Kapolri: Bom Bunuh Diri di Solo Terkait ISIS
2016.07.05
Solo
Sebuah ledakan bom bunuh diri terkait Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terjadi di areal Markas Polisi Resor Kota (Mapolresta) Surakarta, Selasa 5 Juli 2016, menewaskan seorang pelaku dan melukai seorang polisi, demikian disampaikan Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Peristiwa ini menjadi insiden pertama terkait ISIS di Indonesia setelah serangan di Jl. Thamrin Jakarta, Januari lalu.
Pelaku bunuh diri yang tewas dalam keadaan tubuh hancur diketahui bernama Nur Rohman (31) dari kartu tanda penduduk (KTP) yang ditemukan polisi di lokasi.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dalam konferensi pers usai melihat lokasi ledakan, Selasa siang, mengatakan Nur ialah anggota kelompok Arif Hidayatullah alias Abu Mushab.
Mushab yang ditangkap tim Densus 88 di Bekasi, Jawa Barat, 23 Desember 2015, ungkap Kapolri, masih satu jaringan dengan otak peledakan bom di Thamrin Jakarta, yang menurut polisi dilakukan oleh Bahrun Naim.
Mushab berperan sebagai perekrut warga negara Indonesia (WNI) untuk bergabung dengan kelompok ISIS setelah memperoleh dana dari Bahrum, yang kini berada di Suriah.
Menurut Kapolri, Nur lolos dari pengejaran polisi enam bulan lalu. "Dia yang kemarin ikut belajar membuat bom," ujar Badrodin.
Dia menambahkan ada keterkaitan bom bunuh diri di Solo dengan ISIS karena aksi itu adalah seruan dari pemimpin ISIS untuk melakukan amaliyah pada bulan Ramadan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun BeritaBenar di lokasi kejadian, sekitar pukul 07.35 WIB, sesaat sebelum apel siaga di Mapolresta Solo, pelaku mengendarai sepeda motor menerobos masuk ke halaman Polresta Solo, tanpa melapor pada petugas jaga.
Saat tiba di depan kantor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), pelaku meledakkan diri. Anggota Provos Bripka Bambang Adi yang mengejar pelaku mengalami luka di bagian wajah.
Sempat dikira latihan
Ledakan yang menurut Kapolresta Solo, Kombes Pol. Ahmad Luthfi, bersifat low explosive sempat dikira latihan oleh warga. Ledakan yang terdengar hingga radius 250 meter itu menarik perhatian warga. Mereka mendatangi Mapolresta Surakarta untuk melihat.
"Saya kira simulasi jelang lebaran karena memang sering simulasi pengamanan seperti ini," tutur Marlina, yang kebetulan sedang beraktivitas dekat Manahan ketika ledakan.
Dia baru sadar kalau itu ledakan bom saat akan pulang dan mendapati jalan berbagai arah yang melintasi Polresta sudah ditutup serta sudah banyak orang berkerumun dan banyak polisi yang berjaga-jaga.
Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo yang datang ke lokasi meminta warga tenang dan tidak perlu khawatir. Semua agenda perayaan Idul Fitri di Solo mulai nanti Selasa malam dengan takbiran akbar tetap dilangsungkan sesuai rencana.
“Tidak ada yang perlu ditakutkan. Takbir akbar, kegiatan Bakdan Ing Solo dan agenda lain tetap berjalan," ujar pria yang akrab disapa Rudy.
Sudah setahun pergi
Dari KTP yang ditemukan polisi, Nur tercatat sebagai warga RT 001 RW 012 Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo. Saat wartawan mendatangi alamat tersebut, hanya ada kakak ipar Nur, Yayuk, yang ada di rumah.
Dia mengatakan istri Nur, Aminah dan kedua anaknya sudah dijemput polisi beberapa saat setelah kejadian. Mereka dibawa untuk dimintai keterangan bersama suami Yayuk yang adalah kakak kandung Nur, Mul Purwanto.
Menurut Yayuk, sudah setahun terakhir adik iparnya pergi meninggalkan istri dan kedua anaknya. "Nur pergi tidak tahu kemana,” ujar Yayuk yang tinggal di rumah peninggalan orangtua suaminya, bersama Aminah selama dua bulan terakhir.
Sebelum pergi, kata Yayuk, adik iparnya bekerja sebagai tukang parkir dan kadang jualan bakso keliling untuk menghidupi istri dan kedua anaknya.
Yayuk menambahkan beberapa bulan sebelum pergi, Nur tampak agak berubah menjadi orang berprinsip keras dan punya pandangan berbeda dengan keluarga. Tetapi tak ada yang berani memperingatkan hingga akhirnya Nur pergi meninggalkan keluarganya.
"Lama menghilang, tidak ada kabar. Ketika akhirnya ada kabar ternyata kabar seperti ini (terduga pelaku bom bunuh diri)," sesal Yayuk, yang merasa kasihan pada dua anak Nur yang masih balita.
Serangan terhadap polisi jelang lebaran bukan kali ini saja terjadi di Kota Solo. Pada 17 Agustus 2012, pengendara motor menembak pos pengamanan polisi di Perempatan Gemblekan Solo, yang melukai dua polisi.
Sehari kemudian, pada malam takbiran 18 Agustus 2012, pengendara motor melempar granat ke pos polisi di Gladag, Solo, tapi tidak ada korban.
Pada 30 September 2012, pengendara sepeda motor menembaki pos polisi di kawasan pertokoan Singosaren, sehingga menewaskan seorang polisi.
Pernyataan Jokowi
Terkait ledakan itu, Presiden Joko “Jokowi” Widodo yang berada di Padang, Sumatera Barat, untuk merayakan Idul Fitri mengimbau masyarakat Indonesia agar tetap tenang dalam menjalankan hari terakhir ibadah puasa Ramadan.
"Kita mengharapkan masyarakat tetap tenang dalam menjalankan ibadah puasa di hari terakhir Ramadan dengan khusyuk dan tidak perlu takut menghadapi teror-teror itu," ujarnya kepada wartawan.
Jokowi mengaku sudah menginstruksikan Kapolri mengusut jaringan yang bertanggung jawab atas aksi tersebut. “Saya sudah perintahkan Kapolri untuk mengejar jaringan-jaringannya dan mengungkap yang berkaitan dengan bom bunuh diri di Mapolresta Solo," katanya.
Tia Asmara di Jakarta turut berkontribusi dalam artikel ini.