Blog Bahrun Naim Sempat Muncul Kembali

Ismira Lutfia Tisnadibrata
2016.01.19
blogbahrun-1000 Blog dengan nama Bahrun Naim dengan postingan "Nasehat Untuk Penonton" yang membahas serangan bom dan penembakan di Jalan Thamrin Kamis minggu lalu. Blog ini sempat aktif beberapa jam hari Selasa 19 Januari 2016.
BeritaBenar

Setelah situs blog dengan nama Bahrun Naim diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) belum lama ini, sebuah situs blog baru bernama sama dengan konten ajaran radikalisme -- namun dengan alamat yang berbeda -- muncul kembali selama beberapa jam pada hari Selasa.

Pada sore hari yang sama, situs blog dengan alamat banhrunnaim.site itu sudah tidak dapat diakses lagi. Bahrun Naim disebut oleh polisi sebagai dalang peledakan bom dan penembakan di gerai kopi Starbucks dan pos polisi di Jalan Thamrin, Jakarta 14 Januari lalu yang mengakibatkan empat warga sipil meninggal dunia.

Posting terbarunya tertanggal 18 Januari berjudul "Nasehat Untuk Penonton" menjabarkan bahwa serangan mematikan itu memang menempatkan polisi dan warga asing sebagai target utama operasi Junud Daulah Islam (JDI) di Indonesia, sebagai balas dendam terhadap apa yang ia klaim sebagai pembunuhan terhadap sekitar 200 kaum Muslimin oleh pasukan khusus polisi anti terorisme, Detasemen Khusus (Densus) 88.

Selanjutnya penulis blog tersebut juga mengabarkan bahwa JDI telah memberikan peringatannya melalui "Syekh Abu Wardah" dan menyerukan pertobatan kepada polisi atau penguasa dan warga asing, yang dalam artikel itu diklasifikasikan sebagai taghut, serta bagi warga biasa yang mendukung penguasa atau ansharut taghut, di Indonesia.

Abu Wardah dikenal sebagai nama lain dari Santoso, yang dilaporkan polisi sebagai gembong teroris yang paling berbahaya dan masih dalam pengejaran oleh polisi di persembunyiannya di Poso, Sulawesi Tengah. Bulan November lalu, sebuah rekaman video yang dikatakan memuat gambar Santoso berisi suara seorang pria mirip Santoso melontarkan ancaman akan menghancurkan Markas Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya dan mengibarkan bendera Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Istana Merdeka Jakarta.

Alamat situs berbeda

Situs ini muncul setelah Kominfo mengumumkan pada 16 Januari lalu bahwa situs blog dengan nama sama namun beralamat beda, banrunnaim.co, telah diblokir bersama 10 situs web dan akun media sosial lain yang isinya dianggap mendukung aksi terorisme di dekat Sarinah, berdasarkan laporan masyarakat.

Khusus untuk akun dan video Bahrun Naim di situs web tersebut, Kominfo mengatakan telah menghapusnya sejak November 2015, sesuai dengan nama Muhammad Bahrunnaim Anggih Tantomo.

Juru bicara Kominfo, Ismail Cawidu mengatakan bahwa situs blog dengan alamat banhrunnaim.site itu berbeda dengan situs blog yang sudah diblokir sejak 25 November 2015.

"Namanya saja yang sama. Banyak situs yang menggunakan nama itu. Kita tidak bisa memastikan apakan itu Bahrun Naim yang disebut sebagai dalang pengeboman, namun yang kita perhatikan adalah kontennya dan kita segera blokir karena kontennya tidak benar," ujar Ismail kepada BeritaBenar.

Ismail mengatakan bahwa pihaknya telah mengirim surat pemberitahuan kepada penyedia jasa Internet di Indonesia untuk memblokir situs blog tersebut.

Ahli komputer

Bahrun, mantan napi kepemilikan senjata yang keluar dari penjara tahun 2014 dan sekarang diduga berada di Raqqa, Suriah, dikenal sebagai ahli IT dan peretas yang handal, yang dapat dengan mudah membuat akun baru.

Kapolri Jendral Badrodin Haiti sebelumnya pernah mengatakan bahwa Bahrun Naim adalah satu dari tiga orang Indonesia yang cukup berpengaruh di jajaran ISIS ( juga dikenal dengan Islamic State) di Suriah bersama Abu Jandal dan Bahrumsyah.

Neta S. Pane, anggota Indonesia Police Watch mengatakan di Jakarta hari Selasa bahwa Bahrun Naim sebelumnya adalah mahasiswa di Solo yang juga ahli komputer.

"Dia sering bikin tulisan yang dipublikasi di Internet yang isinya mengkritik cara kerja Densus 88," ujar Neta.

Terpidana seumur hidup kasus bom Bali 12 Oktober 2002 yang menewaskan sekitar 200 orang dan mencederai sekitar 200 lainnya, Ali Imron, yang juga adik dari Amrozi mengatakan bahwa peristiwa pemboman kemarin sebagai kejadian yang "memalukan".

Melalui siaran langsung yang disiarkan stasiun televisi swasta TV One dari Polda Metro Jaya, tempat dia sekarang ditahan, Ali -- yang pernah mengaku menyesali perbuatannya -- mengatakan bahwa jika pelaku serangan Thamrin adalah benar pejuang Muslim, maka yang seharusnya mereka lakukan adalah mempelopori Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin, atau membawa berkah bagi semua makhluk di dunia dan memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi umat Islam.

"Memalukan juga bila ini disebut jihad karena jihad adalah perang, yang harus ada lawan dan musuh, bukan menyerang orang sipil yang sedang duduk dalam kafe atau polisi yang bertugas di pos polisi," ujar Ali dalam acara "Indonesia Lawyers Club" Selasa.

Kaitan dengan Santoso

Tak lama setelah aksi teror di jantung Jakarta Kamis lalu, Kapolda Metro Jaya Tito Karnavian sempat menyebut bahwa Bahrun memiliki hubungan dengan kelompok pendukung ISIS lainnya di Indonesia, termasuk kelompok Santoso. Bahrun dikatakan sebagai penghubung kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso dengan ISIS di Suriah, namun Mabes Polri sejauh ini tidak mengaitkan serangan itu dengan kelompok Santoso.

Namun Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah tidak memungkiri adanya keterlibatan kelompok MIT dalam aksi teror itu, walau dia mengatakan belum menemukan bukti.

"Nama Bahrun Naim memang sudah pernah kami dengar karena pernah dipenjara terkait kepemilikan amunisi aktif. Dan dia terlibat dalam jaringan kelompok radikal juga, hanya kami belum begitu jelas soal keterlibatannya dengan kelompok Santoso. Yang pasti teror Jakarta ada kaitannya dengan kelompok Santoso," kata Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Hari Suprapto kepada Berita Benar di Palu.

Pascateror di Jakarta minggu lalu, Polda Sulteng mengintensifkan patroli personel gabungan di Poso untuk memburu kelompok tersebut, yang diduga berjumlah sekitar 30 orang. Pada 15 Januari 2016, tim gabungan Polri berhasil menewaskan satu anggota kelompok MIT. Selain itu, tim gabungan menyita 11 bom rakitan, puluhan amunisi aktif, selongsong amunisi, dan parang.

Keisyah Aprilia ikut memberikan kontribusi dalam artikel ini.


Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.