ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan Jakarta

Ismira Lutfia Tisnadibrata
2016.01.14
Jakarta
suspect-1000 Seorang pelaku serangan tertangkap kamera mengarahkan pistolnya ke arah kerumunan orang di pusat Jakarta, 14 Januari 2016.
XINHUA/AFP

Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyatakan bertanggung jawab atas sejumlah serangan yang terjadi di Jakarta Kamis siang yang menewaskan dua warga sipil, melukai 24 orang dan menewaskan lima terduga pelaku teror.

Kantor berita Reuters melaporkan, dalam pernyataan di situs internet kelompok itu, sejumlah bom “diledakkan secara bersamaan oleh empat tentara khilafah ... menggunakan senjata ringan dan sabuk bunuh diri.”

Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa serangan ditujukan warga negara-negara anggota sekutu pimpinan Amerika yang memerangi ISIS di Irak dan Suriah, demikian dilansir kantor berita tersebut.

Sebelumnya pihak dalam jumpa pers di Istana Negara Kepala Polisi Daerah Metro Jaya, Inspektur Jenderal Tito Karnavian juga mengatakan bahwa pelakunya diduga kuat terafiliasi dengan ISIS.

“Jaringan pelaku berhubungan dengan ISIS yang berpusat di Raqqa,” tutur mantan Kepala Densus 88 tersebut. Dia menyebutkan nama tokoh ISIS di Suriah yang berasal dari Indonesia, Bahrun Naim, sebagai orang yang diduga merancang serangan tersebut.

WNI dan WNA tewas

Kepolisian mengatakan bahwa satu korban tewas adalah warga negara Kanada, sementara satu lainnya warga negara Indonesia.

"Lima dari korban yang meninggal adalah pelaku dan dua yang lain adalah warga sipil termasuk satu warga negara asing," ujar juru bicara Polda Metro Jaya Muhammad Iqbal kepada BeritaBenar saat mendampingi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Panjaitan kunjungan ke lokasi ledakan di dekat pusat perbelanjaan Sarinah di Jakarta Pusat.

Iqbal mengatakan bahwa dari kelima pelaku tersebut, dua di antaranya meninggal karena ledakan bom, tiga karena baku tembak dengan polisi dan dua dari yang meninggal karena baku tembak itu berhasil dilumpuhkan oleh polisi di dalam jaringan kedai kopi asal Amerika, Starbucks yang berada di lantai dasar Menara Cakrawala yang juga dikenal sebagai Skyline Building. Dua puluh empat korban lain mengalami luka berat dan ringan.

Data dari Polda Metro Jaya menunjukkan bahwa ada lagi empat warga negara asing dari Jerman, Austria, Aljazair dan Belanda yang mengalami luka berat. Korban luka-luka lainnya adalah lima anggota polisi dan 15 warga sipil Indonesia.

Diawali dari penyanderaan

Polisi berlindung dibalik mobil ketika sedang baku tembak dengan terduga teroris di Jakarta, 14 Januari 2016. AFP

Dalam keterangannya kepada wartawan, juru bicara Polri Anton Charliyan mengatakan bahwa dua pelaku teror sempat menyandera dua warga negara asing dari Belanda dan Aljazair, namun keduanya berhasil lepas setelah melarikan diri dan diselamatkan oleh polisi walau mengalami luka tembak.

Seorang saksi mata yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian, Tri Heriyanto mengatakan bahwa dia pertama kali mendengar suara dua ledakan dari arah Starbucks jam 10.35. Tidak lama kemudian terdengar suara ledakan dari arah pos polisi yang berada di persimpangan Jalan Thamrin dan Jalan Wahid Hasyim di depan Sarinah dan berjarak sekitar 10 meter dari Starbucks.

"Setelah ledakan ketiga tersebut, warga mulai berkerumun di pos polisi tersebut, lalu terdengar ada tembakan dan terlihat yang dijadikan sasaran adalah polisi," ujar pria yang bekerja sebagai petugas pengamanan di sebuah cabang bank pemerintah yang berlokasi dekat dari tempat kejadian perkara.

Tri melihat bahwa pelaku penembakan menggunakan senjata laras pendek dan pelaku penembakan yang dia lihat hanya satu orang. "Penembakan terjadi di tengah jalan saat ada kerumunan warga," ujar Tri.

Saksi mata lain, Ruli Koestaman, seorang konsultan pada salah satu perusahaan yang berlokasi di lantai 8 Menara Cakrawala mengatakan ia mendengar ledakan yang cukup kencangnya saat sedang berada dalam pertemuan di lantai tersebut.

"Saat kami turun ke bawah terjadi ledakan lagi. Sampai di bawah baru tahu bahwa ledakan terjadi di Starbucks, saya lihat ada warga negara asing [ras Kaukasia] yang menjadi korban luka parah," ujar Ruli kepada wartawan.

Penembak berbaju hitam

Ruli mengaku dia melihat pelaku penembakan mengenakan baju hitam dan tidak mengenakannya masker. Setelah melakukan penembakan di kerumunan depan pos polisi [yang telah diledakkan], pelaku bergerak ke arah Starbucks dan setelah itu terjadi adu tembak antara polisi dan pelaku," ujar Ruli.

Setelah terjadi ledakan dan serangan tersebut, polisi menetapkan perimeter sekitar satu kilometer dari lokasi pemboman ke arah Jalan Wahid Hasyim. Dari balik garis polisi siang tadi, terlihat pada jam 12.30 sudah ada empat ambulans disiapkan di lokasi dekat Menara Cakrawala. Beberapa menit kemudian terlihat anggota pasukan khusus anti terorisme polisi Densus 88 memasuki lokasi kejadian dan dua menit kemudian terdengar suara tembakan.

Baku tembak antara pelaku dan polisi terus berlangsung hingga sekitar jam 14 dan situasi sudah terkendali ketika Luhut didampingi oleh Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Saud Usman dan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tiba di lokasi kejadian.

"Yang kita tahu sampai tadi ada lima bom yang meledak," ujar Luhut kepada wartawan sesudah mengunjungi tempat kejadian perkara.

Serangan bom ini adalah yang pertama kalinya terjadi di Jakarta sejak tahun 2009 ketika dua bom meledak di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Kuningan, Jakarta Selatan.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.