Klaster Pesantren di Jatim, Lebih dari 500 Santri Positif COVID-19
2020.09.01
Jakarta
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menutup akses keluar dan masuk Pondok Pesantren Darussalam di Banyuwangi, Jawa Timur, untuk memutus rantai penularan setelah 539 santri dinyatakan positif terinfeksi virus SARS-CoV-2, Selasa (1/9).
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan karantina massal akan dijaga ketat oleh satu satuan setingkat kompi dari personel gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP Banyuwangi.
“Kita tutup dulu untuk dua minggu ini, sambil kita pantau perkembangan kasusnya. Untuk kebutuhan makan santri sudah disiapkan Pemkab,” kata Bupati Abdullah Azwar Anas kepada BenarNews.
Anas mengatakan seluruh kegiatan di dalam pesantren juga dihentikan selama masa karantina ini.
“Untuk sementara tidak ada salat berjamaah, tadarus bersama. Semua kegiatan ibadah dilakukan sendiri-sendiri dulu di dalam kamar. Santri harus manut sama aturan ini supaya penyebarannya bisa segera selesai,” katanya.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyuwangi mencatat hingga 30 Agustus 2020, sebanyak 539 dari 624 santri yang sudah menjalani tes swab di Pondok Pesantren Darussalam terkonfirmasi positif COVID-19.
Adapun jumlah santri yang tinggal di pesantren berkisar 5.000 orang, merujuk data Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.
Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur, Ahmad Zayadi, mengatakan saat ini pemerintah daerah bersama gugus tugas sudah memisahkan santri positif COVID-19 dengan gejala agak berat hingga yang tanpa gejala.
“Saat ini, ada tiga tempat isolasi, yakni untuk santri putra yang sakit, santri putri yang sakit dan untuk santri hasil tes reaktif. Untuk satu kamar diisi dua sampai tiga santri,” kata Zayadi, melalui pernyataan tertulisnya, Selasa.
Zayadi memastikan sebanyak 40 orang tenaga medis telah disiapkan untuk memantau perkembangan kasus di sana.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Waryono, mengatakan kasus positif COVID-19 di Pondok Pesantren Darussalam pertama kali terlacak pada awal Agustus 2020.
Ketika itu, beberapa santri mengeluhkan sakit dan dalam sepuluh hari setelahnya, jumlah keluhan tersebut terus bertambah, kata Waryono kepada BenarNews.
Karena banyak yang sakit, beberapa santri yang tinggal di dekat pesantren memutuskan untuk pulang namun diwajibkan untuk melakukan tes rapid terlebih dahulu. Pada Jumat (14/8), hasil rapid tes tiga santri yang pulang dinyatakan reaktif.
“Pada Ahad, 16 Agustus 2020, dilakukan rapid tes massal di pesantren. Dari situ, 92 santri dinyatakan reaktif,” kata Waryono.
Hingga akhir Agustus, sebanyak enam santri dari pesantren yang dirawat di rumah sakit, sementara satu lainnya dijemput keluarga untuk mendapat penanganan dari puskesmas.
Pada Selasa, Provinsi Jawa Timur melaporkan 350 kasus terkonfirmasi COVID-19 baru, sehingga totalnya menjadi 33.893 kasus. Jawa Timur menjadi provinsi dengan kasus positif tertinggi kedua setelah DKI Jakarta dengan 40.987 kasus atau naik 901 dari hari sebelumnya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, pada Senin, meminta pesantren dan institusi serupa untuk ketat menjalani protokol kesehatan dan memberikan transparansi data terkait kasus penularan yang ada.
“Bukan hanya di Banyuwangi, juga di Jawa Timur, santri yang terjangkit COVID-19 banyak, cuma tidak diumumkan,” kata Mahfud, saat berkunjung ke salah satu pesantren di Yogyakarta, Senin.
“Apa gunanya kita belajar berdakwah kalau kita terancam penyakit. Oleh sebab itu, jika ponpes ingin maju, ikuti protokol kesehatan,” katanya.
102 dokter meninggal dunia
Secara nasional, kasus terkonfirmasi COVID-19 bertambah 2.775, sehingga total keseluruhannya menjadi 177.571, sebut data Kementerian Kesehatan.
Sementara angka kematian bertambah 88 menjadi 7.505 kasus, dengan total kesembuhannya 128.057 orang.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melaporkan dari 700-an kasus meninggal dunia tersebut, sebanyak 102 di antaranya berprofesi sebagai dokter yang menjadi korban karena tertular saat menangani pasien positifi COVID-19 di seluruh Indonesia.
“Kebutuhan APD bagi dokter maupun tenaga kesehatan dalam bertugas harus tetap terjaga ketersediaannya. Mayoritas mereka tertular karena APD yang tak memadai,” kata Juru Bicara IDI Halik Malik.
“RS didorong melakukan pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) rutin kepada petugas kesehatan agar terpantau ketat dan tidak terjadi penularan luas COVID-19 di rumah sakit,” tambahnya.
Merespons hal ini, Juru Bicara Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan pihaknya telah mendorong RS agar para dokter mendapatkan perlindungan dengan APD yang berkualitas saat menangani pasien.
“Kami mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya para tenaga kesehatan yang sampai saat ini meningkat terus,” kata Wiku dalam telekonferensi harian, Selasa.
Wiku meminta pihak rumah sakit memberlakukan pembatasan jam kerja agar pekerja medis tidak mengalami kelelahan.
Pihaknya mengakui, saat ini kapasitas penggunaan tempat tidur rumah sakit, khususnya di Jakarta, sedang mengalami kenaikan. Tingkat keterpakaian kamar di ruang isolasi pada 67 rumah sakit rujukan saat ini sudah mencapai 67 persen, sementara kapasitas penggunaan tempat tidur di ruang ICU sudah mencapai 77 persen.
