5 Tewas dan 18 Hilang Akibat Longsor di Brebes
2018.02.22
Klaten
Sedikitnya lima orang dan 18 lainnya hilang akibat tertimbun longsor yang menerjang Desa Pasir Panjang di Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Kamis, 22 Februari 2018.
Dalam peristiwa yang terjadi sekitar pukul 08:00 WIB saat sebagian besar korban sedang bekerja di sawah juga mengakibatkan 14 orang mengalami luka-luka.
Hingga Kamis sore, tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, Badan SAR Nasional (Basarnas), PMI, Taruna Siaga Bencana (Tagana), relawan dan warga berusaha mencari korban hilang sambil menyusuri kawasan longsor.
Camat Salem, Apriyanto Sudarmoko menyatakan bahwa kelima korban meninggal dunia – Karsini (56), Casto (48), Wati (80), Radam (59) dan Kiswan (45) – sedang menumpang sebuah mobil yang melintas di Pegunungan Lio ketika longsor terjadi.
“Mereka ditemukan tertimbun di sepanjang sungai sekitar lokasi longsor,” katanya kepada BeritaBenar yang dihubungi melalui telepon dari Klaten.
Sementara 14 korban yang ditemukan selamat dievakukasi ke Puskesmas Bentarsari di Salem –berjarak sekitar 37 kilometer dari Kota Brebes – untuk mendapatkan perawatan.
Beberapa korban luka langsung dievakuasi warga dengan sepeda motor atau kendaraan lain.
“Kami terus mendata, mungkin nanti berubah lagi karena masih mengumpulkan data dari warga,” tambahnya.
Apriyanto mengatakan, warga yang jadi korban sebagian besar adalah petani dan saat terjadi longsor mereka sedang menanam padi di sawah.
Meski demikian ada juga pengendara sepeda motor dan mobil yang saat itu melintas turut menjadi korban dan tertimbun material longsor.
Menurut Apriyanto, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kepala Desa Pasir Panjang untuk mewaspadai longsoran susulan dan sekitar sungai demi menghindari terjadinya banjir bandang.
Humas Basarnas Jawa Tengah, Zulhawary Agustianto menyatakan Desa Pasir Panjang pada Kamis sore kembali diterjang banjir bandang menyusul hujan lebat yang terjadi.
“Diperkirakan 10 rumah rusak ringan dan berat dan data sementara tidak menimbulkan korban jiwa, karena masyarakat telah mengungsi,” katanya.
Zona merah
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, lokasi bencana merupakan zona merah rawan longsor, tepatnya di hutan milik PT Perhutani di Gunung Lio, Brebes.
“Longsor dari perbukitan turun menuruni lereng mengikuti kontur tanah dan gravitasi sehingga menerjang sawah di bawahnya,” katanya dalam pernyataan tertulis.
Sutopo menambahkan, pada malam sebelum longsor tidak terjadi hujan, tetapi memang sebelumnya hampir setiap hari intensitas hujan di seputaran wilayah Salem cukup tinggi, sehingga mengakibatkan beban air bertambah dan berakibat longsor.
Menurutnya, cuaca mendung berpotensi hujan juga semakin menyulitkan pencarian korban, sehingga untuk sementara para petugas tim gabungan belum bisa melakukan evakuasi dan pencarian terhadap korban karena medan yang sangat sulit.
“Tim kesulitan mencari korban karena tanah masih bergerak, material longsor gembur, tebal dan cukup luas. Prinsip safety first kami jadikan pedoman dalam pencarian korban,” ujar Sutopo.
Tim gabungan melakukan penyisiran sepanjang sungai untuk mencari 18 korban hilang yang diperkirakan tertimbun atau hanyut di Sungai Cigunung.
“Pencarian dilakukan secara manual karena alat berat belum bisa digunakan. Pencarian juga akan menyesuaikan kondisi lapangan, pencarian akan dihentikan jika hujan dan jika sudah gelap,” ujar Sutopo.
Pada pukul 17:30 WIB, pencarian para korban dihentikan karena kondisi lapangan yang hujan deras dan sudah gelap sehingga tim diminta kembali ke Posko yang berada sekitar 3 kilometer dari lokasi longsor.
BPBD Brebes mengajukan penetapan status tanggap darurat bencana longsor ke bupati setempat selama 14 hari untuk memudahkan akses penanganan bencana.
Sebelumnya, BNPB telah memperingatkan warga untuk mewaspadai bencana longsor selama puncak musim hujan yang berintensitas tinggi akan berlangsung hingga Maret 2018 mendatang.
Menurut catatan BNPB, selama tahun ini telah terjadi 275 bencana yang menyebabkan 53 jiwa meninggal dan hilang, 66 orang luka, 153.183 menderita dan mengungsi, 10.254 rumah rusak.
Sedangkan jumlah bencana yang terjadi sepanjang tahun 2017 mencapai 2.175 kejadian, sehingga menewaskan 335 orang dan 969 lainnya mengalami luka-luka serta 3,22 juta terpaksa harus mengungsi.
Berbagai bencana yang melanda Indonesia pada tahun lalu adalah banjir (737 kejadian), puting beliung (651), tanah longsor (577), kebakaran hutan dan lahan (96), banjir dan tanah longsor (67), kekeringan (19), gempa bumi (18), abrasi/gelombang pasang (8), dan dua letusan gunung api.