El Niño akibatkan kekeringan di Kota Hujan, warga Jonggol kekurangan air

Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan Pulau Jawa saat ini mengalami kekeringan secara luas.
Eko Siswono Toyudho
2023.09.11
Jonggol, Jawa Barat
El Niño akibatkan kekeringan di Kota Hujan, warga Jonggol kekurangan air Bayangan seorang warga yang memanggul air yang diambil di lubang persawahan di kawasan desa Weninggalih, Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terefleksi di tanah yang retak, 11 September 2023. Meskipun dijuluki kota hujan, kawasan ini menjadi langganan kekeringan yang paling terdampak saat musim kemarau tiba.
Eko Siswono Toyudho/BenarNews

Hindun Marfuah (50) berkali-kali membilas pakaiannya pada aliran air yang masih tersisa di tengah sawah.

Warga Desa Weninggalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu sudah empat bulan tidak menikmati air hujan. Situasi itu membuat aliran air di rumahnya terhenti. Jonggol pun terdampak kekeringan.

“Kami sudah lama kekeringan. Air di rumah sudah kering,” kata perempuan ibu rumah tangga ini kepada BenarNews pada Senin (11/9).

Demi mendapatkan air, Hindun terpaksa merogoh kocek Rp70 ribu untuk mendapatkan 100 liter air bersih.

Namun, “airnya habis dalam waktu lima hari,” ungkap Hindun.

Hindun pun semakin kesulitan karena hewan ternaknya, yakni kambing dan sapi, juga harus mendapatkan minuman.

“Saya akhirnya membawa sapi-sapi saya ke sawah untuk mencari air,” imbuh Hindun.

Hindun Marfuah (50) membawa domba miliknya untuk diberikan minum di persawahan yang kering di desa Weninggalih, Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 11 September 2023. [Eko Siswono Toyudho/BenarNews]
Hindun Marfuah (50) membawa domba miliknya untuk diberikan minum di persawahan yang kering di desa Weninggalih, Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 11 September 2023. [Eko Siswono Toyudho/BenarNews]

Hal serupa turut dialami warga Jonggol lainnya, Meman Satria. Petani berusia 47 tahun itu sudah tidak memiliki lagi pasokan air. Bencana kekeringan yang melanda membuatnya mengeluarkan uang untuk mendapatkan air.

Meman pun harus membeli air seharga Rp 6.000 per galon agar keluarganya tetap bisa minum. Namun Meman tak bisa terus menerus membeli air. Sebab penghasilannya ikut “mengering” akibat gagal panen seiring musim kemarau.

Akhirnya, untuk mendapatkan air di sawah, Meman rela menempuh jarak lebih dari 700 meter dengan jalan menanjak.

“Rasa airnya juga asin,” jelas Meman kepada BenarNews.

Omah (52) juga tidak bisa berbuat banyak menghadapi situasi kekeringan. Dia pun memanfaatkan air di sawah untuk mencuci baju dan memandikan anaknya yang masih SD.

“Sebelum berangkat sekolah, saya membawa anak saya ke sawah untuk mandi. Ketika sore hari giliran saya mencuci baju,” ucap Omah kepada BenarNews.

Warga mengambil air dan mencuci pakaian di lubang persawahan yang masih menyimpan air di kawasan desa Weninggalih, Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 11 September 2023. Mengambil air di persawahan ini terpaksa dilakukan para warga untuk mencuci dan memenuhi kebutuhan sehari hari, meskipun airnya terasa asin. [Eko Siswono Toyudho/BenarNews]
Warga mengambil air dan mencuci pakaian di lubang persawahan yang masih menyimpan air di kawasan desa Weninggalih, Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 11 September 2023. Mengambil air di persawahan ini terpaksa dilakukan para warga untuk mencuci dan memenuhi kebutuhan sehari hari, meskipun airnya terasa asin. [Eko Siswono Toyudho/BenarNews]

Jonggol hanyalah satu dari 125 desa dari 30 kecamatan di Kabupaten Bogor yang mengalami kekeringan.

Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Adam Hamdani, mengatakan dari jumlah itu, sebanyak 265.245 jiwa terdampak kekeringan sejak 2 Mei hingga 10 September 2023.

