Abu Sayyaf Diduga Kembali Sandera Empat ABK Indonesia
2016.04.15
Kelompok militan Filipina yang terkait dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) hari Jumat mengancam akan memenggal para sandera berkewarganegaraan asing dalam sepuluh hari jika tuntutan tebusan mereka tidak dipenuhi. Kelompok garis keras itu juga dilaporkan media kembali menculik empat anak buah kapal (ABK) warga Indonesia di bawah todongan senjata.
Tuntutan tebusan baru untuk pembebasan dua laki-laki warga Kanada, seorang laki-laki Norwegia dan seorang perempuan Filipina yang ditawan kelompok garis keras itu sejak September 2015 dikeluarkan beberapa jam sebelum anggota Abu Sayyaf dilaporkan kembali menculik empat anggota dari 10 ABK kapal tunda Indonesia Jumat petang, 15 April waktu setempat.
Enam ABK lainnya berhasil melarikan diri dan berlayar ke Sabah, Malaysia, setelah keempat rekannya diculik di dekat wilayah perairan internasional, demikian dilaporkan The Star Malaysia mengutip pernyataan polisi di Sabah.
Ini merupakan serangan ketiga dalam satu bulan terakhir atas kapal tunda yang berlayar di perairan dekat kepulauan Tawi Tawi Filipina, di lepas pantai Sabah, menurut The Star. Abu Sayyaf masih menyandera empat pelaut Malaysia dan 10 ABK Indonesia lainnya yang ditangkap akhir bulan lalu.
Batas waktu
Para sandera yang menghadapi batas waktu tebusan itu diyakini ditawan di Pulau Jolo di Filipina Selatan, yang merupakan basis Abu Sayyaf, demikian laporan yang beredar.
Abu Sayyaf telah mengeluarkan tuntutan uang tebusan yang sama untuk para tawanan ini, tapi tuntutan hari Jumat ini adalah yang pertama dengan batas waktu.
Dalam sebuah video Youtube terbaru, para tawanan terlihat memohon kepada keluarga dan pemerintah mereka untuk membayar uang tebusan sebesar 300 juta peso ($ 6,5 Juta) untuk masing-masing tawanan, sementara para militan menempelkan parang ke leher mereka, demikian dilaporkan lembaga intelejen SITE. Sandera perempuan dari Filipina tidak berbicara. Seorang militan bertopeng mengatakan salah satu dari keempat orang tersebut akan dipenggal jika uang tebusan tidak dibayar pada batas waktu 25 April pukul 15:00 waktu setempat.
Tindakan biadab
Abu Sayyaf mengeksekusi Bernard Then (39) berkebangsaan Malaysia pada bulan November 2015. Ia diculik dari sebuah restoran di tepi pantai di negara bagian Sabah Malaysia dengan seorang perempuan dan dibawa dengan perahu ke Jolo di mana dia ditawan. Perempuan itu dilepaskan, dilaporkan setelah uang tebusan dibayar.
Dua kapal berbendera Indonesia dibajak Abu Sayyaf pada akhir bulan Maret. Kapal dilepaskan namun ke-10 ABKnya ditawan. Kelompok militan tersebut menelpon pemilik kapal dan meminta tebusan untuk pembebasan para tawanan.
Beberapa hari kemudian, sekelompok orang bersenjata menculik empat warga Malaysia dari sebuah kapal di wilayah Sabah timur, dekat Filipina selatan. Pembajakan kapal tongkang Malaysia, M.V MASFIVE 6, terjadi ketika empat awak kapal berkebangsaan Malaysia itu diculik oleh delapan orang bersenjata di perairan Pulau Ligitan, dekat Semporna di pantai timur Sabah.
Kementerian luar negeri Malaysia mengeluarkan pernyataan mengutuk penculikan tersebut sebagai "tidak berkemanusiaan dan biadab".
Pada tanggal 9 April, 18 tentara Filipina tewas dalam baku tembak dengan Abu Sayyaf di Pulau Basilan.
"Kehilangan kita pada tangal 9 April itu merupakan manifestasi kesulitan dan pentingnya memerangi pelanggaran hukum dan terorisme. Pada saat yang sama, ini juga memperkuat tekad kita untuk melanjutkan perjuangan untuk perdamaian ... kita harus mengalahkan penyebaran kelompok-kelompok ekstremis seperti Abu Sayyaf yang mengancam kehidupan dan keamanan saudara-saudara kita di Mindanao yang beragama Islam dan negara ini secara keseluruhan,” demikian kata juru runding perdamaian Miriam Coronel-Ferrer, tanggal 12 April lalu.