Mantan Wali Kota Filipina dideportasi setelah ditangkap di Indonesia
2024.09.04
Manila dan Jakarta
Seorang mantan wali kota Filipina yang dicari pihak berwenang negara itu atas dugaan terlibat dalam perjudian ilegal dan pemalsuan kewarganegaraan ditangkap di Indonesia pada Rabu setelah menjadi buron selama berminggu-minggu, kata para pejabat.
Otoritas di Manila dan Jakarta bekerja sama untuk mendeportasi Alice Guo – yang telah dipecat dari jabatan wali kota Bamban, sebuah kota di bagian utara Provinsi Tarlac, untuk menghadapi dakwaan di Filipina, kata Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., dalam pernyataan yang disiarkan di televisi.
“Biarkan ini menjadi peringatan bagi mereka yang mencoba menghindari keadilan: Itu adalah tindakan yang sia-sia,” katanya, “tangan hukum itu panjang dan akan menjangkau Anda.”
Presiden Marcos Jr. mengulangi peringatan sebelumnya, dan mengatakan bahwa mereka yang membantu Guo melarikan diri “pasti akan membayar harganya.”
Di Jakarta, Inspektur Jenderal Krishna Murti, Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, mengatakan Indonesia ingin menukar Guo dengan Gregor Johann Hass, seorang warga Australia yang dicari karena perdagangan narkoba di sana. Hass ditangkap di Filipina pada bulan Mei.
Pihak berwenang Indonesia menangkap Guo di Tangerang, Banten .
Krishna menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang penangkapan Guo. Filipina dan Indonesia memiliki perjanjian ekstradisi yang dimulai sejak tahun 1976.
Di Manila, Marcos mengatakan bahwa Guo akan menerima perlindungan hukum tetapi, tambahnya, pemerintah Filipina tidak akan membiarkan penundaan "untuk memperpanjang penyelesaian kasus tersebut."
Biro Investigasi Nasional (NBI) Filipina mengatakan Guo ditangkap di Indonesia karena pelanggaran imigrasi.
Pengacara Guo belum mengomentari tentang penangkapan itu.
Pejabat imigrasi dan agen intelijen Filipina mengatakan Guo telah meninggalkan negara itu pada bulan Juli.
Pada akhir Agustus, dua orang yang diduga rekan Guo ditangkap oleh pihak berwenang Indonesia di pulau Batam, dekat Singapura. Keduanya sekarang berada dalam tahanan pihak berwenang Filipina.
Sindikat kriminal
Guo menjadi subjek investigasi kongres Filipina atas dugaan aktivitas kriminal yang melibatkan Philippine Offshore Gaming Operators (POGOs). Beberapa senator menuduh bahwa ia memiliki hubungan dengan sindikat kriminal dan telah memalsukan identitasnya sebagai warga negara Filipina.
Guo, yang menjadi wali kota Bamban pada tahun 2022, menegaskan bahwa ia adalah orang Filipina dan membantah memiliki hubungan dengan POGOs ilegal.
Pemerintah Filipina sedang berupaya untuk membawa Guo kembali ke negara tersebut minggu ini. Ia mungkin akan langsung dibawa ke Senat Filipina setelah tiba karena ia mendapatkan panggilan penangkapan tetap karena melewatkan sidang legislatif, kata pihak berwenang.
Guo menghadapi banyak kasus, termasuk pengaduan pidana atas dugaan pencucian uang.
Bulan lalu, Kantor Ombudsman Manila memerintahkan pemecatannya sebagai wali kota karena "pelanggaran berat" dan mendiskualifikasinya dari pencalonan untuk jabatan publik. Di Filipina, ombudsman memiliki kewenangan disiplin atas pejabat pemerintah yang dipilih dan ditunjuk, termasuk wali kota.
Siapakah Alice Guo?
Sebelum menghadiri sidang Senat pada Mei, Guo hampir tidak pernah muncul di depan publik.
Seorang pengusaha, ia baru terjun ke dunia politik pada tahun 2022, menjadi wali kota perempuan pertama di kota kecil Bamban, di Luzon bagian tengah.
Sebelum terpilih menjadi wali kota, Guo telah menyewakan tanah miliknya seluas 20 hektar kepada sebuah perusahaan perjudian.
Dokumen yang diserahkan ke Senat diduga menunjukkan bahwa Guo secara pribadi telah mengajukan izin usaha perusahaan tersebut pada tahun 2020.
Beberapa senator mengatakan bahwa Guo, sebagai wali kota, telah gagal mencabut izin perusahaan game tersebut setelah pihak berwenang menggerebek perusahaan itu pada awal tahun 2023 atas dugaan kegiatan ilegal.
Mereka juga menuduh Guo mengeluarkan izin kepada perusahaan game baru dengan nama berbeda untuk menghindari pihak berwenang.
Pada bulan Juni, NBI mengatakan bahwa sidik jari Alice Guo dan Guo Hua Ping, seorang warga negara Tiongkok yang tiba di negara tersebut pada bulan Juli 2003, cocok.
Berbagai pejabat Filipina menuduh bahwa mantan wali kota tersebut mungkin mendapat dukungan dari beberapa orang berpengaruh – yang hingga saat ini masih belum diketahui identitasnya.
Guo bergabung dengan Koalisi Rakyat Nasionalis (NPC), sebuah partai politik besar, pada tahun 2022.
Pada hari Rabu, ketua NPC Vicente Sotto III mengatakan kepada BenarNews bahwa para pemimpin partai melihat "tidak ada latar belakang ilegal" pada Guo. Dia mengatakan mereka baru mengetahui rincian latar belakangnya ketika isu tersebut mencuat dalam penyelidikan Senat.
Pada bulan Juni, partai tersebut mengeluarkan Guo dari jajarannya.