Angka Kasus COVID-19 di Indonesia Tembus 500.000
2020.11.23
Jakarta
Angka kasus COVID-19 di Indonesia menembus rekor di atas 500.000 pada Senin (23/11) dengan tercatatnya 502.110 total warga terinfeksi sejak keberadaan virus tersebut diketahui pertama kali di Indonesia pada Maret lalu, demikian pejabat terkait.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 melaporkan terdapat penambahan 4.442 kasus baru pada Senin, sementara jumlah kematian bertambah 118 orang, menjadikan total korban jiwa mencapai 16.002. Indonesia hingga saat ini tercatat sebagai negara dengan angka kasus dan jumlah kematian karena COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara.
“Kenaikan kasus dapat terjadi sebagai hasil investasi testing yang masif dan juga karena penularan COVID-19 yang tidak terkendali,” ujar Juru Bicara Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito kepada BenarNews di Jakarta.
Wiku mengatakan angka kematian yang tinggi disebabkan karena minimnya deteksi dini dari masyarakat.
“Status sakit yang telah terlanjur parah ketika dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya kini tengah memaksimalkan kapasitas testing dan memasifkan testing agar perawatan dapat dilakukan secara maksimal.
“Banyak kasus yang dijaring dan lalu deteksi dapat dilakukan sehingga dapat menekan angka kasus positif dan kematian dan meningkatkan angka kesembuhan,” ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan jumlah kasus aktif di Indonesia hanya sekitar 12,78 persen dari total kasus, sedangkan rata-rata dunia mencapai 28,41 persen, sementara angka kesembuhan mencapai 84,03 persen, di atas rata-rata dunia yang 69,20 persen.
“Tentu saja ini indikator-indikator yang sangat positif, karena itu Presiden meminta supaya indikator ini dipertahankan dan diupayakan untuk semakin baik,” ujar Muhadjir dalam konferensi pers usai rapat terbatas laporan penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin.
Pengurangan libur akhir tahun
Menteri Muhadjir juga menyampaikan permintaan Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk mengadakan pengurangan libur dan cuti bersama Natal dan Tahun Baru, yang sebelumnya direncanakan diperpanjang sebagai pengganti libur Idul Fitri tahun ini, untuk mencegah meningkatnya penularan COVID-19.
“Bapak Presiden memberikan arahan supaya ada pengurangan-pengurangan,” ujar Muhadjir.
Muhadjir tidak menjelaskan berapa hari libur yang kemungkinan akan dihilangkan, namun dia mengatakan Jokowi memerintahkan supaya segera dilakukan rapat koordinasi antar lembaga untuk membahas hal tersebut.
Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, menyambut rencana pemotongan libur panjang tersebut.
“Sangat bagus kalau itu bisa dilakukan. Ini harus benar benar dilakukan, dan memang tidak ada orang yang pergi pulang kampung. Jangan orangnya dilarang tapi tiket tetap murah, tetap ada ajakan rekreasi dari dinas pariwisata, itu sama saja,” ujar dia.
Selain membatasi masyarakat untuk tidak menikmati liburan panjang, pemerintah juga sepatutnya merelakan pemilu ditunda.“Kalau ini juga dilakukan maka kasus nya akan terus naik hingga akhir tahun nanti,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi memang meminta untuk memberi perhatian khusus bagi penyelenggaraan Pilkada serentak pada 9 Desember nanti agar tidak memperburuk penyebaran virus corona.
"Tegakkan aturan, kemudian disiplin protokol kesehatan harus dilakukan dengan ketat," kata Presiden.
Vaksin
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengungkapkan uji klinis kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan Sinovac telah selesai dilakukan.
“Uji klinis sudah selesai, alhamdulillah aspek keamanan dalam uji klinis pantauannya baik, aspek mutu dari vaksin Sinovac juga baik. Sekarang kita sedang menunggu proses analisa sehingga nanti aspek keamanan dan efektivitasnya bisa kita dapatkan dan kita bisa berikan emergency use authorization sehingga vaksinasi bisa dilakukan” ujar Penny.
Lebih lanjut, Penny mengungkapkan BPOM berkomitmen untuk memberikan vaksin yang memenuhi khasiat, keamanan, dan efektivitas.
“Sekarang proses itu sedang berjalan. Badan POM nanti akan memberikan Emergency Use Authorization pada waktunya nanti, sekarang data-data sedang dianalisa,” tuturnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyampaikan bahwa pihaknya tengah melakukan berbagai persiapan terkait dengan pelaksanaan vaksinasi.
“Kementerian Kesehatan melakukan berbagai upaya penyiapan mulai dari sumber daya manusianya, kemudian fasilitas sarana dan prasarana, dan melakukan simulasi-simulasi untuk melancarkan bila saatnya vaksinasi nanti dilaksanakan,” ujarnya.
Selain itu, ia melanjutkan, Kemenkes juga melakukan simulasi pendistribusian vaksin secara detail agar dalam pelaksanaan vaksinasi tidak terjadi hambatan maupun kelambatan.
“Kami terus laksanakan secara rutin dan terus-menerus supaya semua tidak terjadi gangguan dan bisa berjalan dengan lancar. Kami menyiapkan semua sarana prasarananya dan mudah-mudahan semuanya bisa berlangsung dengan baik bila nanti tiba waktunya kita melaksanakan vaksinasi, tandasnya.