“Kita sedang dorong agar bisa turun di bawah 60 persen dengan cara kasus-kasus sedang dan ringan dipindahkan ke Wisma Atlet, dengan demikian jumlah tempat tidur untuk ICU atau dan isolasi bisa dipakai untuk pasien COVID-19 dengan gejala berat,” kata Wiku.
Terkendali
Dalam rapat terbatas, Selasa, Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyebut kasus positif COVID-19 di Indonesia masih relatif terkendali dibandingkan dengan yang dialami negara lain.
“Di negara kita, walaupun ada peningkatan di beberapa daerah, tapi kalau dibandingkan dengan negara lain, posisi Indonesia masih relatif terkendali,” kata Jokowi melalui kanal YouTube, Selasa.
“Alhamdulillah, tingkat kesembuhan juga makin meningkat, dari dulu kita ingat di bulan April yaitu 15 persen, kemudian sekarang di bulan Agustus itu 72,1 persen. Jadi ada pergerakan yang lebih baik, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata dunia yang 69 persen,” kata Presiden.
Kendati demikian, Jokowi meminta jajarannya untuk mewaspadai angka kematian (fatality rate) di Indonesia yang lebih tinggi dari rata-rata kematian global, yakni 4,2 persen berbanding 3,36 persen, merujuk data per 3 Agustus 2020.
“Kita masih punya PR besar untuk menurunkan karena masih lebih tinggi dari fatality rate global. Ini pekerjaan besar kita," ujarnya.
Mutasi virus baru
Pakar Biomolekuler Universitas Airlangga (Unair) Jawa Timur, Ni Nyoman Tri Puspaningsih, mengumumkan penemuan mutasi virus SARS-CoV-2 baru di Surabaya yakni tipe Q677H.
Tri mengatakan strain virus yang baru ditemukannya ini adalah tipe lain dari D614G yang sebelumnya juga ditemukan di Indonesia dan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
“Ini baru pertama ditemukan di Surabaya karena data Indonesia masih sangat sedikit. Mutasi ini belum tentu (ada) di tempat lain di Indonesia karena datanya sangat terbatas,” kata Tri, dikutip dari laporan AntaraNews, Selasa.
Lokasi mutasi virus tipe Q677H juga ditemukan pada spike protein sel inang manusia, layaknya pada tipe D614G. Keduanya, sambung Tri, juga menunjukkan adanya reaksi perubahan asam amino yang serupa.
“Mereka membantu memotong spike itu menjadi dua sub unit, S1 dan S2,” katanya.
Sebelumnya, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman menemukan mutasi virus D614G pada SARS-CoV-2 di Surabaya pada April 2020. Mutasi virus kemudian juga ditemukan di Jawa Barat, Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Tangerang.
Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio belum bisa memastikan bahwa mutasi virus ini benar memiliki potensi penularan 10 kali lebih tinggi dan mengatakan pihaknya masih akan terus melakukan penelitian terhadap kasus-kasus yang ditemukan di Indonesia.
“Tingkat infeksinya memang tinggi, apakah parah, itu belum. Hanya harus waspada,” kata Amin dalam rapat bersama DPR RI, Senin.
Juru Bicara Satgas, Wiku, mengatakan pemerintah akan terus memonitor perkembangan mutasi virus dan dampaknya dalam kasus penularan di Indonesia. Namun, Wiku menekankan bahwa sampai saat ini belum ada diketahui dengan pasti bahwa virus ini bisa menyebabkan infeksi yang lebih parah.
“Yang jelas memang menginfeksi, tapi potensi penularannya seperti apa, belum dapat disimpulkan saat ini,” kata Wiku, “Satgas memonitor kondisi ini.”
Pengiriman ventilator tahap ketiga
Pemerintah Indonesia kembali menerima hibah 500 ventilator dari Amerika Serikat (AS) melalui lembaga bantuan pembangunan, USAID, pada akhir pekan kemarin.
Pengiriman ini adalah tahap ketiga setelah sejumlah ventilator dikirim pada Juli dan Agustus. Pengiriman terakhir sebanyak 150 diharapkan bisa dilakukan pada bulan September, sehingga total keseluruhannya menjadi 1.000, sebut pernyataan resmi Departemen Pertahanan AS.
“Selain mengirimkan ventilator ke Indonesia, kami juga membantu mendirikan klinik isolasi dan menyediakan peralatan pengujian dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas kesehatan masyarakat dalam mencegah, mendeteksi dan merespons penyakit menular,” kata Ezra Cohen, pejabat Departemen Pertahanan AS untuk Operasi Khusus.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam keterangan tertulisnya menyebut pengiriman bantuan ventilator ini sebagai wujud kemitraan AS-Indonesia yang kuat dan berharap hubungan ini terjalin lebih maju lagi.
“Kami ingin melihat kemitraan ini menjadi lebih maju lagi, kami ingin melihat Amerika menjadi lebih aktif dalam peran kepemimpinannya,” kata Prabowo.
Merujuk data Kementerian Kesehatan per akhir kuartal I/2020, Indonesia memiliki 8.413 unit ventilator yang tersebar di 2.876 fasilitas.
Pada awal April, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengklaim pasokan ventilator di Indonesia telah bertambah 8.500 unit.
Selain itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga menyebut dua perusahaan swasta dan pelat merah siap memproduksi alat bantu pernapasan itu sebanyak 1.200 unit mulai Mei 2020, sebut keterangan resmi institusi tersebut.