Antisipasi Komunikasi Teroris, Pemerintah Pantau Gim Daring
2018.08.01
Jakarta

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melakukan pemantauan atas gim daring (online games) karena aplikasi tersebut dinilai potensial digunakan kelompok pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sebagai alternatif komunikasi seiring meningkatnya pengawasan pemerintah terhadap penggunaan jejaring sosial oleh kelompok tersebut.
“Sejauh ini belum ada yang terdeteksi menggunakannya. Tetapi, ini menjadi perhatian kita karena beberapa laporan terkait hal ini sudah ada,” ujar juru bicara BSSN, Anton Setiawan, kepada BeritaBenar, Selasa, 31 Juli 2018.
Laporan terbaru Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) yang dikeluarkan 27 Juli lalu berjudul “Indonesia dan Raksasa Teknologi vs Pendukung ISIS: Memberantas Ekstremisme Kekerasan Daring” menyebutkan kelompok ekstremis sangat sadar akan upaya pemerintah, namun mereka juga berhasil menemukan cara berteknologi rendah untuk tetap menjalin komunikasi.
Beberapa contoh aplikasi gim daring yang potensial digunakan untuk komunikasi antara lain Clash of the Titans, Clash of Clan, Brutal Age, dan War of World Craft.
Dalam gim daring peserta bisa melakukan percakapan langsung satu sama lain ketika terlibat dalam permainan.
Anton memberikan contoh salah satu jenis gim yang diduga kuat pernah digunakan kelompok teroris untuk berkomunikasi adalah gim konsol PlayStation 4.
Otoritas di Belgia menyebutkan gim tersebut kemungkinan digunakan pelaku teror di Paris, Perancis, pada 13 November 2015, yang mengakibatkan sedikitnya 132 orang tewas.
Namun, Anton mengakui pemerintah belum menemukan cara untuk mencegah jalur komunikasi kelompok ekstremis melalui gim daring karena penggunanya sangat banyak, bahkan termasuk anak-anak.
“Kita tidak bisa langsung blok dan tutup. Tapi kita coba kerjasama dengan teman-teman di bidang riset untuk bagaimana caranya melakukan deteksi bukan hanya gim daring, tapi aplikasi-aplikasi yang ada dalam kehidupan kita yang memungkinkan dijadikan sarana komunikasi,” ujarnya.
Untuk meningkatkan pengawasan terhadap komunikasi dan penyebaran konten terkait terorisme dan ekstremisme kekerasan, Anton mengatakan, BSSN menjalin kerja sama dengan aparat penegak hukum, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Laporan IPAC menyebutkan, salah satu masalah dalam pencegahan penyebaran informasi terkait terorisme di internet karena institusi pemerintahan memiliki standar internalnya masing-masing untuk menentukan apa yang termasuk materi ujaran kebencian atau ekstremisme dan tidak didiskusikan antarlembaga.
Pemerintah pada Juli tahun lalu pernah memblokir Telegram karena kelompok teroris di Indonesia menggunakan aplikasi itu untuk berkomunikasi dan merancang sejumlah aksi teror.
Selain itu, jaringan teroris juga memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan konten bermuatan radikalisme dan terorisme.
Bisa langsung berkomunikasi
Alz Danny Wowor, dosen teknologi informasi dan ahli kriptografi di sebuah universitas di Jawa Tengah mengatakan kepada BeritaBenar bahwa siapa pun yang menggunakan gim tersebut dapat berkomunikasi secara langsung karena tersedia sebagai fitur yang ada di gim.
“Komunikasi yang dapat dijalin melalui gim online ini bukan jenis pesan yang terenkripsi tinggi,” paparnya.
Ketua Umum Indonesia eSport Association (IeSPA), Eddy Lim tidak memungkiri gim daring digunakan penggunanya untuk berkomunikasi karena semua jenis aplikasi atau platfom daring menyediakan fitur percakapan dan menautkan informasi yang bisa digunakan oleh siapa pun.
“Seperti sarana umum dan sarana publik lain, dimana bisa terjadi percakapan dan interaksi satu sama lain,” katanya kepada BeritaBenar.
“Di gim daring, pemain bisa langsung komunikasi satu sama lain saat sedang bermain.”
Permainan gim daring ada juga yang melibatkan pemain dalam jumlah banyak, tapi menurutnya percakapan yang terjadi di platform gim antar pemain sangat spesifik terkait kegiatan dan hobi mereka bermain gim.
“Pemain gim tidak tertarik membicarakan hal lain di luar urusan hobinya,” ujar Eddy.