Indonesia Peringkat 3 Dunia COVID-19 Pasca Data Tampilan Dasbor John Hopkins Diubah
2021.08.13
Washington
Johns Hopkins University belum lama ini mengganti dasbor informasi COVID-19 miliknya yang menjadi rujukan banyak pihak dengan perwajahan baru yang menunjukkan total kasus infeksi baru selama 28 hari terakhir. Perubahan ini mengakibatkan posisi Indonesia melesat naik ke tempat ketiga sebagai negara dengan kasus infeksi terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat dan India.
Sementara itu, Indonesia menduduki peringkat teratas dunia dengan kasus kematian akibat COVID-19 dalam kurun waktu yang sama di tampilan baru dasbor tersebut. Dengan jumlah populasi 270 juta, Indonesia mencatat 43.472 kematian selama 28 hari terakhir. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat dibanding total kasus di India, dan hampir empat kali lipat kematian di AS dalam rentang waktu yang sama.
Statistik lain yang disorot oleh Johns Hopkins University COVID-19 Dashboard adalah lebih dari seperempat total kasus infeksi di Indonesia sejak awal pandemi, terjadi dalam empat minggu terakhir. Data terakhir pada Jumat menunjukkan selama 28 hari terakhir Indonesia melaporkan 1.047.352 kasus baru, sementara India 1.090.997, dan Amerika Serikat 2.333.082.
Jill Rosen, juru bicara universitas di negara bagian Maryland, AS itu mengatakan kepada BenarNews bahwa pakar penyakit menular di kampus tersebut pada Selasa mengubah tampilan dasbor COVID-19Johns Hopkins, untuk menunjukkan angka penambahan kasus baru 28 harian, dari yang sebelumnya menunjukkan angka akumulasi.
Sebelum diubah, AS dan India selalu berada di peringkat teratas selama berbulan-bulan, disusul oleh Brazil, sementara Indonesia selalu berada di sekitar peringkat ke 16.
Informasi itu dirangkum dalam bentuk visual yang sangat berbeda dengan apa yang dilaporkan oleh otoritas kesehatan Indonesia dalam beberapa minggu terakhir: peningkatan kasus harian dan rekor jumlah kematian.
Pada pertengahan Juli, Indonesia melampaui India sebagai episentrum COVID di Asia, karena infeksi harian yang lebih tinggi dibanding negara Asia Selatan saat itu. Indonesia mencapai puncaknya pada 15 Juli, dengan lebih dari 56.000 kasus, meskipun jumlahnya telah menurun dan mendekati 30.000 setiap harinya.
Pada akhir Juli, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengeluarkan kebijakan yang dipertanyakan oleh pakar kesehatan, karena memberi kelonggaran kepada pengusaha kecil untuk beroperasi dengan kapasitas terbatas.
Pelonggaran pembatasan “bukan langkah yang tepat karena secara epidemiologis, situasinya belum terkendali,” kata Hermawan Saputra, anggota Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), kepada BenarNews pada 26 Juli.
Peringkat negara-negara tetangga di Asia Tenggara juga naik dalam grafik itu. Malaysia, Filipina dan Thailand, bersama dengan Bangladesh di Asia Selatan, termasuk di antara 21 negara dengan peringkat tertinggi.
Thailand, yang sejak pandemi dimulai mencatat hanya sekitar 863.000 infeksi, mencatat dalam empat minggu terakhir lebih dari setengah total kasus tersebut, sehingga peringkatnya terdorong naik di posisi ke 11.