Batal jadi tuan rumah FIFA U-20, sepak bola Indonesia semakin terpuruk

Belum lepas dari duka tragedi Kanjuruhan, sepak bola Tanah Air hadapi dua pukulan telak dalam enam bulan terakhir.
Eko Widianto dan Arie Firdaus
2023.04.04
Malang dan Jakarta
Batal jadi tuan rumah FIFA U-20, sepak bola Indonesia semakin terpuruk Bunga dan scarf bertuliskan nama tim sepak bola Arema, diletakkan di luar Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, 4 Oktober 2022, sebagai tanda duka cita atas kerusuhan yang terjadi di lokasi yang merenggut nyawa 135 orang itu.
[Willy Kurniawan/Reuters]

Dayangga Sola Gratia mungkin beruntung karena berhasil lolos dari kerusuhan maut di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menewaskan lebih dari 100 orang tahun lalu, namun bukan berarti ia lepas dari penderitaan. Hingga kini ia masih dihantui trauma dan mengalami gangguan pernapasan kronis.

Dayangga termasuk di antara ribuan suporter yang memadati Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober 2022, untuk menyaksikan pertandingan antara tuan rumah Arema FC melawan rival beratnya, Persebaya Surabaya. Pertandingan yang hanya dihadiri oleh pendukung Arema, karena suporter Persebaya dilarang hadir untuk menghindari bentrokan antara kedua musuh bebuyutan itu, berakhir dengan tragedi ketika polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan para suporter yang marah dan menyerbu lapangan setelah kekalahan tim tuan rumah.

Korban jatuh saat penonton mencoba melarikan diri, berdesakan melalui pintu keluar yang sempit untuk menghindari gas air mata. Penggunaan gas air mata di stadion adalah dilarang Federasi Sepak Bola  Dunia, FIFA. Sedikitnya 135 orang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam kerusuhan itu, yang merupakan salah satu bencana terburuk di dunia di stadion sepak bola.

“Saya berjanji tidak menonton sepak bola lagi,” kata Dayangga, 23 tahun, kepada BenarNews.

Hampir enam bulan setelah tragedi itu, sepak bola Indonesia kembali mengalami guncangan berat setelah FIFA, pekan lalu, mengumumkan pencabutan hak Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang sejatinya diselenggarakan di enam stadion di Tanah Air pada Mei dan Juni, dengan alasan “mengacu pada keadaan saat ini.”

Dua musibah tersebut – dibatalkannya kepercayaan kepada Indonesia sebagai tuan rumah FIFA U-20 dan tragedi Kanjuruhan – telah menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan Indonesia menjadi tuan rumah bagi acara olah raga tingkat internasional di masa depan.

Ini juga menyoroti manajemen olahraga di Tanah Air yang sarat diwarnai korupsi dan kekerasan.

Anggota Timnas U-20 Indonesia berlari di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, 1 April 2023. [Achmad Ibrahim/AP Photo]
Anggota Timnas U-20 Indonesia berlari di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, 1 April 2023. [Achmad Ibrahim/AP Photo]

Keputusan FIFA itu mengejutkan dan membuat kecewa para pemain Garuda Muda, sebutan untuk tim FIFA U-20 Indonesia, dan seluruh masyarakat di Tanah Air yang terobsesi dengan permainan indah sepak bola, meskipun prestasi sepak bola Indonesia tidak membanggakan.

FIFA juga menganulir keikutsertaan tim Garuda Muda menyusul pembatalan hak Indonesia sebagai tuan rumah. Dengan demikian harapan anak muda Indonesia untuk bermain dalam ajang dunia inipun pupus.

Hanya beberapa minggu sebelum tim Indonesia menjadi tuan rumah pada FIFA U-20, ajang yang bisa mengangkat derajat Indonesia setelah tragedi Stadion Kanjuruhan, Presiden FIFA Gianni Infantino memutuskan untuk membatalkan posisi Indonesia sebagai tuan rumah.

Keputusanya itu disampaikan setelah beberapa politisi Indonesia dan kelompok Muslim menyuarakan penolakan mereka atas partisipasi tim Israel dalam turnamen tersebut, dengan alasan pendudukan negara Yahudi tersebut atas tanah Palestina.

Indonesia, negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan merupakan pendukung setia negara Palestina dalam konflika Israel-Palestina.

Para pengamat sepak bola menilai kerusuhan di Stadion Kanjuruhan memperlihatkan kelemahan panitia dan aparat secara mencolok dalam mengendalikan massa dan melakukan pengamanan di stadion-stadion sepak bola.

Tim independen yang menyelidiki tragedi tersebut membuat beberapa rekomendasi untuk meningkatkan standar keselamatan dan keamanan di stadion, sebelum, selama, dan setelah pertandingan.

Ini termasuk memasang lebih banyak pintu keluar, membatasi penjualan tiket, pelatihan terhadap petuga klub sepak bola dan menyelidiki personel polisi yang menembakkan gas air mata.

Pendukung sepak bola membawa seorang pria yang terluka setelah terjadi kerusuhan saat pertandingan di Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. [Yudha Prabowo/AP Photo, File]
Pendukung sepak bola membawa seorang pria yang terluka setelah terjadi kerusuhan saat pertandingan di Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. [Yudha Prabowo/AP Photo, File]

Namun Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) belum serius menerapkan sebagian besar rekomendasi tersebut, kata Akmal Marhali, seorang anggota tim independen.