Adam menambahkan Pemerintah Kabupaten Bogor sudah melakukan penanganan bencana kekeringan. BPBD bahkan sudah melakukan distribusi air bersih sejak bulan Mei 2023.

“Distribusi air bersih diperuntukkan bagi kebutuhan dasar warga seperti masak dan minum,” jelas Adam kepada BenarNews.

Adam menginformasikan BPBD Kabupaten Bogor telah memasok 2.343.000 liter air bersih kepada warga untuk mengatasi dampak kekeringan.

Neman Satria (47) mengisi air untuk kebutuhan sehari hari di dalam rumahnya kawasan desa Weninggalih, Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 11 September 2023. Neman yang merupakan seorang petani mengaku sudah tidak memiliki lagi pasokan air di rumah. [Eko Siswono Toyudho/BenarNews]
Neman Satria (47) mengisi air untuk kebutuhan sehari hari di dalam rumahnya kawasan desa Weninggalih, Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 11 September 2023. Neman yang merupakan seorang petani mengaku sudah tidak memiliki lagi pasokan air di rumah. [Eko Siswono Toyudho/BenarNews]

Pulau Jawa alami kekeringan

Sementara itu Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengatakan wilayah Pulau Jawa kini mengalami bencana kekeringan secara luas.

Dia mencatat sebanyak 13 kabupaten dan kota di Jawa Barat mengalami kekeringan. Sedangkan kekeringan di Jawa Tengah terjadi di 18 kabupaten dan kota dan di Jawa Timur terjadi di 19 kabupaten dan kota.

“Kekeringan ekstrem ini menjadi semacam katalis kalau ada api. Tapi bukan penyebab kebakaran hutan dan lahan. Namun cuaca panas dapat mempercepat penyebab kebakaran hutan dan lahan,” jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin (11/9).

Seorag laki-laki membawa air melintasi persawahan yang kering di desa Weningalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 11 September 2023. [Eko Siswono Toyudho/BenarNews]
Seorag laki-laki membawa air melintasi persawahan yang kering di desa Weningalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 11 September 2023. [Eko Siswono Toyudho/BenarNews]

Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto mengatakan Pulau Jawa secara umum sudah mengalami hari tanpa hujan rata-rata lebih dari 60 hari.

“Artinya kondisi kekeringan di Pulau Jawa sudah pada tahap signifikan,” jelasnya kepada BenarNews.

Suharyanto mengatakan BNPB terus memantau dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memberikan dukungan untuk membantu masyarakat terdampak.

“Secara umum distribusi air bersih masih bisa ditangani oleh pemerintah daerah,” jelasnya.

Sinar terik matahari tampak di latar belakang, sementara seorang pengendara melintas di Desa Weninggalih, Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 11 September 2023. Weninggalih hanyalah satu dari 125 desa dari 30 kecamatan di Kabupaten Bogor yang mengalami kekeringan, menurut keterangan BPBD Kabupaten Bogor. [Eko Siswono Toyudho]
Sinar terik matahari tampak di latar belakang, sementara seorang pengendara melintas di Desa Weninggalih, Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 11 September 2023. Weninggalih hanyalah satu dari 125 desa dari 30 kecamatan di Kabupaten Bogor yang mengalami kekeringan, menurut keterangan BPBD Kabupaten Bogor. [Eko Siswono Toyudho]

Fenomena El Niño

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Klimatologi Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ardhasena Sopaheluwakan, mengatakan penyebab kekeringan terjadi karena banyak faktor, antara lain musim kemarau dan fenomena El Niño.

Menurut BMKG, El Niño adalah fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Pemanasan suhu muka laut ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.

Singkatnya, El Niño memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

“El Niño sebagai fenomena selesai pada Maret 2024. Namun dampaknya di Indonesia terjadi hingga akhir Oktober (tahun depan),” jelasnya kepada BenarNews.

Ardhasena mengatakan hujan mulai turun di Indonesia pada akhir Oktober atau awal November.

Warga tampak menunggu sementara petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membagikan air dari mobil tanki di Desa Weninggalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 11 September 2023. [Eko Siswono Toyudho/BenarNews]
Warga tampak menunggu sementara petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membagikan air dari mobil tanki di Desa Weninggalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 11 September 2023. [Eko Siswono Toyudho/BenarNews]

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.