduran demokrasi satu dekade masa jabatannya
2024.10.20
Jakarta dan Washington
Hari Minggu 20 Oktober 2024 menandai berakhirnya satu dekade kekuasaan Jokowi, mantan presiden Indonesia yang membangun citra sebagai orang yang dekat dengan rakyat, saat ia menyerahkan tampuk pemerintahan kepada Prabowo Subianto sebelum ia kembali ke kampung halamannya di Solo, Jawa Tengah.
Jokowi (63) yang sebelum menjabat sebagai presiden adalah wali kota Solo dan gubernur Jakarta setelah sukses berkarier sebagai pengusaha mebel, pada tahun-tahun awal masa jabatannya sebagai presiden sering dibandingkan dengan Presiden AS saat itu, Barack Obama, yang populer di Indonesia.
Namun akhir-akhir ini, Jokowi dikritik karena mengambil langkah-langkah yang mengikis demokrasi Indonesia yang diperjuangkan dengan keras selama era reformasi setelah jatuhnya Presiden Suharto yang berkuasa selama 32 tahun pada 1998.
Jokowi merangkul mantan pesaingnya dalam pemilihan presiden, Prabowo Subianto, mantan menantu Suharto, dan menjadikannya menteri pertahanan dalam masa jabatan Jokowi yang kedua.
Walaupun selalu menepis tuduhan cawe-cawe dalam Pemilihan Presiden 2024, Jokowi dikecam telah mempengaruhi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada 2023 – yang saat itu diketuai oleh iparnya dalam mengubah persyaratan usia calon presiden/wakil presiden.
Keputusan MK saat itu akhirnya mengantar putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang saat itu tidak cukup umur, bisa ikut dalam pemilihan wakil presiden dan akhirnya menang sebagai wakil presiden mendampingi Presiden Prabowo.
Jokowi diperkirakan akan mempertahankan pengaruh politiknya, selain lewat Gibran, juga melalui posisi Dewan Pertimbangan Presiden, lembaga yang baru-baru ini dibentuk, di mana dia mungkin akan diangkat sebagai ketuanya.
Pada minggu-minggu terakhir sebelum ia lengser, Jokowi bekerja dari Nusantara, nama ibu kota masa depan Indonesia di Kalimantan – sebuah proyek bernilai miliaran dolar yang oleh banyak orang dilihat sebagai proyek legasi Jokowi yang dipaksakan.
Ia juga mengunjungi berbagai daerah untuk mengucapkan kata perpisahan kepada warga sambil melihat berbagai proyek infrastruktur yang juga menjadi ciri khas kepemimpinannya.
"Jokowi akan dikenang sebagai tokoh yang membangun infrastruktur masif dan penciptaan jargon 'kerja-kerja-kerja', namun pada saat yang sama dia mematahkan pembangunan lainnya seperti demokrasi, hak asasi manusia, hukum, dengan dinasti politik dan nepotisme yang dia ciptakan untuk kepentingan kekuasaannya," demikian salah satu kesimpulan dari bincang-bincang dengan pakar hukum dan politik dalam dialog daring BenarNews minggu lalu.
Namun tampaknya Jokowi tidak memperdulikan semua kritikan yang ditujukan kepadanya, demikian pula dengan pemerintahan baru yang gemuk di bawah Prabowo Subianto, yang disebut-sebut sebagai upaya untuk mengakomodasi kepentingan koalisi politik yang dirangkul jenderal purnawirawan itu.
Ketika Jokowi telah tiba di Solo, di Istana Merdeka Jakarta, Prabowo mengumumkan Kabinet Merah Putih dengan total 109 anggota, jumlah kabinet terbesar selama ini, yang terdiri dari 48 menteri, 5 kepala lembaga dan 56 wakil menteri dan lembaga.