Hanya lima tersangka yang diadili atas tuduhan kelalaian dalam tragedi tersebut, tetapi hanya tiga yang dihukum. Ketiganya – seorang polisi dan dua pejabat Arema – menerima hukuman antara 12 - 18 bulan penjara.

“Seluruh proses hukum sangat mengecewakan,” kata Akmal kepada BenarNews.

Anggota tim independen lainnya, Rhenald Kasali, mengatakan lebih banyak orang harus diadili atas tragedi tersebut, termasuk petugas yang menembakkan gas air mata.

“Jelas video (menunjukkan detail kejadian) beredar secara luas. Mudah untuk mengumpulkan bukti, tetapi tidak ada tindakan lebih lanjut,” katanya kepada BenarNews.

Dia juga mengatakan hanya ada sedikit upaya untuk meningkatkan standar keamanan stadion dan pertandingan.

“Jangan hanya fokus pada pendapatan dengan mengorbankan keselamatan,” katanya.

Dua wargamengintip melalui celah di gerbang stadion, menyusul tragedi yang menewaskan 135 orang pasca pertandingan sepak bola antara Tim Arema Malang vs Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 4 Oktober 2022. [Willy Kurniawan/Reuters]
Dua wargamengintip melalui celah di gerbang stadion, menyusul tragedi yang menewaskan 135 orang pasca pertandingan sepak bola antara Tim Arema Malang vs Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 4 Oktober 2022. [Willy Kurniawan/Reuters]

Pengawasan dari PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) – operator liga – atas penerapan langkah-langkah tersebut sangat kurang kata pejabat dari dua klub Liga 1 yang tak bersedia dikutip namanya kepada BenarNews. 

Mereka menyoroti dua kejadian baru-baru ini, dimana terjadi serangan terhadap bus tim tamu Persis Solo oleh sekelompok pendukung tim tuan rumah Persita Tangerang pada Januari, dan perawatan medis yang lambat untuk pemain yang pingsan setelah bertabrakan dengan pemain lain bulan lalu.

Para pejabat berpendapat bahwa kedua insiden tersebut dapat dicegah atau ditangani dengan lebih efektif jika ada koordinasi dan pengawasan yang lebih baik.

Pada Januari lalu, PSSI menggelar kongres luar biasa dan mengganti pengurusnya. Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), terpilih sebagai ketua PSSI. Erick pernah memiliki tim Major League Soccer Amerika DC United dan klub Serie A Italia Inter Milan.

Pekan lalu, Erick mengatakan bahwa dia juga ditugaskan untuk mentransformasi sepak bola Indonesia setelah kegagalan tuan rumah Piala Dunia U-20 dan berkomitmen untuk menghindari sanksi FIFA yang dapat mengisolasi Indonesia dari sepak bola internasional.

“Presiden (Joko “Jokowi” Widodo) dengan jelas mengatakan kami tidak boleh diberi sanksi, dan kami harus menyelesaikan cetak biru untuk rencana transformasi secepat mungkin,” kata Erick kepada wartawan, menambahkan ada kurangnya kepercayaan bahwa Indonesia serius untuk memperbaiki sepak bola.

“Saya juga akan bekerja keras untuk melakukan negosiasi ulang dengan FIFA dan menghindari sanksi apa pun yang bisa terjadi. Presiden tidak ingin kita terkucil dari peta sepak bola dunia,” tambahnya.

Presiden Joko Widodo berbicara dengan tim Garuda Muda, para pemain tim nasional Indonesia yang sejatinya direncanakan untuk berlaga pada kejuaraan Piala Dunia U-20 di Gelora Bung Karno di Jakarta, setelah FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah kejuaraan tersebut. 1 April 2023. [Achmad Ibrahim/AP Photo]
Presiden Joko Widodo berbicara dengan tim Garuda Muda, para pemain tim nasional Indonesia yang sejatinya direncanakan untuk berlaga pada kejuaraan Piala Dunia U-20 di Gelora Bung Karno di Jakarta, setelah FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah kejuaraan tersebut. 1 April 2023. [Achmad Ibrahim/AP Photo]

Indonesia memiliki sejarah mendapatkan sanksi FIFA karena campur tangan pemerintah dalam urusan sepak bola.

Pada 2015, FIFA menangguhkan keanggotaan Indonesia dan melarang tim nasional dan klubnya dari kompetisi internasional setelah Kementerian Olahraga membekukan PSSI karena perselisihan yang melibatkan dua tim dengan masalah kepemilikan atau manajemen ganda. Pembekuan dicabut pada tahun 2016.

Erick juga mengatakan akan berkoordinasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Basuki Hadimuljono tentang 22 stadion yang sudah diaudit oleh pemerintah. Beberapa stadion yang sudah diaudit itu sudah dikategorikan berdasarkan kebutuhan renovasi ringan hingga berat, untuk distandardisasi sesuai dengan arahan FIFA.

“Kita harus standardisasikan, yang namanya manajemen pertandingan, manajemen lapangan pertandingan itu harus menjadi hal-hal standar kalau memang kita mau melakukan transformasi," ujar Erick.

Namun bagi banyak penggemar sepak bola seperti Dayangga, yang lolos dari maut tragedi Kanjuruhan, prospek sepak bola Tanah Air suram.

“Mereka hanya peduli dengan uang,” katanya, tidak percaya lagi dengan janji pemerintah dalam memperbaiki sepak bola Indonesia.

Nazarudin Latif berkontribusi pada laporan ini.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.